SEMAKIN DISUKAI
Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia (1Sam. 2:26)
SELAMAT HARI NATAL untuk kita semua. Semoga ibadah Natal yang kita ikuti menjadi berkat dan menanamkan damai dan sukacita dalam hati kita semua. Amin. 🙏
Firman Tuhan bagi kita hari ini, di Minggu pertama setelah Natal, yakni 1Sam. 2:18-20, 26. Nas ini bercerita tentang Nabi Eli dan Nabi Samuel. Pada pasal 1 digambarkan kesusahan Hana, ibunya Samuel, nyanyian permohonannya serta nubuatan tentang kelahiran seorang Nabi pemimpin baru. Anak-anak Nabi Eli, seperti dijelaskan pada ayat 12-17, yakni Hofni dan Pinehas, suka bertindak jahat, yakni mengambil manfaat pribadi dari persembahan yang dibawa oleh umat kepada Tuhan.
Pesan pertama nas ini bagi kita, agar dalam setiap pergumulan, tetaplah tekun berdoa. Bercermin dari Hana istri Elkana, yang tidak dapat mengandung sehingga Elkana menikahi Penina perempuan lain, dan memberi Elkana anak. Tetapi Elkana tetap mengasihi Hana. Hana pun tidak putus asa, sering dengan hati pedih menangis tersedu-sedu, ia tekun berdoa di bait suci sambil bernazar: jika Tuhan tidak melupakan dia dan memberikan anak laki-laki, maka akan diberikan kepada TUHAN seumur hidupnya untuk melayani-Nya. Doa Hana dikabulkan; dan lahirlah Samuel, yang kemudian menjadi pembantu Eli.
Pesan kedua nas kita minggu ini berhubungan dengan keluarga. Ini senada dengan tema Natal PGI dan KWI tahun ini yakni, “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan” (1Pet. 1:22). Perhatian kepada anak sangat ditekankan dalam nas ini. Hana sangat mengasihi Samuel. Sejak Samuel “masih anak-anak, tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan. Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan” (ay. 18b-19).
Kasih kepada keluarga mesti menjadi prinsip penting dalam kehidupan kita. Prinsip nomor satu adalah Tuhan, dalam pengertian kita hormat dan tidak melanggar perintah-Nya. Itu bukti kasih kita kepada-Nya, taat dan berbakti. Setelah prinsip itu, keluarga adalah prioritas kedua; bukan pekerjaan, bukan pelayanan (termasuk kepada Tuhan), bukan hobi dan kesukaan, atau demi sesuatu ambisi dan kepuasan pribadi. Lihatlah Hana dan Elkana, mereka taat dan takut akan Tuhan, bersama rajin memberi persembahan, mengasuh Samuel. Hidup mereka pun diberkati, mukjizat terjadi. Sementara Eli dianggap gagal mendidik anak-anaknya. “Keluargaku adalah sorgaku”, itu penting menjadi pegangan hidup kita.
Pesan ketiga nas minggu ini, agar dalam menjalani kehidupan ini kita terus bertumbuh. Dalam bertumbuh kita seperti Samuel, yang dituliskan, “semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (ayat 26). Artinya, hidup kita semakin hari semakin menyenangkan hati Tuhan, dan menjadi teladan dan berkat bagi banyak orang.
Marilah, melalui perayaan Natal tahun ini, setelah mengikuti banyak ibadah dan mendengar khotbah, tekad kita semakin kuat diubahkan, dan dimampukan melalui firman dan kuasa-Nya. Kita semakin sadar dan tahu bahwa hidup bukanlah milik kita semata. Ada rencana Tuhan yang harus kita jalani sambil selami. Itulah kunci menjalani kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama. Melayani dan bukan dilayani. Diberkati untuk menjadi berkat, dan semakin disukai.
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus menyertai kita, amin. 🙏
Silahkan membaca renungan kedua bagian leksionari hari ini: Marilah Kita Pergi ke Betlehem (Luk. 2:8-20), dengan mengklik www.kabardaribukit.org