March 13, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Maret 2018)

Tinggikan dan Selamat

Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah” (ayat 20-21).

Firman Tuhan sesuai leksionari Minggu Pra-Paskah IV hari ini yakni Yoh 3:14-21 (nas lainnya: Bil 21:4-9; Mzm 107:1-3, 17-22; Ef 2:1-10) berbicara tentang kasih Allah dan pentingnya percaya atas inisiatif tindakan penyelamatanNya. Ayat Yoh 3:16 dalam nas ini sangat populer, merupakan ayat PB yang paling dihafal umat Kristiani di dunia (ayat dari PL adalah Mzm 23:1). Logika manusia memang sulit menerimanya, yakni dengan percaya kita tidak dihukum binasa dan justru memperoleh hidup yang kekal. Haleluya.

Tetapi analogi populer cukup menjelaskan, yakni orang mati harus dimandikan dan dibersihkan orang lain, sebab dia tidak bisa lagi mandi sendiri. Kita orang berdosa yang hukumannya jelas, yakni kematian badani, rohani dan mati kekal, membutuhkan pemandian agar bersih, dan itu oleh darah Yesus yang tercurah di salib bukit Golgota. Usaha sendiri akan sia-sia, sebab kedagingan kita menyukai kegelapan dan perbuatan jahat.

Logika kedua diberikan nas ini ketika umat Israel bersungut-sungut keluar dari Mesir, dan Allah menghukum mereka dengan mengirim ular tedung. Mereka dipaguti menderita sakit bahkan mati. Melihat umat telah menyadari keberdosaanya, Allah kemudian memerintahkan Musa untuk membuat ular dari tembaga dan menggantungnya. Barang siapa umat yang menyadari dosanya dan memandang ular tembaga tergantung tersebut dengan penuh pengharapan, maka mereka sembuh dan dipulihkan (Bil 21:4-9). Kuasa Allah memang tidak terbatas.

Memandang Yesus yang tergantung di salib sebagai jalan pengharapan pemulihan dan penyembuhan dari pagutan dosa-dosa, membutuhkan perubahan oleh kesadaran (percaya) dan kuasa Roh Kudus, yakni dilahirkan kembali menjadi manusia baru (band. Yoh 1:12-13). Manusia baru yang diminta yakni tidak fokus pada dirinya semata, tetapi yang terus meninggikan Tuhan Yesus dalam hidupnya (ayat 14). Ini diwujudkan dalam dua ayat 20-21 di atas, yakni dengan membenci kejahatan dan nyata perbuatan-perbuatannya (yang dilakukan dalam Allah).

Allah tidak ingin menghukum. Kasih Allah telah nyata dengan pemberian Anak Tunggal-Nya. Wujud kasih manusia kepada Allah sebagai respon perlu diperlihatkan dengan hidup dalam terang menjauhi kejahatan, dan meninggikan Tuhan Yesus melalui perbuatan-perbuatan nyata kepada sesama. Kita tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak kita lihat bila tidak mengasihi sesama yang nyata kita lihat (Yoh 14:15; 1Yoh 4:20). Percaya dan taat, percaya dan berbuat (Yoh 3:36; 1Yoh 3:18). Melalui perbuatan baik dan nyata yang sesuai kehendak Allah, itulah yang akan memancarkan terang Yesus dan meninggikanNya. Pertanyaannya: sudahkah yang terbaik kuberikan? Hosana.

Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, amin. (Pdt. Em. Ramles M. Silalahi. Ketua Umum Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia).

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!