BERAGAM KARUNIA, SATU ROH
Menurut Alkitab, ada 18 karunia dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian: melalui perkataan atau berbicara (7 karunia); melayani dan memberi (6 karunia); dan melakukan mukjizat (5 karunia). Saya cari-cari, tidak ada “senang berpollung berwhatsapp…” hehe.
Hari ini kita merayakan pencurahan Roh Kudus yang dikenal juga sebagai hari lahirnya gereja atau hari Pentakosta. Firman Tuhan hari Minggu ini diambil dari 1Kor 12:3b-13, yang berbicara tentang rupa-rupa karunia rohani, tetapi dari satu Roh. Setiap orang memiliki karunia berbeda, beberapa orang memiliki lebih dari satu, bahkan seseorang bisa memiliki karunia rohani yang “lebih baik”. Akan tetapi yang jelas, karunia yang satu tidak lebih hebat dari yang lain. Hal ini disebabkan semua karunia bersumber dari Allah Bapa melalui Yesus dan dipimpin oleh Roh Kudus. Penerima karunia hanya memakai. Tujuannya, untuk membangun tubuh Kristus yakni gereja dan orang percaya.
Penting kita ketahui, Allah terlibat di dalam memberi, menggunakan, dan memberdayakan karunia rohani. Allah memberi tempat dan waktu yang tepat bagi setiap orang percaya di dalam tubuh Kristus. Utamanya, “… semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya (ayat 11). Oleh karena itu karunia rohani dalam diri kita harus terus kita kenali, gali, berdayakan, optimalkan, dan tidak mengenal pensiun.
Maka, setiap orang harus saling mendukung dan bersinergi. Bernubuat, misalnya, kesannya hebat. Namun Yohanes Calvin mengatakan, bernubuat berarti menyampaikan firman dan pesan Allah kepada kumpulan orang percaya yang dilaksanakan sepanjang sejarah gereja. Nubuatan disampaikan ditengah-tengah jemaat adalah untuk meneguhkan. Alkitab menegaskan, siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur (1Kor 14:3; band. Rm 12:6; Yoel 2:28). Semua harus praktis nyata, membumi.
Bagian terakhir nas ini menjelaskan tentang mukjizat. Kisah Tuhan Yesus membuktikan bahwa mukjizat itu nyata. Penyertaan khusus kuasa ilahi dalam proses alam itu bukanlah hal “aneh”, sepanjang seseorang itu bersedia dan Allah berkenan memberi untuk maksud dan tujuan-Nya. Tetapi jangan juga kita menafsirkan ayat yang mengatakan, pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar (Yoh 14:12) yang diharapkan dari kita harus berupa mukjizat yang lebih dahsyat. Pekerjaan besar kita terjemahkan sebagai ketaatan kita mengabarkan Yesus Kristus ke seluruh dunia yang semula hanya di bumi Israel saja.
Rasul Paulus menyebut perumpamaan tubuh manusia dengan anggota-anggota yang banyak menjadi satu, demikian pula pelayanan karunia rohani sebagai alat pemersatu dan penguatan gereja-Nya (Rm 12:5; band. Gal 3:28; Kol 3:11). Tujuan semua itu adalah memuliakan Yesus sebagai Tuhan atas gereja, dengan Roh sebagai pemberi karunia yang berdaulat dan kita hanyalah alat dan hamba-Nya. Hal yang penting justru ketika karunia itu diberikan, maka kita harus memakainya dengan baik dan bertumbuh, berbuah lebat. Kita berprinsip menjadi satu tubuh dan semua diberi minum dari satu Roh sehingga nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan. Kini, pertanyaannya: sudahkah kupakai dan kuberikan yang terbaik? Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, Amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS. Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.