November 8, 2016 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 November 2016)

YESUS ALLAH YANG HIDUP
Seorang teman bertanya: bagaimana kehidupan setelah kematian? Bentuknya? Mungkin dalam hatinya, “jangan-jangan tidak ada itu kebangkitan orang mati.”

Firman Tuhan hari minggu ini dari Luk 20:27-38 menceritakan pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan setelah mati. Mereka bertanya untuk menguji Yesus: bila ada orang yang meninggal dan istrinya dikawini oleh adiknya (turun ranjang), terus adiknya juga meninggal dan digantikan oleh adiknya yang lain; demikian seterusnya sampai tujuh bersaudara mengawini satu perempuan. Terus, kelak di sorga, siapa yang diakui sebagai suaminya?

Orang Saduki tidak percaya kebangkitan. Bagi mereka, kitab-kitab Pentateukh (Kej. sampai Ul.) saja yang sah sebagai kitab suci, yang lain adalah tulisan manusia atau tafsir. Mereka juga tidak percaya keberadaan malaikat atau roh sesudah kematian, termasuk kedatangan Mesias (band. Kis 23:8). Sementara bagi orang Israel, garis keturunan dari laki-laki penting sehingga Musa memerintahkan, apabila ada seorang suami meninggal sementara janda yang ditinggalkan masih muda, maka hukum Yahudi memperbolehkan adiknya untuk menggantikan suami yang meninggal, dengan pengaharapan agar ada keturunan yang meneruskan silsilah (Ul 25:5-10). Memang ada faktor lain, yakni agar harta yang sudah menjadi milik janda itu tidak lari kepada pihak lain. Jadi semua tujuan duniawi.

Tujuan orang Saduki bertanya adalah untuk mempermalukan Yesus di depan banyak orang, apabila jawabannya tidak tepat. Tetapi jawaban Yesus jitu: Allah itu bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup (ayat 37). Alkitab jelas berkata tubuh dari debu akan kembali jadi debu dan nafas atau roh yang dari Allah tentu akan kembali kepada Allah (Kej 2:7; 3:19). Alkitab berkata, ada tubuh kemuliaan, kita seperti malaikat. Dengan begitu sebenarnya buat apa kita pusing? Roh kita sudah masuk dalam kerajaanNya yang penuh yakni damai sejahtera dan sukacita (Rm 14:17). Roh kita tertidur, sadar, atau berpesta Anak Domba, tidak masalah. Jadi tidak perlu banyak perhatian tentang hal nanti. Yang justru perlu kita perhatikan adalah yang hidup saat ini, yang belum punya damai sejahtera dan sukacita. Jangan sampai suatu saat kita ditanya Yesus: adakah kita memberi damai sejahtera? Doa kita pun selalu: “Datanglah kerajaanMu” yang berarti menghadirkan kerajaan damai sejahtera sukacita di bumi ini, dan itu pasti termasuk di Toba kampung halaman kita. Kita mampu memberi damai sejahtera sukacita itu karena Allah kita Yesus, adalah Allah yang hidup. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati. Amin.

Pdt (Em) Ramles MS – Ketum PGTS.

-Kabar dari Bukit merupakan cuplikan refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan.-

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!