Terang dan Keselamatan
Firman Tuhan hari Minggu ini, Mzm 27, merupakan mazmur Daud ketika di pembuangan dengan kesusahan yang dihadapinya, tetapi Daud tetap meluapkan hatinya dengan keyakinan tetap aman dalam perlindungan Allah, yang dibuat sebagai judul pasal 27 ini. Ayat 7 dan 13 bahkan sering dipakai umat Yahudi sebagai doa dalam ibadah mereka: “Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!….Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!”
Kesusahan lumrah datang dalam kehidupan, bahkan penyebabnya kadang kita tidak tahu; bisa jadi itu semata-mata ulah orang lain. Kita merasa sebagai korban, sebagaimana Daud yang difitnah oleh lawan dan musuh-musuhnya. Tetapi Daud memiliki keyakinan bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya, benteng hidupnya, sehingga ia tidak perlu merasa takut dan gemetar. Pada saat ia merasa tiada lagi perlindungan dan tempat yang aman, tidak berdaya, ia tetap menaruh percaya kepada Tuhannya. Pertolongan manusia terbatas, namun kuasa Tuhan tidak terbatas.
Keyakinan seperti itu tentu didasarkan pada perilaku hidup yang selalu dalam kebenaran. Ia hidup dalam terang firman Tuhan. Tiada kegelapan. Ia merindukan diam di rumah TUHAN seumur hidupnya, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya (ayat 4, band. Mzm 23). Ini melambangkan iman akan kehadiran dan penyertaan Tuhan dalam setiap detik dan denyut langkah hidupnya. Ada perlindungan. Ada keselamatan. Ini juga yang disebutnya sebagai “tempat persembunyian di dalam kemah-Nya” (ayat 5). Haleluya.
Daud bukan tidak pernah salah. Ia tidak bebas dari perbuatan kegelapan dosa. Kadang hasrat kedagingannya mengalahkan kekuatan rohnya dan Roh Allah. Tetapi, ketika kita sudah memiliki keyakinan bahwa hidup kita milik-Nya dan Ia adalah Bapa kita anak-anak-Nya, pintu permohonan pengampunan selalu terbuka. Kasih Bapa melebihi segalanya. Ia akan menegakkan kita, seperti buluh yang patah akan ditegakkan-Nya kembali (Yes 42:3).
Jangan berhenti mencari wajah-Nya. Perasaan puas mengenal Allah bukanlah itu yang diminta dari kita (ayat 8). Terus belajar dari firman-Nya dan membuat hidup kita semakin berkenan bagi-Nya (ayat 9).
Selalu ada rencana Tuhan yang indah dan tersembunyi bagi kita, untuk hidup kita dibentuk dan dipakai lebih besar dan bahkan dahsyat. Padang gurun tantangan sesuai talenta perlu didisain dan dilewati bersama-Nya dengan tekad kemenangan. Tetapi, jangan juga menguji Tuhan (ayat 11-12). Kita harus tetap dalam kerendahan hati. Bertekun dalam karya dan berdoa, seperti yang dikatakan Daud di ayat penutup: “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” Hosiana… Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.
Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI