Kawan Sekerja Allah
“Saudara-saudara … adalah manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.” Itulah kalimat “pedas” yang dituliskan oleh Rasul Paulus bagi jemaat Korintus. Pasti yang menerimanya sedikit geram dan panas hati. Alkitab berkata, “Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil” (Ibr 5:13).
Firman Tuhan hari Minggu ini dari 1Kor 3:1-9 berbicara tentang fokus pada pertumbuhan. Setiap jemaat atau per-kumpulan (seperti PGTS) wajib memiliki tiga dimensi pertumbuhan: kuantitas, kualitas, dan kelembagaan. Jumlah anggota yang membesar; kerokhanian semakin dalam dan berbuah; serta kelembagaan semakin solid dan agresif. Itulah kehendak Tuhan bagi setiap jemaat atau kumpulan yang menyebut dirinya sebagai organ(isasi) Kristen.
Nyatanya jemaat Korintus tidak seperti itu. Mereka berselisih, senang berdebat, egois, bersikap asyik sendiri, yang menurut Paulus menunjukkan manusia belum rohani. Rasul Paulus marah. Tuhan kecewa. Maka kita pun sebagai anggota jemaat atau per-kumpulan yang (berdasar) Kristen, perlu merefleksi diri. Ayat itu untuk kita juga. Jangan-jangan Tuhan kecewa terhadap kita? Apakah kita bertumbuh dalam tiga dimensi tersebut? Mungkin kita hanya asyik sendiri. EGP. Kita hanya menikmati suasana, mengamati posting, kadang semangat berdiskusi yang tidak relevan, tidak mencerahkan, tidak memberi, tetapi minus partisipasi dalam pertumbuhan. Maka jadilah kita seperti jemaat Korintus (band.: 1Kor 1:18-25; 3:21; 4:7).
Alkitab memakai beberapa istilah terkait pertumbuhan: menanam dan mengelola kebun Tuhan (1 Kor. 3: 5-9); membangun bangunan Tuhan (1 Kor. 3: 10-13); memanen ladang Tuhan (Mat. 9: 37-38); dan mengembangkan tubuh Kristus (Rm. 12: 4-8; Ef. 4: 16). Semua ini tentu bertujuan memperluas kasih dan kerajaan Tuhan.
Maka selayaknya sebagai bagian dari jemaat atau setiap per-kumpulan, kita semua dituntut ikut berperan dalam pertumbuhan tadi. Sebab itulah misinya. Tidak hampa, melayang. Jika kita tidak dapat sebagai penanam, mungkin kita sebagai penyiram (ayat 6). Atau pemupuk. Jika kita tidak ahli bertukang, mungkin sebagai kenek. Pasti ada ruang dan waktu. Pasti bisa, sepanjang berniat dan mau, serta sadar akan rencana Tuhan tentang keberadaan kita di setiap tempat. Kita pun berbuah (band. Kol 1:4; Ef 1:15).
Tidak hanya itu. Ketika ikut terlibat, berpartisipasi, kita pun menjadi kawan sekerja Allah (ayat 8). Alangkah indahnya. Bangga, bersyukur. Dan, kita masing-masing kelak menerima upah sesuai dengan pekerjaannya sendiri (ayat 9). Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati. Amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS. _Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.