Perkara-Perkara Besar
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai” (Mzm 126:5).
Firman Tuhan hari Minggu ini, Mzm 126:1-6 (nas lainnya menurut Laksionary Yes. 43:16-21; Flp. 3:4b-14; Yoh. 12:1-8) merupakan mazmur yang diduga ditulis Nabi Ezra, sebagai ekspresi sukacita bangsa Yahudi setelah dibebaskan dari pembuangan oleh Raja Koresh. Tangan Tuhan selalu bekerja dan tidak membatasi cara yang lazim dipikirkan manusia. Raja Koresh tidak mengenal Allah Israel, tetapi dipakai-Nya sebagai alat pembebasan umatNya (2Taw 36:22). Pikiran manusia terbatas untuk rencana dan karya Allah Mahabesar yang tak berbatas.
Umat Israel bersukacita karena Tuhan telah melakukan perkara-perkara besar dalam kehidupan mereka. Ini sama dengan kita tatkala datang berita sukacita besar, atau kita terbebas dari belenggu pergumulan besar. Ini juga sama dengan saat kita ditebusNya dan dibebaskan dari maut neraka. Semua bagai mimpi (ayat 1), mulut penuh tawa dan lidah bersorak-sorai (ayat 2-3). Dalam keadaan itu, kita layak menyanyi memuji meninggikan nama-Nya.
Dalam sukacita kita tidak boleh melupakan yang lain. Asyik sendiri bukan ciri Kristiani. Mazmur ini pun mengajak yang sudah dibebaskan untuk berdoa bagi mereka yang belum bebas. Tantangan baru juga nyata di negeri sendiri. Mereka pun memohon dipulihkan, gambarannya mereka bagaikan batang air kering di Tanah Negeb. Tandus. Penghiburan dan kekuatan terus mereka saling berikan bagi saudara-saudara yang masih dalam pembuangan dan pergumulan bersama, agar tetap kuat dan setia. Janji Tuhan jelas dan pasti: “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai” (ayat 5).
Pesan terakhir nas minggu ini, tetaplah sabar saat pergumulan, dengan keyakinan kita selalu ada dalam tangan kasih pemeliharaan Allah. Manusia harus menyesuaikan dengan maksud dan rencanaNya, meski kadang kita tak mengerti. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yes 55:9). Memaksakan kehendak kita jelas tidak disukai-Nya. Justru kita diminta, dalam segala situasi kondisi terus berkarya, maju menjadi saksi, menabur benih, memperlihatkan keteguhan, seperti ayat 6 penutup mazmur ini: “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Dan, orang yang tidak mengenal Allah kita pun akan berkata: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Hosiana…. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.
Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI
Klik membaca nas lengkap: https://alkitab.app/v/22cd33d0aa3f