July 16, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 15 Juli 2018)

Nurani dan Dosa

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya (Mrk 6:19-20a).

Firman Tuhan hari Minggu ini Mrk 6:14-29 bercerita tentang Raja Herodes yang membunuh Yohanes Pembaptis dan meletakkan kepalanya di atas tampan untuk memenuhi permintaan Herodias istrinya dan anaknya. Herodias dendam karena Yohanes menegor Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus saudara tirinya (melanggar hukum Taurat ke-10, Kel. 20:17; Im 18:16; 20:21).

Dendam melahirkan pembunuhan. Ternyata bukan makhluk hidup saya yang dapat melahirkan. Dosa juga melahirkan dosa. Dendam Herodias merambat ke putrinya dan menular lagi ke Herodes dan merenggut penjagal Yohanes. Herodes terlalu jumawa harus memenuhi umbaran janjinya. Yohanes, orang yang benar dan suci dipenggal kepalanya (ayat 27). Yang membunuh dengan pedang akan terbunuh dengan pedang (Mat 26:52). Kejahatan akan berbuahkan kejahatan (band. Ef 5:11). Siklus alami yang lazim terjadi.

Herodes sebetulnya senang mendengar ajaran Yohanes. Tapi hatinya selalu terombang-ambing dan sedih saat harus memenggalnya (ayat 20, 26). Tetapi dendam Herodias bagaikan setan yang terus mencari waktu yang tepat melampiaskannya. Jiwa dan nuraninya telah teracuni dan rusak. Ini pentingnya kita menjaga hati nurani agar selalu bersih; hati yang telah mendapat cahaya Tuhan; perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya (kbbi.web.id). Hati nurani yang kotor penuh dendam, langsung menjadi pendakwa dan racun bagi diri. Seperti dikatakan Matthew Henry, teolog penulis, kemarahan dan dendam itu bagaikan hantu yang terus mengejar, sampai ia terpuaskan. Dan masalah besarnya, dosa itu dapat menyeret orang lain, dapat melahirkan dosa lainnya lagi.

Kelemahan dan kedagingan kita kadang datang, itu wajar. Sakit hati bisa muncul. Solusinya, benih dosa itu harus diputus. Keinginan menghentikannya hanya dengan pertobatan. Firman Tuhan berkata, “Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan” (Kis 8:22-23). Bebaskan rasa takut. Herodes takut kehilangan simpati umat Yahudi. Istrinya Herodias takut kehilangan posisi sebagai ratu. Khayalan kosong dari rasa takut yang tidak bermanfaat itu harus dijauhkan. Iman kita sebagai benteng semestinya hidup dan tidak mati. Tuhan kita itu Allah yang hidup dan selalu terbuka dan mengampuni kita yang datang berserah kepada-Nya.

Tutur kata, perilaku, tabiat dan karakter perlu dijaga. Integritas dipelihara. Timbul rasa damai. Kedamaian muncul hanya dengan senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kis 24:16). Semua itu terjadi jika kita terus menjaga dan membersihkannya. Kesukaan akan firman Tuhan akan meneguhkannya dan membuat iman kita tidak mudah terombang-ambing. Mulailah hari-hari kita dengan membaca sebuah renungan pagi. Jiwa dan hati nurani pun terjaga. Itu akan memberi warna kehidupan kita seharian menjadi sebuah kesaksian dengan kebaikan dan kebenaran. Kesaksian yang bebas dari rasa takut. Mari seperti Yohanes, mengutarakan kebaikan dan kebenaran, meski dengan resiko atau pengorbanan; bukan Herodes atau Herodias. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba.

Membaca nas lengkap, klik:

http://alkitab.me/Markus/6

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!