KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Januari 2024)

KAWIN DAN CERAI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! (1Kor. 7:27a)

Perceraian tegas dilarang oleh Alkitab. Namun kenyataannya, perceraian cukup tinggi di Indonesia. Dari browsing data di internet, ada 516 ribu pada tahun 2022 meski ada 1,8 juta pernikahan tiap tahunnya, dan tentu sebagian adalah pengikut Kristus. Dari data juga diperoleh, penyebab perceraian umumnya akibat gugat cerai dan 75% oleh istri. Sisanya karena talak dari pihak suami.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Kor. 7:27-30. Pasal 7 surat ini berbicara tentang perkawinan dan nas minggu ini spesifik anjuran agar hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah. Melihat konteksnya, bagian ini merupakan dampak perkiraan Rasul Paulus bahwa Tuhan Yesus akan segera kembali. Konsekuensinya, ia menyarankan, bagi gadis yang belum menikah sebaiknya tidak menikah dulu (ay. 25-26). Namun bagi yang sudah menikah tidak perlu mengusahakan perceraian (ay. 27).

Rasul Paulus tidak salah mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan segera kembali sehingga menyarankan lebih baik mempertahankan situasi yang ada. Ia juga berpandangan, lebih baik (bagi lelaki) untuk tidak menikah (ay. 1, 7). Tetapi untuk menghindari perzinahan, disarankannya untuk menikah, meski ditambahkannya, pernikahan akan membawa konsekuensi lebih merepotkan, lebih khawatir, dan memunculkan kesusahan badani (ay. 28, 33-34). Kita tahu Paulus sendiri tidak menikah untuk fokus melayani Tuhan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 Januari 2024)

PERCABULAN DAN JALAN PULANG

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1Kor. 6:20)

Tubuh manusia memiliki lima indera untuk membantu manusia merespon rangsangan dari luar dan meneruskannya ke otak; yakni penglihatan (mata), pendengaran (kuping), sentuhan dan meraba (kulit), penciuman (hidung) dan rasa (lidah). Ada indera keenam yang disebut naluri atau intuisi dan berasal dari persepsi dan pikiran. Ada indera lainnya terkait keseimbangan tubuh dan respon atas cuaca dingin dan panas, namun hal ini masih diperdebatkan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Kor. 6:12-20. Judul perikopnya nasihat terhadap percabulan. KBBI mendefinisikan percabulan (cabul) yakni (perbuatan) keji dan kotor; tidak senonoh (melanggar kesopanan, kesusilaan). Tetapi nas ini lebih mengkhususkan percabulan sebagai hubungan badani antara dua orang yang tidak diikat oleh pernikahan. Kalau melihat konteksnya, Korintus memang kota pelabuhan dengan berbagai ragam godaan hubungan badani.

Setelah mengupas hal percabulan, Rasul Paulus juga menyampaikan tentang makanan. Jemaat diminta agar menahan diri atas makanan dari persembahan berhala. Paulus tidak melarangnya, hanya diminta agar berhikmat menahan diri, terlebih bila hal itu menjadi batu sandungan bagi orang lain (1Kor. 8). Oleh karena itu nas ini dibuka dengan pernyataan, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun” (ay. 12). Memang makanan dan seks merupakan dua tuntutan tubuh sehingga firman Tuhan cukup panjang membahasnya dalam kitab ini, agar kita tidak diperhamba. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 7 Januari 2024)

BAPTISAN DAN SEMANGAT PERUBAHAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus” (Kis. 19:4)

Dalam bukunnya yang terkenal Spirit-Controlled Temperament, Tim LaHaye mengutip pendapat Dr. Henry Brandt tentang definisi pribadi dewasa, yakni seseorang yang cukup obyektif tentang dirinya untuk memeriksa kekuatan dan kelemahannya, dan mempunyai program terencana untuk mengatasi kelemahannya. Tim LaHaye kemudian menambahkan, pemeriksaan yang jujur terhadap kelemahan akan sangat membantu dalam menunjukkan bidang-bidang kehidupan yang memerlukan pengurapan Roh Kudus.

