KABAR DARI BUKIT (Edisi 19 November 2023)

AMARAH TUHAN DAN DAMPAKNYA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN (Zef. 1:17)

Sikap marah merupakan emosi yang lumrah dialami semua orang. Meski semua tahu bahwa marah lebih banyak membawa dampak buruk, tapi kadang luapan emosi itu tidak terbendung. Bersyukur jika marahnya memiliki tujuan (mendidik) dan berhasil. Namun, bila marah karena merasa tidak diperlakukan “adil dan benar”, atau ada yang menghalangi tujuannya, maka itu tidak baik dan bersifat lebih egoistis.

Firman Tuhan bagi kita pada hari Minggu yang berbahagia ini adalah Zef. 1:7, 8-12. Nas ini menjelaskan kemarahan Tuhan kepada bangsa Israel. Judul perikopnya: Penghukuman pada hari TUHAN. Ini mengacu kepada akhir zaman, saat Kristus datang kedua kalinya. Hari Tuhan bukanlah mesti kiamat, tetapi juga tatkala kita meninggalkan dunia fana ini. Jadi pengertian hari Tuhan sudah dekat, lebih realistis (ay. 7).

Mengapa Tuhan marah dan menghukum? Alkitab menjelaskan ada berbagai penyebab Tuhan marah. Dalam PL, Tuhan marah kepada Adam dan Hawa. Kemudian Tuhan marah pada peristiwa air bah dan kepada umat Israel yang membuat tuhan dari patung lembu emas dalam perjalanan keluar dari Mesir. Dalam PB, Tuhan Yesus marah kepada pedagang dan membalikkan meja dan bangku mereka. Ia juga marah saat para murid menghalangi anak-anak untuk datang kepada-Nya (Mrk. 10:13-14). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 12 November 2023)

BERTUHAN ITU PILIHAN DAN BERKONSEKUENSI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yos. 24:15b)

Hidup adalah pilihan sudah sering kita dengar, meski ada bagian hidup yang kita tidak dapat memilih, seperti kelahiran, kondisi fisik, orangtua, suku bangsa, dan lainnya. Kadang ini disebut sebagai nasib atau takdir, dan pengertiannya bisa negatif atau positif, tergantung sudut pandang. Namun setelah pribadi berkembang dan akal pikiran bertumbuh, manusia selalu diarahkan untuk memilih, dari hal kecil, seperti jenis makanan/minuman, sekolah, kerja keras atau santai, kawin dan jumlah anak, dan hal lainnya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yos. 24:1-3a, 14-25. Nas ini merupakan amanat perpisahan Yosua setelah ia berhasil membawa umat Israel masuk ke Tanah Kanaan. Ia mengumpulkan para tua-tua dan pemimpin untuk mendengar amanatnya. Tugasnya telah selesai dan ia meminta umat Israel memilih: menyembah Allah yang memanggil Abraham untuk menjadi bangsa yang besar, atau tidak menyembah allah nenek moyang mereka atau allah asing yang mereka baru kenal.

Kita juga bisa berhadapan dengan situasi yang sama. Ada banyak Allah dikenal umat manusia saat ini. Sejarah agama memperlihatkan, “konsep dan pengertian” Allah memang berkembang, mulai dari penyembahan “sesuatu” yang awalnya adalah ketakutan, kemudian ketidaktahuan, sampai kepada sumber pengharapan. Allah masa kini juga dikenal dalam berbagai versi, mulai dari allah yang memberi “restu” untuk membunuh demi keyakinan, sampai kepada pengertian allah yang tidak dapat dikenal dan tidak terjangkau pikiran oleh kaum agnostik. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 5 November 2023)

BERJALAN BERSAMA TUHAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau” (Yos. 3:7)

Menurut Derek Prince dalam bukunya Faith to Live By, ada tiga kata (dalam bahasa Inggris) yang dimulai huruf “f” perlu dipahami bedanya: fact, faith, and feeling (fakta, iman, dan perasaan). Firman Allah adalah fakta dan tidak berubah. Iman adalah sikap terhadap firman Allah sebagai fakta dan mengakuinya. Sementara perasaan, sesuatu yang dapat berubah. Tetapi jika iman berdiri teguh, perasaan akan seirama dengan fakta. Sebaliknya, jika dimulai dengan perasaan daripada fakta dan iman, seringnya akan berakhir dengan masalah.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yos. 3:7-17. Nas ini menceritakan persiapan Yosua memasuki Tanah Kanaan. Janji Tuhan kepada Musa juga diberikan kepada Yosua sebagaimana ayat pembuka di atas.

Ya, Tuhan selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Selain Yosua sebelumnya pengalaman sebagai pembantu Musa, ia juga diuji. Ada informasi bahwa orang Kanaan, Het, suku Hewi, Feris, Girgasi, Amori, dan Yebus akan menghadang. Mereka-mereka ini bangsa yang kuat dan berkubu (ay. 10; Bil. 13:28-33). Namun melalui hikmat kecerdikan Yosua dengan mengirim pengintai yang dibantu perempuan sundal Rahab, akhirnya mereka tahu situasi tanah yang akan dimasukinya (Yos. 2:1-24). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 29 Oktober 2023)

ADIL DAN DOSA KEPADA DIRI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia” (Im. 19:17)

Kadang kita dihadapkan pada situasi keberpihakan: membela yang lemah, atau membela yang benar? Kecendrungan psikologis menuntun kita membela yang lemah. Itu wajar, sebab muncul empati, rasa iba; dan itu tidak buruk. Seorang tokoh perfileman mengatakan, “suatu karunia besar bagi manusia memiliki kekuatan empati.” Teolog Carl Jung bahkan menyebutkan, “bila empati hilang, maka dunia akan menderita.”

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Im. 19:1-2, 15-18. Ini bagian kitab Imamat pasal 17 – 25 yang berbicara tentang kekudusan, dengan perintah tegas dan berulang: “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (ay. 2). Kita tahu Kitab Imamat adalah peraturan rinci bagi para imam dan umat Israel dalam menjalani ibadah dan upacara keagamaan, agar mereka memiliki hubungan yang baik dengan Allah.

Mengacu kepada kitab Ibrani Mitzvot sebagai rincian Sepuluh Perintah Allah (Kel. 20:3-20), ada 613 perintah yang dituliskan dalam Taurat; terdiri dari 248 “perintah positif” yakni untuk dilakukan, dan 365 “perintah negatif” yakni dilarang dilakukan. Dengan banyaknya perintah itu, maka semua manusia berbuat dosa (Rm. 3:23) menjadi satu hal yang tidak dapat disangkal. Read more

PEMBUKAAN BIMBEL GRATIS GT-GO TA.2023/2024

Bimbel2023

DOKUMENTASI

 

Pembukaan Bimbel Gaja Toba – Ganesha Operation TA 2023/2024

Dengan penuh syukur kepada Tuhan kami mengumumkan pembukaan Bimbingan Belajar Gratis bagi siswa SMA di 9 (sembilan) Kabupaten di Kawasan Danau Toba. Ini adalah Bimbel Kerjasama Gaja Toba dan Ganesha Operation tahun ke-8 sebagai bagian dari upaya bersama kita Membangun Generasi Muda Batak Sukses dan Berkarakter Unggul.

📅 Hari/Tanggal: Sabtu/28 Oktober 2023
⏰ Waktu: 08:00 – 12:00 WIB
🏫 Tempat: GKPS Kongsi Laita, Jl. Sutomo Sondiraya, Kec. Raya, Kab. Simalungun, Sumatera Utara

Bimbingan Belajar ini secara khusus dirancang akan membantu peserta memasuki Perguruan Tinggi Negeri dan selama 7 tahun terakhir, Bimbingan Belajar Gratis Gaja Toba – Ganesha Operation telah membantu 2.585 siswa-siswi SMA di Kawasan Danau Toba dalam perjalanan meraih cita-cita mereka. 1.269 di antaranya berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Tahun ini, Bimbingan Belajar Gratis Gaja Toba 2023-2024 akan diikuti 405 adik-adik kita dalam perjalanan mereka menuju PTN. Ini adalah saat yang tepat untuk memastikan  Anda berkontribusi lebih besar lagi membantu generasi muda Batak meraih impian mereka.

