December 2, 2019 roy

KABAR DARI BUKIT (Edisi 1 Desember 2019)

Kasih dan Senjata Terang

Hari ini kita masuk ke dalam Minggu Adven, minggu penantian dan pengharapan. Firman Tuhan bagi kita sesuai leksionari dari Rm 13:11-14, dengan judul perikop “kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” Ayat 6-10 sebagai pengantar nas minggu ini merupakan peralihan tema dari “takluk kepada pemerintah” ke tema “kasih”. Ketaatan pada pemerintah seperti pembayaran pajak merupakan kewajiban berkala dan dapat diselesaikan seketika, sedangkan kasih merupakan kewajiban yang tak habis-habisnya. Cara orang Kristen menghadapi tanggung jawabnya terhadap pemerintah, sikapnya terhadap sesama, dan perilakunya dalam kehidupan pribadinya merupakan hal yang sangat penting, dan kita tidak boleh menunda-nunda atau berhutang apapun juga. Waktunya semakin dekat dan kita perlu siap menghadap Kristus.

Rasul Paulus dalam ayat 11-12a menekankan pentingnya kasih (kepada Allah dan sesama) diwujudkan segera dan saat ini!! Perbuatan kasih sekarang, bukan nanti. Konsepnya bukan “time is money” tetapi “time is love”. Setiap kesempatan yang ada manfaatkan untuk menyatakan kasih, sekecil apa pun itu wujudnya, seperti pemberian senyum dan sopan bagi semua orang yang kita hadapi. Berdoa dan menyapaNya dengan membaca firman dan renungan. Segala keengganan dan kelesuan harus dibuang, apalagi kesombongan. Jangan malas yang jadi sumber kebodohan.

Rasul Paulus mengatakan dengan waktu yang sempit jangan terlena dan terlelap, melainkan harus bangun dan sigap. Waktu yang sempit dikaitkan dengan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Meski Tuhan Yesus tidak datang saat Paulus dan sesudahnya, bukan berarti firmanNya tidak benar. Kita melihatnya dari dua sisi: pertama, Paulus merindukan secara pribadi kedatangan Yesus kembali dan ingin melihat Tuhannya itu kembali saat ia masih hidup. Itu harus menjadi sikap kita juga. Setiap orang Kristen harus bersikap sebagaimana Doa Bapa Kami: “Datanglah kerajaan-Mu” dan “Jadilah kehendak-Mu”. Faktor kedua, Rasul Paulus dalam nas ini mengambil istilah “malam” yang berarti masa saat itu adalah masa yang sangat jahat, semakin banyak orang melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Hal itu sangat mengganggu hatinya dan berharap secepatnya berlalu.

Hal yang cukup menarik dari nas ini adalah kasih dihubungkan dengan perbuatan kegelapan. Kita bisa heran dengan daftar yang dibuat oleh Rasul Paulus, yakni perselisihan dan kecemburuan disejajarkan dengan dosa-dosa yang nyata-nyata berat, seperti pesta pora, mabuk, dan kemerosotan moral seksual. Hal ini tidak mengherankan, sebagaimana Tuhan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit, sikap dan perbuatan sama pentingnya dan sama baik-buruknya. Kecendrungan yang membuat seseorang jatuh lebih dalam, lebih baik dicegah dan matikan sumbernya. Cungkilah matamu atau potonglah tanganmu, bila itu sumbernya (Mat 5:29-30). Kasih akan membuat seseorang tetap dalam terang dan berjalan di dalam kekudusan serta kekudusannya di bagian luar sama dengan di dalam (hatinya).

Ayat penutup nas kita mengatakan agar Tuhan Yesus Kristus dikenakan sebagai perlengkapan senjata terang (ayat 12b-14). Kehidupan di dunia dalam melawan kegelapan bukanlah hal yang mudah. Kelemahan tubuh dan daging dan kemampuan iblis menggoda membuat setiap manusia mudah terjerat dan tidak lepas dari kegelapan. Kita memerlukan senjata-senjata agar tidak terperosok lagi di dunia kegelapan itu. Menggunakan Kristus sebagai perlengkapan senjata terang berarti mengingat dan komitmen kita saat dipersatukan dengan Kristus melalui baptisan. “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Gal 3:27). Kedua, kita bertekun di dalam pengetahuan dan pemahaman firman. Firman bukanlah semata-mata kata-kata, melainkan memiliki kuasa untuk merubah hidup kita. Ketiga, kuasa Roh Kudus yang kita miliki melalui pengakuan iman dan baptisan serta di dalam firman yang hidup, kita berusaha terus menerus meneladani kualitas Yesus Kristus di dalam kehidupan kita di dunia ini: di dalam kasih, kerendahan hati, kebenaran dan pelayanan. Artinya, kita berusaha melakukan peran (role-play) yang sama seperti yang dilakukan Kristus dahulu pada situasi kita saat ini (Ef 4:24-32; Kol 3:10-17). Jadi dengarkanlah, dan just do it, … now!!! Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: Hendaklah Kamu Juga Siap Sedia (Mat 24:36-44), silahkan mengklik website www.kabardaribukit.org.

Pdt.(Em) Ramles M. Silalahi.

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!