Mengalahkan Dunia
“sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita” (1Yoh 5:4).
Firman Tuhan hari Minggu ini yakni 1Yoh 5:1-5 berbicara tentang (iman yang) mengalahkan dunia. Adagium dunia ini kejam, keras, atau permainan semata, dapat membuat nyali kita kecut. Kenyataan kehidupan yang berat atau pahit, membuat kita kadang merasa putus asa, dan bisa membawa kita menjadi takut menjalaninya; bahkan ada beberapa mengakhirinya sendiri dengan tragis: kalah.
Dalam nas ini, mengalahkan dunia dimaksudkan sebagai musuh yakni: kemunafikan dan tuduhan palsu (1Yoh 1 dan 3), keinginan daging dan mata serta keangkuhan hidup (1Yoh 2), atau ajaran dan nabi-nabi palsu (1Yoh 4), atau kuasa si jahat dan berhala (1Yoh 5). Tetapi semua itu dapat dikalahkan oleh satu, yakni iman. Maka seberat atau sekejam apapun hidup, dalam wujud kesusahan dan penderitaan, kita pasti bisa mengalahkannya dengan iman, yakni beriman Yesus adalah Anak Allah. Dasarnya: Yesus telah mengalahkan dunia (Yoh 16:33). Jadi iman yang berasal dari Allah dan menjadikan kita sebagai anak-anakNya adalah pegangan, dasar, dan kebenaran teguh di dalam hati; yang kadang diikrarkan lisan (ayat 1).
Nas minggu ini menegaskan tanda pembuktiannya yaitu KASIH. Mengasihi sesama (saudara seiman), berarti mengasihi Allah, dan taat pada perintah-perintah-Nya (ayat 2). Ketiga itu semua diminta menjadi sikap hidup kita. Dan yang menarik, perintah-perintah-Nya itu disebutkan tidak berat (ayat 3b). Alamak! Ya tentu, karena iman adalah inisiatif Allah, hubungan yang dibangun Bapa dengan kita anak-anakNya. Itulah pegangan kita.
Dengan demikian, kita dapat mengalahkan dunia karena kita tidak lagi takut menghadapi semua yang (akan) terjadi. Penderitaan berat yang terjadi dalam diri sendiri, kita hadapi dengan sikap mengasihi Allah, dan keinginan untuk menyenangkan hatiNya. Dia yang mengendalikan penuh hidup kita dan rencanaNya pasti indah bagi anak-anakNya. Kesusahan dan kekecewaan terhadap orang lain, tetap kita hadapi dengan kasih. Tantangan besar pun perlu dibangun untuk kemuliaanNya. Kasih mengalahkan segalanya.
Hidup adalah perjuangan. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih” (1Yoh 4:18). Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi (2Kor. 5:2). Jadi ya wajar saja. Seberapa besar pun arusnya, ayo hadapi dengan iman, kasih dan pengharapan. Tetaplah teguh. Ini akan membawa kita sebagai pemenang. “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1Yoh 2:17). Haleluya. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.
Pdt. Em. Ramles Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba