Tahun Baru Semangat Baru
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya (Pkh 3:1)
Firman Tuhan hari Minggu ini sekaligus menyongsong tahun kalender baru 2018, Pkh 3:1-13, berbicara tentang kekuasaan Allah atas hidup manusia dan alam semesta ini. Untuk segala sesuatu ada waktunya; manusia bisa berencana, berikhtiar, tetapi Tuhan penentu segalanya (band. Yak 4:13–17).
Pergantian tahun mendorong kita untuk merenung sejenak melihat ke belakang di tahun 2017. Seperti patung Janus (asal kata nama bulan Januari) yakni dewa Yunani dengan dua wajah, menatap ke belakang sebagai refleksi, dan ke depan sebagai aplikasi. Kontemplasi Mzm 90:12 sangat relevan: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Akhir tahun memang seperti tutup buku dalam perusahaan, pendataan persediaan, penghitungan arus kas, dan lainnya. Tentu, yg kita evaluasi tidak melulu pencapaian, untung rugi, tetapi juga tentang upaya memberi yang terbaik sebagai wujud bukti kita mengasihi Allah dan sesama.
Sebagai anak-anakNya, Tuhan ingin kita berhasil. Hidup berserah bukan berarti que sera-sera, whatever will be will be, kumaha engke wae. Jangan juga terlena pada yang berlalu. Kaca spion untuk melihat ke belakang selalu kecil. Fokus kita ke depan, melihat dan membuat yang baru di tahun 2018 dengan perencanaan dan pengharapan. Sebuah daftar petisi. Rencana disusun untuk meraih hidup yang lebih nyaman dan sejahtera, dengan optimisme yang membubung tanpa kepongahan. Yang penting, saat menyusunnya perlu pegangan: Pertama, kita hanya dapat berencana, namun tidak dapat memastikan hari esok. Kedua, hidup kita singkat dan harus diisi dengan yang bermakna. Waktu terbatas. Ketiga, kita bergantung kepada Tuhan sepenuhnya dalam perencanaan.
Kitab Yakobus di atas telah menasihatkan agar senantiasa memikirkan kehendak Tuhan dalam setiap rencana yang disusun. Tuhan berdaulat membuat rencana kita berhasil. Tetapi kita perlu melakukan bagian kita dengan baik, sambil menundukkan diri di hadapan-Nya. Tuhan akan meninggikannya. Dengan demikian, apa yang kita rencanakan dan lakukan, menjadi berarti. “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka” (ayat 11).
Di atas semua itu, tentu kita wajib bersyukur memasuki tahun 2018 ini. Mzm 8:5 sebagai padanan leksionari nas minggu ini mengingatkan: “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Kita bersyukur melewati tahun 2017 dengan segala mosaiknya. Dan kita sudah diselamatkan. Maka, ayo bulatkan tekad, susun petisi pengharapan, lakukan yang terbaik di tahun 2018, lebih baik dari tahun yang lalu. Soli Deo Gloria. Kemuliaan hanya bagiNya. Selamat beribadah Minggu, Tuhan memberkati, amin.
Pdt. Em. Ramles M. Silalahi dan keluarga mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2018 untuk kita semua. Salam dari Pantai Miami, Amerika.