YESUS ADALAH TUHAN
Diskusi di salah satu angkatan grup PGTS itu sebenarnya seru. Topiknya: apakah Yesus yang disebutkan dalam Alkitab sama dengan Isa putra Maryam yang dituliskan dalam Alquran? Diskusi cukup panjang dan tidak selesai dalam satu hari, sehingga ada anggota yang berkomentar: “apa tidak bosan?” “Ganti topik ajalah”, kata yang lain.
Firman Tuhan hari Minggu ini, yang dalam kalender gereja adalah peringatan Yesus dibaptis, diambil dari *Kis 10:34-43*. Nas ini berbicara tentang Yesus Kristus yang adalah Tuhan semua orang. Memang, hanya beberapa yang “irrasional” dalam kekristenan, salah satunya adalah Yesus disebut sebagai Tuhan dan Anak Allah. Lantas, pidato “ngeledek” pun muncul, bertanya: kalau Allah punya anak, bidannya siapa? Yah, meski aneh, gakpapa kita anggap saja seperti Kornelis dalam nas itu, sehingga Petrus bangkit berkhotbah menjelaskan ke-Tuhan-an Yesus
.
Dalam kekristenan kita tidak diajarkan menghakimi mereka yang menghujat atau mempercayai sesuatu yang berbeda. Posisi kita jelas. Kita tidak percaya pada berhala dalam segala bentuk: sinkretisme – tradisional dan modern dalam bentuk pikiran atau kebendaan, atau berbungkus “agama” menyebut sebagai wahyu dan kitab suci lainnya. Bagi kita, Alkitab PL dan PB adalah kebenaran yang utuh sempurna dan itu telah terbukti selama ribuan tahun.
Agama Kristen adalah agama yang berdasarkan sejarah yang jelas. Injil dan Kitab Suci bukan dongeng atau mistik, dan bukan pula dimaksudkan sebagai kitab Yesus Sejarah dalam arti demithologisasi yang menghilangkan hal-hal yang tidak rasional seperti mukjizat. Injil berisikan fakta-fakta tentang perjalanan hidup Yesus, kuasaNya, kematian, dan kebangkitannya.
Tetapi, sebagaimana Rasul Petrus, khotbahnya menjadi efektip karena bercerita perbuatan kasih Yesus, tindakan damai sejahtera-Nya: Yesus menyembuhkan penyakit, mengusir si jahat, dan membangkitkan orang dari kematian. Yesus adalah penggenapan janji. Petrus menyadari kuasa Yesus adalah kuasa Allah yang demikian besar. Kuasa itu tidak akan mengalahkan segala halangan, ancaman, penderitaan dan bahkan kematian sekalipun. Kesaksian dan khotbah Petrus inilah menguatkan para pendengarnya. Oleh karena itu dikatakan, iman timbul dari pendengaran *(Rm 10:14, 17)* atau dari penglihatan *(Yoh 20:27-29; band. 1Pet 1:8)*.
Kita bersyukur memiliki Yesus sebagai Tuhan, sebagai Hakim yang membela kita kelak. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia…… *(Rm 10:14-15)*. Seperti Petrus, kita dipilih menjadikan Yesus adalah Tuhan bagi semua orang, yakni menceritakan kasihNya dan damai sejahteraNya. Tapi, itu akan efektip, jika kita mewujudkan kasih yang nyata kepada sesama. Sebuah penggenapan. Maka, layanilah. Mulailah dengan sekeliling kita. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan Memberkati. Amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi –Ketua Umum PGTS–
Kabar dari Bukit adalah refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.