Akhir Zaman
Ia terbaring tenang. Teduh. Jubah putih Sintua berpinggiran merah itu menambah wibawanya. Tapi tangisan ibu di sebelahnya terus terdengar. Kepalanya terus bergoyang memperlihatkan kebingungan. Anak-anaknya penuh air mata. Mengapa tidak? Meski bulan lalu ia di rumah sakit untuk operasi, tapi kemaren ia sudah berkantor, bahkan melayani di gereja seperti biasa. Tapi akhir “zaman” itu telah datang pada sahabat kita: St. Marsidon Simanungkalit (TI80).
Firman Tuhan minggu ini bernada eskatalogis. Mat 24:36-44 mengawali minggu adven (adventus=Latin) yang berarti kedatangan. Adven bermakna ganda: sambutan perayaan kelahiran Tuhan Yesus, tapi sekaligus minggu peringatan kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya (K4). Pada minggu adven pertama dan kedua, tema khotbah biasanya gambaran eskatalogis, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”, kata ayat minggu ini (42). Di minggu adven ketiga dan keempat, tema lebih sukacita.
Saya berkhotbah bagi keluarga berduka tentang Yesus yang menyambut anak-anakNya kembali dari misi manusia di dunia. Ya kita semua diciptakan dan diutus untuk suatu tujuan. Sebuah proyek: ada awal, dan ada akhir. Ada pertanggungjawaban. Saya mengacu pada Kis. 7:56 tentang Yesus berdiri menyambut Stefanus, saat ia hendak menghembuskan nafas terakhirnya. Stefanus rela berkorban dan mau menderita bagi Dia; imannya teguh dan berbuah. Maka layaklah Yesus menyambutnya seperti itu. Saya lantas membayangkan Marsidon juga melihat yang sama seperti Stefanus. Mungkin kaget, tapi bahagia. Karena itu firmanNya menegaskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan” (Why 14:13).
Jadi kedatangan Tuhan bermakna ganda: saat Dia menyambut kita sendirian, “akhir zaman” bagi kita pribadi. Itulah pengertian pendeknya. Tetapi ada akhir zaman bagi semua orang, yakni saat Anak Manusia Yesus Kristus menyatakan kemuliaanNya, tidak terkecuali.
Why 14:13 tadi juga mengatakan, “karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Itulah ukurannya; apakah Yesus layak menyambut kita berdiri saat kita berjumpa sesuai perbuatan kita?
Kita tidak tahu waktunya. “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (ayat 44). Maka, kita pun harus tetap teguh dalam iman, berbuah dan berkorban dalam tindakan, agar layak menerima segala janjiNya. Ladang telah disiapkan: di tetangga, di kantor, di gereja, komunitas, pun di Toba. Benih dan pupuk yakni firman dan Roh telah sedia, mari kita berjalan bersamaNya, seperti sahabat yang telah mendahului kita. Selamat memasuki minggu adven dan beribadah baginya. Tuhan memberkati. Amin.
Pdt (Em) Ramles MS – Ketua Umum PGTS –Kabar dari Bukit adalah refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.