Hati dan Mulut
Firman Tuhan pada Minggu Pra-Paskah I hari ini dari Rm 10:8b-13, merupakan bagian kedua dari perikop “Kebenaran karena iman”. Bagian pertama (ayat 4-8a) menjelaskan tentang kebenaran karena hukum Taurat: “Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya” (ayat 5). Tetapi kebenaran karena iman mengatakan, “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu ….Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (ayat 8b-9).
Kebenaran karena Taurat mengandalkan kataatan legalistik pada aturan-aturan yang diberikan, baik yang bersifat pokok, seperti sepuluh Hukum Taurat, atau hukum-hukum tafsiran oleh para imam dan ahli yang kadang lebih memenuhi hasrat manusiawi mereka. Sejarah manusia mencatat, ketaatan itu tidak dapat sempurna, sehingga tetap cacat dan penuh dosa. Perjuangan dengan kekuatan sendiri memang membuatnya mustahil. Di lain pihak, kebenaran karena iman mengandalkan Hukum Anugerah yakni didasarkan pada Kasih Bapa sorgawi kepada anak-anakNya, yang tidak membiarkan mereka jatuh, celaka, mati dan masuk neraka (band. Ef 2:8-9).
Tuhan Yesus telah menggenapi semua tuntutan Taurat dalam diri kita dengan sempurna dan jalan keselamatan telah terbuka melalui Dia. Dasar keselamatan, yakni hati yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan menjadikanNya sebagai Juruselamat pribadi. Tetapi hati yang percaya perlu didukung oleh mulut yang mengaku dan menjadi kesaksian bagi orang lain. Iman di hati dan pengakuan di mulut menjadi satu dan merupakan bukti penyerahan diri kepada Tuhan. Ini sejalan dengan latar belakang ayat ini, yakni pentingnya pengakuan di muka umum meski resiko penganiayaan atau dibunuh karena Kekristenan masih dianggap musuh saat itu.
Allah itu satu dan Tuhan dari semua orang. Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani atau suku bangsa lainnya. Ia menjadi hakim bagi semua orang (Rm 3:9-20). Tetapi Allah peduli pada setiap insan dan bangsa agar tidak binasa, terus hidup dalam dosa dan mendapat murkaNya. Ia kaya bagi semua orang…. (ayat 12a). Ia melewati peristiwa inkarnasi, berkorban bagi kita, bangkit, yang membuat firman itu sangat dekat kepada kita, sekaligus pemenuhan janjiNya, Taurat itu ditaruh di batin dan dituliskan di hati (Yer 31:33).
Kesatuan hati dan mulut membuat yang kita imani itu tidak kosong atau OMong DOang. Percaya dan mengaku itu saling melengkapi dan pengakuan itu membuat kuasa firman-Nya bekerja dalam hidup keseharian kita. Berbuah, itulah yang diminta dari kita melalui nas minggu ini, satunya kata dan perbuatan, kesaksian mulut dan tindakan nyata. Penyerahan hidup, membiarkan Roh Kudus bekerja melalui diri kita sebagai sebuah karya kesaksian yang hidup. Dan, semua itu mengandung pengharapan akan kepastian kehidupan yang kekal bagi kita. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.
Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI