September 17, 2018 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 16 September 2018)

Diurapi untuk Menderita

Lalu Yesus …. berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mrk 8:34).

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk 8:27-38, menuliskan dua bagian. Pertama, Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, tentang siapa diri-Nya. Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Yesus bertanya kembali kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!” Mesias (Ibrani) berarti “Yang Diurapi”, kata yang sama dengan Christos (Yunani), biasanya diberikan kepada raja, nabi dan imam. Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia (ayat 29; band Yoh 1:41 dan Why 11:3).

Yesus melarang tentu dengan alasan, agar tidak timbul salah pengertian. Umat Yahudi sedang menanti-nantikan Mesias, nubuatan akan kebebasan Israel dari tangan penjajah Romawi. Otomatis, mereka berharap Yesus adalah Mesias yang ditunggu, tokoh politik, apalagi setelah Yesus memperlihatkan kuasa-Nya yang dahsyat: menyembuhkan penyakit-penyakit, mengusir roh jahat, memberi makan 5.000 orang, dan pengajaran yang hebat. Yesus juga ingin agar setiap orang berjumpa secara pribadi, tidak punya motivasi salah saat mengikuti-Nya.

Tetapi ketika Yesus mengatakan bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari (ayat 31), para murid merasa bingung dan bahkan Petrus menegur-Nya. Yesus pun marah dan berkata (ayat 33-34): “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”…. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.

Nas kedua ini ada dua poin: Kita diingatkan jangan berpikir dan memahami Yesus menurut sudut pandang kita yang terbatas. Kita membuatnya sama seperti yang kita inginkan, dan itu kadang salah. Ketika harapan itu tidak terwujud, kita kecewa. Kita bahkan ingin Yesus dapat memenuhi semua harapan dan menyelesaikan kesulitan kita.

Kedua, Yesus mengatakan agar setiap orang harus siap memikul salibnya untuk dapat mengikut Dia. Tidak ada gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya, dalam arti kehidupan kekal (ayat 36-37).

Memukul salib berarti mematikan keinginan pribadi yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, berserah sepenuhnya, dan rela berkorban dan mati demi Kristus. Tidak boleh lagi mengutamakan dan memegahkan diri sendiri (ayat 37). Setiap yang mengikut Dia akan menghadapi ujian dan percobaan (Yoh 16:33). Tetapi janji Tuhan, mereka yang menang dan bersedia melakukannya bagi Dia, maka Yesus pun akan mengakui-Nya apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Haleluya. Kini siapakah Yesus menurut kita? Siapkah mengikut Dia dengan menyangkal diri, dan ikut dalam penderitaan dan pengorbanan demi untuk-Nya? Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!