Persiapkan Jalan
Menyongsong Natal tidak hanya mempersiapkan baju baru, furnitur atau hiasan baru di rumah, perjalanan liburan, dan sebagainya; juga bagaimana kita mengarahkan hidup agar kembali dalam ketaatan dan pelayanan bagi Kristus.
Firman Tuhan hari Minggu Adven II ini dari Mrk 1:1-8 berbicara tentang Yohanes Pembaptis. Ia diutus Allah sebagai pembuka jalan atau voorrijder bagi kedatangan Kristus Sang Raja. Ia seorang yang nyentrik, berjubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan.
Ada empat pesan nas minggu ini: Pertama, persiapkanlah jalan untuk Tuhan. Kita bisa bayangkan apabila seorang pejabat tinggi akan datang menemui atau bertandang ke kantor atau rumah kita. Kita mempersiapkan jalan-jalan yang demikian bagus dan indah, sehingga dapat menyenangkan hati pejabat tersebut. Perintah mempersiapkan jalan untuk Tuhan juga demikian, mempersiapkan Kristus Sang Raja yang akan datang menemui kita: esok atau kelak.
Kedua, bertobatlah dan dibaptis. Pengertian bertobat (Yunani: metanoia) merupakan perubahan atau berbalik 180 derajat dari cara kehidupan yang lama. Kata ini sering dipakai dalam kehidupan militer untuk perintah berbalik ketika berbaris. Kebiasaan yang melenceng, kini saatnya kembali ke arah yang benar. Ada baptisan sebagai simbol pengampunan dosa. Semua itu tentunya didahului oleh penyesalan atas apa yang sudah dilakukan. Pertobatan pun tidak angin-anginan, situasional atau temporer. Jangan seperti “hewan peliharaan” yang terus dituntun datang makan dengan bunyi lonceng. Sikap kita seyogianya berdasarkan kesadaran penuh. Manusia baru.
Kedua pesan ini sepadan dengan nubuatan Yes 40:3-4. “Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan”, merupakan perintah yang relevan dan harus diikuti. Maka gunung bukit seperti kesombongan dan lembah kekelaman seperti kekecewaan, hati yang bengkok, rintangan dosa cara hidup lama, dan jalan berliku dan berlekuk-lekuk seperti godaan kenikmatan dan hidup yang tidak berserah, merupakan dosa yang harus diluruskan dan diratakan agar sesuai dengan arah jalan Tuhan.
Pesan ketiga, buah pertobatan adalah pengampunan. Jika tidak ada pertobatan, maka pengampunan dosa juga tidak tersedia. Dasar pengampunan bukan penyembahan atau perbuatan baik. Jelas hubungan sebab akibatnya. Pintu pertobatan selalu terbuka sehingga pintu pengampunan juga menjadi sangat terbuka lebar. Ini kunci iman Kristiani. Kita perlu bagaikan anak kecil yang menyesal dan kembali ke Bapa untuk diberi pengampunan.
Keempat, Yohanes merendahkan dirinya dan menunjuk pada Yesus. Ia menekankan Yesus lebih berkuasa dan mulia. Baptisan air dilakukan manusia, tetapi yang utama baptisan Roh oleh Tuhan Yesus. Kristus pasti datang tapi kita tidak ketahui. Maka mari mempersiapkan diri untuk menyambut Dia. Bereskan dan runtuhkan gunung dan bukit kesombongan. Ratakan dan timbun lembah ketakutan dengan datang kepadaNya. Yesus sentral dan yang utama. Maranata. Selamat beribadah hari Minggu, Tuhan memberkati, Amin.
Pdt. Em. Ramles M. Silalahi, Ketua Umum Perkumpulan Gaja Toba, Alumni ITB Batak Peduli Toba.