Menjadi Sempurna
Firman Tuhan hari Minggu ini dari 2Kor 13:11-13 merupakan akhir dari surat Paulus kepada jemaat Korintus yg berisi perintah, salam dan berkat. Ada lima perintahnya: (1) bersukacitalah; (2) usahakan dirimu sempurna; (3) terimalah nasihat; (4) sehati sepikirlah; (5) hiduplah dalam damai sejahtera.
Kadang kala dalam pergumulan dan persoalan hidup sehari-hari membuat kita sedih dan takut. Tetapi firman Tuhan mengatakan tetaplah bersukacita. Kita harus bersyukur karena melalui pergumulan masuk ke dalam pengharapan, kesabaran dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa (Rm 12:12). Bersukacita dalam pengharapan berarti mengimani Allah pasti menolong melewati pergumulan itu dengan kemenangan.
Perintah kedua agar jemaat mengusahakan diri menjadi sempurna ( katartizo), dalam arti memulihkan kepada keadaan semula. Untuk dapat melihatnya, tiap orang perlu menguji diri sendiri, menyelidiki, apakah tetap teguh di dalam iman, tetap sebagai Kristen sejati. Sebagaimana kita melakukan pemeriksaan umum tubuh fisik general check up di rumah sakit/klinik, Rasul Paulus meminta untuk memeriksa kerohanian kita, mencari pertumbuhan kehadiran kuasa-Nya yang membuktikan kita bukan Kristen abal-abal.
Pergumulan dan permasalahan jangan membuat kita kalah atau ciut. Rasul Paulus melihat pengalaman hidupnya: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (2Kor 12:9). Ayat sebelum nas minggu ini juga mengatakan, “Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna” (2Kor 13:9).
Perintah ketiga agar jemaat mau menerima nasihat ( parakaleo), khususnya yang bersumber dari firmanNya. Olahragawan sang juara juga perlu nasihat dari pelatih. Perintah keempat, agar jemaat tetap sehati sepikir dalam menghadapi permasalahan yang ada (band. Rm. 12:16; 15:5; Flp. 2:2; 4:2). Dalam hal ini, diingatkan untuk menghadapi permasalahan, tindakan dan perilaku mereka harus sesuai dengan pesan Injil. Ini penting, sebab jika standar Injil dan kualitas jemaat yang diminta tidak sesuai, maka permasalahan tersebut akan muncul kembali. Itu bagaikan api dalam sekam. Gereja dan persekutuan Kristiani tidak boleh dibentuk dan hadir dari proses kegagalan, kelalaian, penolakan, atau kepahitan. Semua harus bermula dari sehati sepikir dan buah kerja keras dalam kebersamaan memecahkan masalah.
Perintah kelima adalah agar mereka hidup dalam damai sejahtera (Yun: eireneuo yang lebih berarti memelihara damai sejahtera, band. Mrk. 9:50; Rm. 12:18; 1Tes. 5:13). Pertentangan dan penonjolan ego membuahkan permusuhan. Damai sejahtera pun lenyap. Hidup dalam damai sejahtera hanya ada di dalam Yesus (Yoh 16:33a). Mereka yg sudah menerimaNya sebagai Raja maka ia sebenarnya telah masuk dalam kerajaan sorga itu.
Melalui nas minggu ini kita diajar tentang pentingnya kesatuan hati di setiap kumpulan dan persekutuan. Dalam kehidupan persekutuan dan berjemaat, mungkin kita mengalami berbagai persoalan dan permasalahan, akan tetapi nas minggu ini mengingatkan kita harus bersukacita dalam menghadapi hal itu. Itu jalan membuat kita supaya (lebih) sempurna. Allah bekerja dalam setiap persoalan (Rm 8:28; Flp 4.13). Tetaplah sehati sepikir, satu visi dan misi dan berbagai program sesuai karunia rohani kita semua. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, Amin. Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS, dan salam dari Berlin, Jerman