Setiap tanggal 6 Januari, kemarin, gereja memperingati hari penampakan Tuhan Yesus kepada orang-orang Majus dan dijadikan sebagai Minggu Epifani. Hari Minggu ini, gereja memperingati pembaptisan Tuhan Yesus. Firman Tuhan bagi kita adalah Kis. 19:1-7. Ini nas tentang Rasul Paulus yang bertanya kepada jemaat Efesus: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” (ay. 2). Ternyata jemaat tidak pernah mendengar Roh Kudus, meski mereka telah dibaptis oleh Yohanes melalui pertobatan. Kemudian Paulus membaptis mereka, dan turunlah Roh Kudus ke atas mereka (ay. 6). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 31 Desember 2023)

PERBANDINGAN AGAMA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat” (Gal. 4:4)

Perbandingan atau studi-studi agama sangatlah menarik. Bahkan ada pandangan yang menyarankan perlu melakukan passing over,
semangat untuk “melewati” batas-batas agama, agar pengalaman dan pemahaman serta kekayaan kerohanian seseorang semakin dalam dan kokoh. Namun, sebaiknya hal ini dilakukan jika iman dan pemahaman atas pilihan agama yang diyakini, sudah kuat sehingga imannya tidak tergerus dan malah murtad.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu menjelang tahun baru 2024 ini adalah Gal. 4:4-7. Nas ini membandingkan hukum Taurat PL dengan hukum yang dibawa Kristus yang diutus Allah, dan lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat (ay. 4). Hukum baru yang diberikan Yesus Kristus ini sering disebut sebagai hukum Anugerah atau hukum Kasih. Bahkan perbandingan dilakukan juga terhadap kepercayaan animisme yakni atas roh-roh dunia yang lemah dan miskin (ay. 8-9). Allah mengharapkan pembaruan dengan alasan umat Israel sudah saatnya menjadi dewasa, akil balik dalam beriman (ay. 1-3).

Rasul Paulus menyampaikan pesan Allah melalui nas ini dengan memberi beberapa perbandingan. Hukum Taurat yang ada sebelum Kristus datang, atau pemujaan terhadap allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah, merupakan hubungan perhambaan (ay. 7-8). Dasar keduanya adalah ketaatan pada perintah-perintah tertulis atau legalistik. “Teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun,” itu menjadi hal yang sia-sia (ay. 10-11). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 Desember 2023)

INJIL, KETAATAN IMAN DAN KEMULIAAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”… yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman” (Rm. 16:26)

Pujian “Glo o o …ria in exelcis deo” yang berarti “kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi” semakin sering kita mendengarnya di masa Natal ini; sebuah doksologi penutup, yakni doa dan puji-pujian kepada Allah. Dalam buku nyanyian gereja (KJ, PKJ dan NKB), bagian akhir selalu pujiannya berupa doksologi (Yunani: Doxa = kemuliaan dan Logia = ucapan).

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu IV Adven hari ini adalah Rm. 16:25-27. Nas terakhir surat Roma ini merupakan doksologi Rasul Paulus, sebagai kesimpulan dan penutup hal yang diutarakannya dari Allah kepada jemaat Roma, yakni “Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” (ay. 27).

Ada beberapa hal penting pesan pada nas pendek ini. Pertama, Rasul Paulus menguatkan kembali pada awal suratnya yakni, “keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Rm. 1:16). Ia menegaskan Allah “menguatkan kamu –menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus” (ay. 25). Melalui Injil yang berpusat pada Pribadi Yesus Kristus, orang percaya dikuatkan agar tetap kokoh berdiri teguh (band. Yeh. 2:1-2). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 Desember 2023)

ROH, JIWA DAN TUBUH TERPELIHARA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal” (1Tes. 5:16-18a)”

Semua orang tentu ingin senantiasa bersukacita. Namun jika diminta tetap berdoa, barangkali masih ada rasa enggan. Apalagi jika diminta mengucap syukur dalam segala hal, pastilah sulit pada situasi keinginan hati tidak terkabul. Tetapi itulah kata Alkitab, sabda Tuhan, sumber kebenaran. Maka perintah sesulit apapun diberi petunjuk, agar dapat dilakukan, bagi siapa saja.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu III Adven ini adalah 1Tes. 5:16-24. Nasihat agar “bersukacita, tetap berdoa, dan mengucap syukur” justru diberikan pada saat situasi di Tesalonika sedang sulit dan kesusahan. “… telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi” (1Tes. 3:4).

