June 19, 2017 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 Juni 2017)

Iman dan Tuhan yang Satu

Berita dari Uni Emirate Arab itu menggembirakan: sebuah masjid diberi nama Mary Mother of Jesus. Perintah Putra Mahkota. Mereka juga punya Menteri Toleransi Beragama. Puji Tuhan. Tapi….

Firman Tuhan hari Minggu ini dari Rm 3:22b-31 berbicara tentang “Manusia dibenarkan karena iman.” Melalui nas ini, Rasul Paulus menyampaikan berita penyelamatan yang menggembirakan, dengan tiga kata kunci: dibenarkan, penebusan dan pendamaian. Ia mengambil istilah dari proses pengadilan yang lumrah saat itu, yakni “dibenarkan”; dan dari pasar perbudakan yakni “penebusan”. Seseorang yang dibenarkan hakim berarti dinyatakan “Tidak Bersalah”, semua tuduhan otomatis dihapus. Budak yang ditebus menjadi milik penebus. Ini diperoleh dengan beriman Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Lho, enak…. Kok bisa? Ya, sebab Allah Bapa telah berinisiatif menempatkan Yesus Kristus sebagai korban pendamaian. Bapa menyediakan jalan pengampunan melalui iman kepada Tuhan Yesus. Dahsyat Man…

Tetapi itu bukan berarti kita boleh berpikir bahwa tidak perlu lagi takut berbuat dosa. Cara pandang itu keliru, seperti kesalahan memiliki cara pandang: (1) Allah Mahakasih dan Ia tidak akan menghukum siapa pun; (2) Tugas Allah untuk mengampuni dosa; (3) Dosa bukanlah hal yang serius-serius amat, sebab dosa juga mengajarkan sesuatu yang berharga; dan terakhir (4) berpikir bahwa kita boleh hidup sesuai dengan standar dan budaya lingkungan kita saat ini; sikap kompromistis adalah sesuatu yang wajar. Allah jelas berhak murka terhadap setiap orang berdosa, sebab telah murtad dan memberontak pada-Nya.

Rasul Paulus menyatakan bahwa perbuatan dan usaha ketaatan pada hukum adalah sesuatu yang tidak memberikan jaminan. Perbuatan (baik) tidak akan membuat kita benar di hadapan Allah (Rm 3:27; 8:2; Yak 1:25; 2:8, 9; 2:12). Dalam hal itulah diperlukan iman. Nah, mengapa dengan iman? Mengapa tidak perlu dengan perbuatan yang bersusah payah? Jawabannya: Pertama, iman menghilangkan kesombongan akan usaha manusia. Perbuatan melahirkan kesombongan, sementara iman bukanlah hasil perbuatan kita. Kedua, iman mengangkat yang Allah telah lakukan, bukan yang telah manusia lakukan. Ketiga, iman mengakui bahwa kita tidak dapat mencapai hukum dan ukuran standar Allah sendirian, perlu pertolongan dari-Nya. Keempat, iman didasarkan atas hubungan kita dengan Allah, bukan atas prestasi kita bagi Allah. Kelima, perbuatan berpusat pada diri sendiri, sedangkan iman berpusat pada Allah.

Keselamatan berdasarkan iman kekristenan jelas unik. Kita percaya kepada Allah akan kemahakuasaanNya dan kita juga percaya akan kasihNya yang telah dilakukan melalui Kristus Yesus. Artinya, kita diselamatkan karena percaya pada apa yang telah Allah perbuat bagi kita (Ef 2:8-10). Itulah hakekat iman yang menyelamatkan.

Lantas, apakah yang diselamatkan Allah orang Kristen saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain? Ia adalah Allah semua!!! Sebagaimana dituliskan nas minggu ini di ayat 29-30: Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman (band. Rm 2:14-15).

Tetapi yang utama, jangan lupa, iman itu tidak sendirian. Iman seperti dua sisi mata koin: iman tanpa disertai perbuatan hakekatnya mati (Yak 2:17). Perbuatan yang merupakan buah iman, bukan dari prestasi atau kehebatan kita. Jadi, jangan bermegah atau omdo. Kita Gaja Toba, mari memberi hati untuk PGTS demi Toba yang lebih maju. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, amin.

Pdt (Em) Ramles M. Silalahi, Ketua Umum PGTS.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!