January 22, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Januari 2018)

Ikutlah Aku

Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia” (Mrk 1:17-18).

Firman Tuhan di Minggu Epifani III hari ini, Mrk 1:14-20, masih tentang pemilihan murid-murid oleh Yesus. Nas minggu ini berkisah pemilihan Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes yang semuanya berlatar nelayan, penjala ikan. Para murid ini langsung taat ketika Yesus memintanya dan tidak memperlihatkan ada keengganan seperti Natanael minggu lalu (Yoh 1:43-51).

Menjadi murid sudah menjadi pilihan kita, sesuai dengan panggilanNya sejak dari kandungan dan pengakuan iman percaya. Sejak sekolah minggu kita mulai mengenal dan bertekun saat belajar katekisasi sidi. Kita terus bertumbuh dengan mendengar khotbah dan bacaan sekilas, dan mungkin hanya sedikit yang lanjut memperdalam Alkitab dengan -misalnya – sekolah teologi.

Tetapi untuk menjadi murid Yesus sejati, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan sebagaimana dijalani empat murid dalam nas ini. Pertama, menyadari guru kita adalah Kristus sebagai pemegang kebenaran, dan tujuan kita adalah menjadi serupa dengan Dia. Jadi bukan untuk kehebatan diri. Kedua, kesadaran bahwa proses pemuridan berarti bersedia untuk terus diajar, ditempa, diubah dan diperbaharui untuk bertumbuh. Murid-murid Yesus mengalaminya. Proses ini tidak bisa hanya di dalam “kelas”, bacaan teori atau bermain logika pengertian. Ketiga, memahami proses pemuridan itu sangat panjang, tidak instan selesai, dan bisa seketika merasa ahli dan benar. Menjadi murid dan mengikut Dia perlu pembentukan diri melalui kehidupan nyata berupa pelayanan dengan segala ujian dan badai cobaan. Oleh karena itu dasarnya ditekankan: perlu ada pertobatan (ayat 15), yakni berupa penyangkalan diri.

Menjadi murid sejati Kristus dan mengikut Dia janganlah didasari pemuasan ego dan intelektual semata dengan menonjolkan logika dan kecerdasan analisis. Akibatnya, hasilnya hanya suka berdiskusi dan beropini serta penonjolan diri. Jangan juga hanya karena mengisi waktu (misalnya setelah pensiun), untuk mengenal lebih dekat dengan Dia, merasa perlu menelaah ayat-ayat dengan cara tafsir atau kajian bahasa saja. Ini jelas tidak berkenan bagiNya. Keinginan menjadi murid dan mengikut Dia haruslah bermotivasi melayani Dia dan inilah jalan yang sangat efektip sebagaimana empat murid dalam nas ini. Dengan melayaniNya, pengenalan dan pemahaman akan lebih sempurna. Menjadi murid hanya mengenal melalui ayat-ayat bagaikan sajian yang hambar tanpa garam; Bahkan, pengenalan cara ini malah sering membawa ke arah yang salah dan melenceng.

Oleh karena itu Yakobus mengatakan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak 1:22). Artinya, menjadi murid tanpa mengikut dan melayani Dia itu suatu tindakan menipu diri sendiri dan tidak sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.

Menjadi murid dan mengikut Dia yang sudah menyelamatkan kita, hanyalah dengan berbakti bagi Dia, dengan ikut memberitakan dan berkarya nyata melalui kasih sebagai bagian penjala manusia, sehingga semakin banyak orang yang diselamatkan. Pakailah waktumu, pikiran dan tenagamu, atau hartamu. Ikutlah Dia. Jadilah murid sejati, melayaniNya, bukan murid yang menipu diri sendiri. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, Amin.

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi. Ketua Umum Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!