Untuk itu ada empat nasihat pada nas ini untuk diikuti. Pertama: “Janganlah padamkan Roh” (ay. 19). Artinya, jika kita ingin mampu melalui sesuatu yang sulit, maka jangan mengandalkan diri sendiri atau manusia. Hanya dengan kuasa Roh Tuhan kita mampu untuk mengatasi dan melewati ujian dan cobaan sekalipun yang berat. Kadang rasa sakit di tubuh dan jiwa muncul tidak tertahankan. Tapi tidak ada penderitaan yang tidak berakhir. Dengan iman dan pertolongan Roh, nyala dan kuasa-Nya, badai pasti berlalu. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 Desember 2023)

ADVEN DAN AKHIR ZAMAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat” (2Pet. 3:15a)

Usia panjang adalah sebuah berkat. Firman Tuhan menegaskannya, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Kel. 20:12). Juga puluhan nasihat pada kitab Amsal mulai pasal 3 dan Mazmur pasal 16 serta kitab-kitab lainnya, agar manusia berumur panjang. Ayat pembuka di atas sedikit terselubung, yakni Tuhan memberi manusia umur “panjang” agar memperoleh kesempatan bertobat dan selamat.

Firman Tuhan bagi kita di Minggu II Adven hari ini adalah 2Pet. 3:8-15a. Tradisi di Minggu Adven, gereja berbicara tentang Hari Tuhan, yang dalam pengertian PB adalah akhir zaman, penghakiman dan Kedatangan Kristus Kedua Kalinya (K4). Tujuannya tentu agar kita merenungkan semua dosa-dosa yang terus dilakukan, dan diharapkan timbul tekad kuat untuk mengubahnya sebelum merayakan kelahiran Kristus Penebus bagi kita dan dunia.

Pengertian Hari Tuhan sendiri penuh misteri (Ibr. =Mistorin; Yun. = Musterion, diterjemahkan dalam Alkitab sebagai Rahasia). Ada banyak nubuatan dan pertanyaan, yang tidak seorang pun bisa tahu jawabannya. Namun pandangan para ahli teologi tidak jauh berbeda, yakni misteri atau rahasia mesti dilihat dalam kerangka iman. Rahasia Allah adalah milik-Nya.

Rahasia pertama, kita tidak tahu tibanya akhir zaman sebab datangnya seperti pencuri (ay. 10); bahkan Kristus pun tidak tahu kecuali Bapa (Mat. 24:36). Kedua, banyak ayat yang menjelaskan tanda-tandanya. Teolog Prof. Anthony A. Hoekma dalam bukunya “The Bible and The Future” menyusun datangnya akhir zaman ke dalam tiga kelompok tanda-tanda: pertama, Injil sudah dikabarkan ke semua bangsa dan telah ada keselamatan bagi bangsa Israel. Kedua, akan ada masa sengsara (tribulasi), kemurtadan, dan munculnya AntiKristus. Ketiga, ada tanda penghakiman awal berupa terjadinya banyak perang, gempa bumi dan kegelapan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 Desember 2023)

BERSYUKUR DAN BERPENGHARAPAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu” (1Kor. 1:3)

