July 9, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 8 Juli 2018)

Terus Memberitakan

Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. (Mrk 6:12-13)

Firman Tuhan hari Minggu ketujuh setelah Pentakosta ini (ada 27 minggu sebelum masuk ke minggu adven) dari Mrk 6:1-13 berbicara tentang penolakan terhadap Yesus di kampung-Nya dan pengutusan kedua belas rasul. Penolakan ini didasari cara pandang melihat silsilah, keluarga, dan gaya hidup Yesus yang berbeda. Yesus yang sehari-hari mereka lihat dan tadinya (anak) tukang kayu, pergi beberapa saat, tiba-tiba saat kembali telah menjadi guru dan nabi dengan diikuti banyak murid, penuh kisah mukjizat dan ajaran kaya hikmat. Mengherankan, ajaib. Nyata.

Tidak dapat dipungkiri dalam satu komunitas yang memiliki standar dan nilai-nilai yang menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus, akan ada perlawanan terhadap perubahan yang positip. Ada resistensi. Demikian juga pada sikap negatif lainnya, misalnya intoleransi dan permisif terhadap tindak kekerasan, jika melihat seseorang bersikap yang berbeda (misalnya SARA) maka dengan cepat diberi cap sebagai musuh dan langsung diserang. Hal lainnya juga terlihat dalam menyikapi sebuah kejadian, akan cepat menilai dan menghakimi, meski latar belakang dan fakta kejadian belum sepenuhnya dilihat dan dikuasai.

Tuhan Yesus memperlihatkan keteladanan positip dalam menerima perlakuan negatif tadi. Meski sedikit heran di awalnya, Yesus lebih tidak memedulikannya dan berpikir positip memilih melakukan hal lain yang produktif: Ia tetap berbuat kebaikan dengan menyembuhkan penyakit (ayat 5), terus mengajar (ayat 6b) dan mengutus murid-murid-Nya pergi mengabarkan pertobatan.

Penghinaan dan penolakan tidak perlu dijawab dengan kecengengan. Sikap frontal juga tidak akan membangun respek dan rasa percaya. Melemparkan gugatan balik itu minus hikmat. Bersikap sederhana tanpa kuatir dan melihat itu resiko salib (ayat 4). Penolakan justru menimbulkan tiadanya karya mukjizat (ayat 5-6a), sebab mukjizat terjadi sebagai respon atas iman. Sikap sabar memaafkan dan berbelas kasihan teruslah dikedepankan. Jangan mudah berprasangka. Sinisme orang lain jangan mengurungkan niat baik.

Betul, sikap sekeliling kadang bisa membuat kita kecewa bahkan frustasi. Tetapi sebagai umat Kristiani dengan ciri khas KASIH, mari kita tetap berperilaku dengan mendasarkan pada perintah-Nya. Kita semua adalah utusan, “rasul-rasul”, anak-anakNya yang memiliki tanggung jawab panggilan menjadi saksi, garam dan terang dunia. Bersikap dan bertindak sebagai utusan dan anak-anak Allah juga perlu dimulai saat ini, bukan besok, lusa, tunggu tidak sibuk, tunggu kaya atau anak besar dan lulus semua, tunggu pensiun dsb. Tuhan Yesus memberi kuasa kepada yang percaya dan yang rindu untuk dipakai-Nya (ayat 7-13). Mari tetap memberi tempat mulia dan hormat bagi Dia yang mengutus kita. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba.

Membaca nas lengkap hari Minggu ini, klik:

http://alkitab.me/Markus/6#.W0Cvy3MxWdM

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!