Dipilih Allah
Ketika kita mengaku bahwa iman adalah anugerah dan bukan buah dari pikiran, maka sebenarnya otomatis kita mengaku sebagai yang dipilih Allah. Ketika kemudian firmanNya semakin kita dengarkan, renungkan dan wujudkan, maka iman kita semakin bertumbuh dan berbuah dalam pelayanan kasih.
Firman Tuhan hari Minggu ini, 1Tes 1:1-10 berbicara tentang buah pemberitaan Injil. Asas Iman, pengharapan dan kasih (1Kor 13:13) yang sering kita dengar dan identik dengan hikmat kebajikan Kristiani, dalam nas ini diperluas menjadi lebih hidup dengan kerja tanggungjawab. Kini ketiganya bukan semata-mata kata-kata, tetapi sebuah upaya nyata: pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan. Artinya, iman tidak benda mati, tetapi sebuah kerja yang harus diaplikasikan, meskipun dalam keadaan sulit, sebagaimana yang jemaat Tesalonika hadapi (2Tes 1:11; Yak 2:14)
Kasih juga sebuah usaha langkah konkrit, sebuah karya, dan bukan sekedar pemanis bibir. Kasih dalam arti memberi (materil dan non materil) tentu akan semakin menyenangkan hati Tuhan, ketika besar pengorbanan di dalamnya. Semakin kita banyak memberi dan berkorban untuk mengasihi, itu bukti kasih lebih besar.
Pengharapan jemaat adalah ketekunan berserah kepada Tuhan Yesus Kristus (band. Rm 5:2-5). Tidak perlu berdebat tentang wujud kedatangan Kristus kedua kali (K4). Yang utama, semua orang percaya wajib memberi respon terhadap Injil dan keselamatan yang diterimanya, sebagaimana jemaat Tesalonika perlihatkan: kembali kepada Allah dan melayaniNya. Sungguh jemaat yang layak diteladani.
Rasul Paulus mengatakan jemaat Tesalonika adalah pilihan Allah (ayat 4). Pilihan Allah berarti dikasihi Allah (Ef. 1:4). Pilihan Allah sekaligus memberi tantangan untuk menjalani kehidupan ini semakin berharga bagi diri kita sendiri dan bagi-Nya. Memang sulit memahami bagaimana kedua kebenaran ini berjalan bersamaan, yakni hubungan kedaulatan Allah dalam memilih, dengan tanggungjawab untuk mengikut Dia. Tetapi kita dapat melihat hubungan kausal: Menjadi umat terpilih datang dari hati Allah (dan bukan dari pikiran kita), anugerah yang disyukuri untuk menjalankan misi-Nya; di sisi lain,tanggungjawab rohani dan kemanusiaan kita, untuk terus aktif bersaksi Yesus sebagai Tuhan, fokus dalam kehidupan bertujuan menyenangkan hati-Nya.
Inilah yang diminta dari kita orang percaya, buah Injil yakni menjadi teladan bagi semua orang, sebagai bukti kita dipilih Allah, sehingga melalui kehidupan kita, nama Tuhan Yesus ditinggikan. Selamat beribadah hari Minggu, Tuhan memberkati, Amin.
Pdt. Em. Ramles M. Silalahi, Ketua Umum PGTS – Gaja Toba, Alumni Kristen Batak peduli Toba