Hari ini kita masuk Minggu I Adven, minggu penantian dan pengharapan. Tentu mencuat perasaan bersyukur dan bahagia yang merupakan dua sisi mata uang. Kebahagiaan bersemayam bukan karena kecukupan materi, kesehatan, keamanan, makan minum enak, atau ukuran badani dan dunia lainnya, melainkan timbul dari perasaan damai sejahtera dari Allah yang diam dan menetap di dalam hati orang percaya (Yoh 14:27). Itulah yang utama dan terekspresikan dalam berinteraksi dengan sesama.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Kor. 1:3-9. Nas ini menekankan selalu syukur dalam menjalani hidup.
Perasaan bersyukur tidak hanya berpusat pada diri sendiri, tetapi juga kepada kebaikan dan keberhasilan orang lain (ay. 4). Rasul Paulus, misalnya, menyebut nama Sostenes (band. Kis. 18:17), jurutulisnya yang ikut memberi salam. Kerendahan hati dan menampilkan kebaikan orang lain adalah sikap yang harus kita teladani darinya.

Dalam berbagai grup whatsapp atau di facebook, sering kita membaca orang lain yang berulang tahun, berhasil lulus dari sekolah, menempati posisi baru, anugerah baru dalam hidup berkeluarga dan lainnya. Dan alangkah baiknya kita menyatakan ikut bersyukur dan mengucapkan selamat dan doa. Itu tindakan kesaksian yang menjadi berkat bagi orang lain yang diminta oleh Tuhan kita (Ef. 4:6).

Bersyukur atas berkat yang diterima orang/kelompok lain, merupakan bukti buah dari kesetiaan kepada Kristus. Janganlah berkat dan kelebihan yang diterima orang lain, malah menimbulkan rasa iri hati, cemburu atau sinisme dari diri kita. Bersyukur dan irihati dua sisi yang berlawanan, dan iri hati timbul dari rasa tidak puas terhadap diri sendiri, terlebih bila memiliki rasa bersaing yang tinggi tidak terkendali. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 26 November 2023)

GEMBALA, PEMIMPIN DAN KEPEDULIAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh. 34:15)

Hari ini kita masuk ke Minggu Kristus Raja, akhir dari siklus kalender gereja. Minggu depan awal kalender dimulai dari Minggu Adven, gerbang perenungan sebelum merayakan Natal. Minggu Kristus Raja berarti dalam perjalanan hidup setahun ber-Tuhan dan bergereja, mestinya semakin meneguhkan kita bahwa Kristus adalah Raja, pemimpin dan Gembala dalam kehidupan, memerintah dalam hati dan pikiran, Penuntun langkah dan tindakan sesuai dengan kehendak-Nya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Yeh. 34:11-16, 20-24. Nas ini menegaskan Tuhan (Yesus) adalah “Gembala yang baik, melawan gembala-gembala yang jahat,” sesuai judul perikopnya. Gembala yang jahat digambarkan sebagai raja-raja Israel, pemimpin, para imam, dan kaum Farisi yang bertindak tidak adil, yang memeras dan mengeksploitasi domba-domba (umat) Israel, menjadi terserak dan mangsa para musuh (ay. 7-8).

Nas ini membawa kita pada situasi politik saat ini yang sedang “panas dan heboh”, tentang pemimpin yang baik. Tanpa diduga putra Presiden yang masih muda berhasil sebagai Cawapres dan adiknya terpilih sebagai ketua partai. Ada dugaan campur tangan Presiden, yang selama ini bersama putra dan menantunya dibesarkan oleh partai lain. Mengapa begitu cepat berbalik? Tentu masih misteri. Namun dari survey lembaga SMRC (kompas.com) hasilnya 39 % mengatakan langkah Presiden kurang pantas, 8 % mengatakan tidak pantas sama sekali, dan 30% mengatakan pantas. Ya, pendapat bisa berbeda, tapi intinya adalah kepedulian masa depan demokrasi bangsa kita ke depan.

Dr. J. Robert Clinton menuliskan dalam bukunya Pembentukan Pemimpin Sejati, perlu ada lima tahapan yang perlu dilalui seorang pemimpin (atau gembala), yakni: fase kedaulatan dasar, pertumbuhan batin, pendewasaan pelayanan, pendewasaan hidup, dan pemusatan. Ini sebuah garis kehidupan yang merupakan kunci keberhasilan. Resikonya, kegagalan, munculnya pemimpin karbitan. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!