April 11, 2017 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 9 April 2017)

BERUPA HAMBA

Mengapa Allah berinkarnasi menjadi manusia? Salah satu jawaban sederhananya: karena yang diselamatkan adalah manusia. Jika yang diselamatkan adalah gajah, Allah mungkin menjadikan penyelamatnya gajah juga…. Sementara, menurut Alkitab, inkarnasi adalah tindakan pra-keberadaan Anak Allah dengan kerelaan hati menjadi manusia, tubuh dan perilaku manusia yang dinamai Yesus (Yoh 1:1-14; Rm 1:2-5; 2Kor 8:9; 1 Tim 3:16; Ibr 2:14; 1Yoh 1:1-3).

Firman Tuhan hari Minggu Sengsara ini dari Flp 2:5-11 berjudul: Nasehat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus. Nas ini mengingatkan orang percaya di Filipi agar mereka berbeda dengan orang lain yang belum percaya. Titik berangkatnya disampaikan pada ayat 1-4, yakni perlunya jemaat sehati sepikir dan mengutamakan kepentingan orang lain, menyampingkan segala hak dan keistimewaan yang merasa dimiliki.

Dengan mengaku pengikut Yesus, maka kita juga diminta berusaha hidup seperti Dia dan menyerahkan diri dalam pelayanan bagi-Nya. Betul, misalnya, kita berhak atas penghasilan karena kita sudah bekerja keras untuk itu. Akan tetapi, kita juga perlu memahami adanya tanggungjawab terhadap mereka yang berkekurangan, tanggungjawab untuk mengabarkan Yesus, dan tanggungjawab untuk memuji dan memuliakan Dia dengan harta kita (Ams 3:9). Betul, kitalah pemilik waktu, tapi adakah waktu kita berikan untuk melayani? Inilah yang dimaksud pada ayat 5, yakni berperasaan dan berpikiran seperti Kristus.

Allah menjadi manusia, itu bukan penyangkalan atau mengurangi Keilahian-Nya. Penjelmaan lebih dimaksudkan kepada sisi kemanusiaannya yang ditampilkan. Di dalam kemanusiaan-Nya yang sejati itu, Yesus memperlihatkan kepada kita segala sesuatu tentang sifat-sifat Allah yang dapat dipahami dengan ekspresi dan ungkapan manusia. Pengosongan diri Yesus, tidak sekadar secara sukarela melepas hak istimewa ilahi-Nya, tetapi juga kesediaan menderita, menerima perlakuan buruk, kebencian, siksaan, bahkan kematian terkutuk di kayu salib.

Tujuannya, agar kita memiliki sikap dan sifat berupa hamba, seorang pelayan, yang menggelorakan semangat melayani dan bukan dilayani, penuh kasih kepada sesama yang secara otomatis berarti melayani Allah. Semua orang percaya diminta memiliki prinsip hidup yang nyata dengan penuh tanggungjawab, sebagai bagian dari umat Tuhan untuk memberdayakan setiap orang, melepaskan penderitaan sesama, dan memakai setiap kesempatan untuk meninggikan nama-Nya, yang pasti akan menyenangkan hati Bapa. Dengan begitu, akan semakin banyak di bumi ini yang diselamatkan, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, Amin.

Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS. Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!