ROH MEMBEBASKAN
Liriknya: …”kan kusampaikan kabar baik pada orang-orang miskin, pembebasan bagi orang yang ditawan; yang buta dapat penglihatan, yang tertindas dibebaskan; sungguh tahun rahmat sudah tiba. K’rajaan Allah penuh kurnia; itu berita bagi isi dunia.” Itulah bagian KJ 432 Jika Padamu Ditanyakan sebagai lagu pembuka acara Sarasehan Gaja Toba kemarin.
Firman Tuhan hari Minggu ini dari Rm 8:6-11 berjudul Hidup oleh Roh. Nas ini menjelaskan keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Hidup dalam Roh berarti Allah diam di dalam kita dan menjadi milik Kristus. Roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Paparan enam pembicara awal Sarasehan berisi keindahan Danau Toba tapi juga kemiskinan. Gambarannya sama seperti Labuan Bajo di NTT atau Raja Ampat di Papua. Ada optimisme, sekaligus tantangan yang tidak mudah. Kemiskinan adalah wajah rusak manusia yang seharusnya menjadi gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26).
Mengherankan bahwa Bali yang sudah prima puluhan tahun dalam industri pariwisata, bahkan disebut sebagai destinasi terbaik dunia dengan 11 juta wisatawan dalam dan luar negeri, ternyata menyimpan 5 % penduduk miskin. Demikianlah halnya dengan Kawasan Danau Toba. Menurut data statistik (2015), kemiskinan di Kabupaten Samosir menempati angka tertinggi sebesar 13,20% dari jumlah penduduknya. Kemudian disusul oleh Kabupaten Simalungun 10,20%, Tapanuli Utara 11,06%, Humbahas 9.44%, Toba Samosir 9,23 %, Karo 9,20 % dan terkecil adalah Kabupaten Dairi 8.40%.
Artinya, kita tidak boleh berpegang pada pariwisata. Memanusiakan manusia terbebas dari gambar dan rupa yang rusak, kuncinya bukan di sektoral. Jangan terlena pada pariwisata. Hakekat sesungguhnya ada dalam Kasih yang membebaskan. Yesus datang untuk membebaskan, seperti lagu di atas yang mengutip Luk 4:19 dan Yes 62:1-2.
Langkah optimisme dibangun dari kasih dan kebersamaan. Sesuatu di awal yang baik itu pertanda. Jangan hampa, malas dan lelah membagi kasih. Sisihkan keinginan daging demi Roh pembebasan. Berbagilah. Maka, inspirasi lagu penutup pada acara itu sangat indah: “Serikat persaudaraan, berdirilah teguh! Sempurnakan persatuan di dalam Tuhanmu. Bersama-sama majulah, dikuatkan iman, berdamai, bersejahtera, dengan pengasihan…. Dan masing-masing kamu pun dib’ri anugerah,
supaya kamu bertekun dan rajin bekerja” (KJ 249). Harapan pun tergelembung.
“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (ayat 11). Itulah janji kasihNya yang harus kita bagikan. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS. Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.