WAG YANG RAJANI
HR itu biad.b…. JK itu bang..t, AB itu bung..n, dan sebagainya….. Itulah kata-kata atau foto/meme yang tidak layak kadang muncul dalam WA Group beberapa minggu terakhir. Hati pun miris. Sedikit pun tidak ada rasa senang.
Firman Tuhan hari Minggu Paskah V ini dari 1Pet 2:2-10 berpesan tentang Yesus Kristus batu penjuru serta penekanan kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, dan umat kepunyaan Allah sendiri. Dalam konteks Perjanjian Baru, kumpulan atau persekutuan orang percaya adalah sebuah gereja. Namun, gereja dalam hal ini bukanlah bangunan atau susunan batu-batu. Kata church dalam bahasa Inggris (yang berarti gereja atau jemaat dalam bahasa Indonesia) berasal dari kata kuriakon (bahasa Yunani) yang berarti milik Allah. Alkitab menggunakan banyak metafora untuk kata gereja atau jemaat, kadang disebut Tubuh Kristus (Ef 1:22-23; Rm 12:5; 1Kor 12:12; 1Pet 4:10); Kawanan (Mzm 23; Luk 15:3-7; Yoh 10:1-18; 1Pet 5:1-2); Nama lainnya adalah Ranting Pohon Anggur (Mat 13:1-43; Yoh 15:1-17; Rm 11:16-24), Keluarga Allah (Luk 1:29-33; Gal 3:28; 2Kor 6:16-18; Ibr 2:10-18; 3:1-6) dan Mempelai Kristus (Hos 3:1-3; Mat 9:14-15; 25:1-13; 2Kor 11:2-4; Ef 5:21-33; Why 19:7-9; 22:12-21).
Sebuah WA group adalah sebuah persekutuan. Bila anggotanya semua seiman, maka itu juga gereja dalam salah satu metafora tadi. Untuk itu, keberadaan WAG tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah untuk saling bertolong-tolongan (Gal 6:2), saling menasihati dan menguatkan (2Tim 4:2). Bila kita hadir dalam WA Group yang berbeda iman, maka kita hadir dipanggil untuk menjadi garam dan terang. Sebab jelas, kita hadir atas “seizin dan rencana” Tuhan dalam WA Group tersebut. Oleh karena itu, kehadiran kita mestilah unik sebagai pembawa damai bagi yang lain: Jauhkan sikap menyerang, berburuk sangka, apalagi menghakimi. Sebagaimana nas ini katakan, tetaplah seperti bayi yang rindu susu murni, rindu akan hikmat pengetahuan dan kebenaran.
Hal kedua, kita orang percaya dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus. Ini tentu harapan yang menekankan kita terus ikut membangun kerajaanNya. Dalam hal ini, Kristus tetap menjadi batu penjuru dasar persekutuan, pengikat semua orang menjadi satu. Sebuah batu bukanlah sebuah dinding apalagi sebuah gereja; bagian anggota tubuh jelas tidak berguna tanpa adanya keutuhan bagian tubuh yang lain. Jadi jangan berpedoman pada arus dunia yang ada, atau ego, atau figur di dalam group WA, tetapi kehadiran kita benar-benar membawa ciri dan karakter Kristus.
Ketiga, kita dipilih dan dipanggil menjadi umat yang kudus (dalam arti yang berbeda), yang benar-benar bersikap anak-anak Raja yakni Kristus Raja. Dan, “supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Dengan bersikap anak Raja, maka kehadiran kita dalam setiap WA Grup dapat membuat WAG tersebut menjadi WA yang rajani. Semoga. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, Amin.
Pdt (Em) Ramles Silalahi, Ketua Umum PGTS. Kabar dari Bukit adalah refleksi Pengurus PGTS kepada anggota yang dipadu renungan firman Tuhan.