Transformasi dan Kemuliaan
Firman Tuhan hari Minggu ini yang merupakan Minggu Transformasi sebelum memasuki masa paskah hari Rabu, Luk 9:28-36, mengisahkan Petrus, Yakobus, dan Yohanes dibawa oleh Tuhan Yesus naik ke atas gunung untuk berdoa. Kemudian ketiga murid tertidur dan saat terbangun mereka melihat wajah Yesus telah berubah dan pakaian-Nya berwarna putih berkilau-kilauan, tampak sangat mulia. Keadaan ini mengingatkan kita saat Musa bertemu dengan Allah (Kel 34:29–30). Dan yang lebih takjub lagi, ketiga murid juga melihat Musa dan Elia yang tampak dalam kemuliaan berbicara dengan Yesus tentang tujuan yang akan dijalani dan digenapi-Nya di Yerusalem, yaitu kematianNya (ayat 31).
Melihat peristiwa yang luar biasa tersebut, maka ketika Musa dan Elia hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (ayat 33). Kemah yang dimaksud Petrus mungkin yang biasa digunakan bangsa Yahudi dalam perayaan Tabernakel (Im 23:34-42). Ketiga murid itu berharap mereka dapat tinggal di tempat itu lebih lama. Tetapi tiba-tiba datanglah awan menaungi mereka, dan suara sorgawi terdengar, “Inilah Anak-Ku yang telah Kupilih, yang Aku kasihi; dengarkanlah Dia!” Awan itu jelas sebagai simbol kehadiran Allah (Kel 13:21–22; 19:9, 16; Yeh 10:4), dan serta merta Musa dan Elia terangkat, lalu menghilang. Ketiga murid pun sangat ketakutan dan merahasiakan apa yang mereka lihat hingga kebangkitan-Nya.
Peristiwa transfigurasi atau perubahan rupa Kristus ini tentu mempunyai maksud bagi ketiga muridNya. Mereka dan kita semua orang percaya diharapkan lebih mengerti dan menerima Yesus tidak hanya manusia biasa dengan tubuh dan daging, tetapi juga dengan tubuh kemulian. Ini membuktikan ke-IllahianNya dan diteguhkan sempurna kemudian pasca kebangkitanNya.
Kehadiran Musa dan Elia meneguhkan adanya kebangkitan orang mati dan pengharapan bagi kita semua. Inilah pesan pertama nas minggu ini. Keberadaan Musa dan Elia juga merupakan simbol dari Taurat dan nabi-nabi Perjanjian Lama. Suara sorgawi yang muncul: “Dengarkanlah Dia!” mengarahkan, petunjuk dan perintah yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru haruslah kita ikuti, sebab Allah memang berkenan kepada Yesus (band Luk 1:32 dan 3:22). Meski awalnya merahasiakannya, Rasul Yohanes kemudian menuliskan peristiwa dramatis tersebut dalam Yoh 1:14 dan Rasul Petrus menuliskan dalam 2Pet 1:16-18. Ini semua menguatkan mereka tentang ke-Illahian Yesus dan juga kita semua orang percaya tentang kemuliaanNya.
Pedoman leksionari menambahkan ayat 37-43a sebagai bacaan, yakni tentang para murid yang belum memahami Yesus dengan kuasaNya, sehingga mereka tidak mampu menyembuhkan seorang anak yang kemasukan roh jahat. Yesus pun bertanya dengan keras: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!” (ayat 41). Anak itu kemudian sembuh. Pesan terakhir nas minggu ini, agar kita jangan ragu, yang membuat roh jahat akan mengalahkan kita. Tetapi yang lebih utama, keraguan membuat kita kehilangan kesempatan melakukan perbuatan besar dalam menjalani kehidupan ini bagi kemuliaanNya. Tetaplah percaya. Ia mulia dan berkuasa. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.
Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI