November 8, 2017 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 5 Nopember 2017)

Bekerja dan Melayani

Alangkah sedihnya hidup ini jika kita hanya berpikir untuk diri sendiri. Perut yang sejengkal dan beberapa lembar baju jangan membuat kita melupakan Amanat AgungNya.

Firman Tuhan hari Minggu ini 1Tes 2:9-13 berbicara tentang hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Rasul Paulus menyatakan hidup ini harus diisi dengan bekerja keras (ayat 9b). Tidak ada alasan untuk menuntut hak eksklusif dilayani apalagi menjadi beban orang lain. Ia membuktikannya dengan membuat tenda (Kis 18:3), tidak seperti guru-guru filsafat saat itu yang berharap bayaran dari para pendengarnya (band. Gal 6:6; 1Kor 9:13-14; 2Kor 11:9).

Melayani secara teologis berarti memberitakan keselamatan dan kabar baik dari Yesus. Kita tidak perlu membatasi gambaran menginjili itu harus berkhotbah atau bersaksi dengan ayat-ayat. Perbuatan kasih dalam nama Tuhan Yesus hakekatnya adalah penyiaran Injil. Kita juga tidak terlalu perlu menuntut bahwa pekabaran harus disertai kuasa-kuasa mujizat hebat (Mat 10:1–4; Mrk 16:20; Luk 9:1–6). Sebuah karya nyata bisa menjadi mujizat (kecil) dalam kehidupan orang lain.

Rasul Paulus memberi gambaran pelayanan itu seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya dengan kelemahlembutan. Ia juga mengibaratkan peran gembala seperti bapak yang mengasihi dan peduli terhadap anak-anaknya dengan memberikan nasihat dan latihan serta kedisiplinan (1Kor 4:14, 20). Gambaran ini memang pengaruh dari budaya patrialkal Yahudi, yakni ayah bertugas menasihati dan ibu bertugas untuk merawat.

Bagian ketiga nas ini meminta kita yang dipanggil agar hidup sesuai dengan kehendak Allah (ayat 10, 12). Hal biasa bagi jemaat Tesalonika saat itu melihat pemujaan dewa Aphrodit (dewa lambang kesenangan dan hawa nafsu). Latar belakang masalah moralitas dan sex ini disampaikan, agar orang Tesalonika khususnya mereka yang bukan Yahudi yang masih ikut terlibat ritual dewa tersebut menjadi bertobat (band. 4:5). Menjaga hidup agar tetap tidak bercacat itu sangat penting. Toleransi terhadap dosa harus nol.

Firman Allah yang disampaikan (dengar, baca dan rasakan) bukanlah karya manusia berupa informasi atau teks pidato, melainkan wahyu sumber kebenaran Ilahi yang pasti dan teruji (1Kor 11:23; 15:1, 3). Firman ini telah mengubah hati dan kehidupan sebagian besar manusia di bumi ini dan terus bertambah setiap hari. Selama 2000 tahun sejak Yesus mengucapkannya, semua terbukti tak tergoyahkan. Firman bekerja dalam hati manusia dengan dua cara dua: Pertama, melalui kesadaran sendiri ketika firman itu didengar atau dibaca, kemudian direnungkan dan menghasilkan respon sambutan (Rm 10:10, 17; 1Te 1:6). Sambutan dapat atas kemauan manusia itu sendiri, tetapi juga ada kedaulatan Allah bekerja melalui firman yang membuat manusia tunduk dan patuh atas kehendak-Nya (band. Luk 11:28; Rm 1:16; 1Ptr 1:23).

Dengan firman itu, kuasa Allah bekerja seperti tertulis: “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu” (Flp 4:9). Haleluya. Selamat beribadah hari Minggu, Tuhan memberkati, Amin.

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi, Ketua Umum Perkumpulan Gaja Toba, Alumni ITB Batak Peduli Toba.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!