August 13, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 12 Agustus 2018)

Roti Sorgawi

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51).

Firman Tuhan hari Minggu ini Yoh 6:35, 41-51 merupakan pengulangan nas minggu lalu tentang Yesus adalah roti hidup. Minggu ini pesannya lebih diperluas lagi. Pertama, penolakan pemimpin Yahudi terhadap pernyataan Yesus bahwa Ia adalah roti dari sorga dan Allah adalah Bapa-Nya (ayat 46). Tentu pikiran manusia, mereka mengenal orang tua-Nya: Yusuf tukang kayu. Penolakan ini bahkan disertai sungut-sungut, yang mengingatkan sungut-sungut nenek moyang Israel atas kekurangan makanan saat di padang gurun dan akhirnya Tuhan menurunkan manna (Kel 17:3).

Maka pelajaran pertama dari nas minggu ini, mengajak kita untuk selalu lebih berpikir rohani dibanding jasmani, berpikir ke arah sorgawi dibanding duniawi. Respon sungut-sungut akibat prasangka, tidak ada gunanya. Tarik nafas. Pikiran terbuka. Itu lebih memberi hikmat dalam menangkap kebenaran dan kebaikan.

Kedua, Yesus mengubur pikiran para pemimpin Yahudi dengan mengatakan iman percaya kepada Yesus itu inisiatif Allah. Bapa di sorga yang menarik, bukan inisiatif manusia. Ya, perlu respon dan kita yang percaya bersyukur atas respon positip. Itulah iman. Tidak mungkin kita datang dengan pikiran sendiri untuk percaya kepada Yesus. Jelas dan tegas.

Ketiga, adanya jawaban keraguan umat Yahudi pasca kematian. Yesus mengatakan: “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” Hidup yang kekal berarti dibangkitkan pada akhir zaman (ayat 44, 47). Pemahaman ini terjadi dan melekat, hanya oleh pengajaran dari Bapa (ayat 45). Kebenaran Yesus datang dari sorga sudah terbukti, Ia kembali ke sorga terangkat di hadapan murid yang melihat dan bersaksi (Luk 24:51).

Terakhir, kita bersyukur diberi kesempatan melalui iman, menikmati roti sorgawi dalam sakramen perjamuan kudus sebagai simbol kesatuan kita dengan Yesus. Ini meneguhkan kematian-Nya, tubuh-Nya, dan kita “makan daging-Nya”. Semua itu diberikan untuk berdampak bagi dunia. Tentu dampak itu terjadi ketika kita menyadari, pasca makan roti kehidupan itu, ada tanggung jawab untuk terus memberitakan Dia. Perintah-Nya: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor 11:26). Maka kita yang sudah diberi roti kehidupan, teruslah bersaksi memberitakan-Nya. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!