Hikmat Manusia
Ada pandangan, orang Yahudi itu mirip orang Batak. Contoh: tradisi, silsilah, pandangan kosmis, dan lainnya. Bedanya, orang Batak tidak pernah merasa bangsa pilihan Allah. Ada juga kesamaan Batak dengan bangsa Yunani: umumnya cerdas, senang berpikir dan berdiskusi. Mungkin bedanya, (sebagian) orang Batak sedikit ngotot jogal rukkung (hehehe).
Firman Tuhan hari Minggu ini dari *1Kor 1: 19-31* berbicara tentang HIKMAT ALLAH dan HIKMAT MANUSIA. Hikmat manusia dalam nas ini disebutkan: 1) Orang Yunani terus berpikir Yesus tersalib tidak mungkin menebus semua dosa orang. Mereka mengandalkan pikiran. Kesombongan intelektual; 2) Orang Yahudi juga sombong, berfikir mereka adalah umat pilihan Allah, terus meminta tanda-tanda ajaib Yesus (band. Mat 12:38; Yoh 4:48). Pandangannya yang mati di kayu salib adalah orang terkutuk (Ul 21:23).
Ini beda dengan hikmat Allah. Ia berikan AnakNya dan mati tersalib. Lewat itu Allah menawarkan kehidupan abadi yang dunia tidak bisa menawarkannya. Seberapa banyak kekayaanmu, kuasamu, perbuatanmu, semua tidak jaminan untuk masuk sorga. Satu-satunya jalan hanya dengan percaya dan mengikut Yesus dan itu hikmat terbesar yang pernah diberikan dan manusia miliki (Kol 2:1-3, Rm 1:16). Jadi hikmat Allah adalah status dan keadaan, yakni rencana Allah untuk keselamatan kekal kita.
Jangan terlalu berdebat dengan akal manusia. Luther dan Calvin berdebat panjang tentang makna roti dan anggur dalam perjamuan kudus. Sebuah sinode pernah berdebat membosankan tentang warna kain mimbar di hari Jumat Agung. Hasilnya, tetap berbeda.
Nas minggu ini mengingatkan justru orang yang bodoh dipakai Tuhan untuk mengetahui hikmat Allah. Persis sama dengan percakapan anak kecil dan seorang atheis di pesawat. Mati kutu, sebab yang atheis tidak tahu mengapa bentuk kotoran kuda, sapi dan rusa berbeda, padahal sama-sama makan rumput. Itulah hikmat Allah yang menjadi kontemplasi bagi kita.
Yang takut dan rendah hati dipilih dari ketidakberdayaan untuk menjadi alasan bagi dunia bahwa apa yang berharga di dunia ini adalah berbeda dengan di mata Allah. Kesatuan kita dengan-Nya, dan identifikasi kita di dalam Kristus berbuah dalam hikmat dan pengetahuan akan Allah di dalam diri kita (Kol 2:3; Rm 4:1-dab). Semua yang lama menjadi tidak berarti, dan dilepaskan karena yang mulia telah diberikan kepada kita (Flp 3:8-9).
Akankah kita bermegah dan sombong? Lihatlah pengorbanan yang sudah Yesus lakukan bagi kita di kayu salib, itulah hikmat Allah. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (Ams 9:10). Tetaplah takut. Berhikmat, dan terus berbuah memberitakanNya. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati. Amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi –Ketua Umum PGTS.
Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.