 

Salam,

Badan Pengurus Harian (BPH)

Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 22 Oktober 2023)

KERAGUAN YANG MENUMBUHKAN IMAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu” (Kel. 33:14)

Merasa ragu hal manusiawi. Namun, jangan diam terus dengannya yang membuat kita tidak bergerak: takut salah, gagal, malu dan lainnya. “Yakinlah dalam keyakinanmu, dan ragukanlah keraguanmu”. Itu semboyan yang bagus, agar hidup dapat lebih berbuah dan penuh dinamika.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kel. 33:12-23. Nas ini kejanjutan pasal sebelumnya, yakni tentang amarah Tuhan kepada bangsa Israel. Mereka tidak sabar menunggu Musa yang naik ke gunung bertemu Tuhan, dan langsung membuat patung lembu emas menjadi sembahannya, dan berharap patung yang selanjutnya menuntun mereka.

Tuhan pun marah, ingin membinasakan mereka. Kita tahu Tuhan itu pencemburu dan tidak mau diduakan. Musa yang memimpin perjalanan, ikut merasa ragu tentang kasih penyertaan-Nya, sebab kini hanya malaikat yang diutus (ay. 2). Ia menjelaskan tidak tahu sifat-sifat bangsa itu tegar tengkuk, dan Tuhan juga tidak memberi arahan siapa saja yang boleh ikut keluar dari Mesir (ay. 5, 12).

Di tengah rasa putus asa, Musa memohon kepada Tuhan: “… beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu” (ay. 13). Permintaan kedua, Musa ingin bertemu muka dengan Tuhan dan berkata, “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku” (ay. 18). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 15 Oktober 2023)

TAHAN UJI DAN PENGHARAPAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya” (Kel. 32:14)

Seseorang kadang dapat kehilangan pengharapan, dan kita bisa memahaminya. Pengharapan memiliki dua bentuk: sesuatu yang direncanakan, sengaja, tapi dapat juga dari watak, yang mudah rapuh dan berubah. Oleh karena itu pengharapan memerlukan motivasi yang kuat. Menurut Moltman dalam bukunya Theology of Hope: On the Ground and the Implications of a Christian Eschatology, pengharapan perlu diletakkan pada perspektif eskatologis, hal sorgawi.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Kel. 32:1-14. Ini kisah umat Israel dalam perjalanan pulang ke Kanaan. Mereka tidak sabar menanti Musa yang naik ke gunung bertemu dengan Allah, dan tidak tahu beritanya. Oleh karena itu, mereka mendesak Harun agar membuat allah dari anak lembu emas, yang akan memimpin perjalanan selanjutnya. Harun terpengaruh, setuju, dan meminta umat mengumpulkan anting-anting emas, dijadikan tuangan anak lembu emas (ay. 1-4).

Umat Israel kemudian menyembah patung emas itu, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, makan dan minum bersukaria. Allah tahu yang terjadi sehingga meminta Musa segera turun, berpesan akan menghukum dan membinasakan mereka, menyatakan murka-Nya, (ay. 6, 10). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 8 Oktober 2023)

HIKMAT TAURAT DAN KASIH

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa” (Kel. 20:20)

Doktrin Kekristenan mengenal dua hukum utama: “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan…. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 22:36-40).

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Kel. 20: 1-4, 7-9, 12-20. Nas ini adalah Sepuluh Perintah Allah, Dasa Titah, hukum yang diturunkan kepada bangsa Israel saat dalam perjalanan pulang ke Tanah Kanaan. Sepuluh Perintah ini juga dituliskan pada Ul. 5:6-21, diberikan melalui Musa di Gunung Sinai pada dua loh batu yang dituliskan dengan jari Allah (Kel. 31:18).

Sepuluh Perintah Allah ini mengatur umat Israel agar beribadah kepada Allah saja (dan kita saat ini dalam Pribadi Tuhan Yesus), jangan menyebut Nama-Nya dengan sembarangan, menguduskan hari Tuhan (ay. 2-4; 7-9), menghormati orang tua, serta larangan membunuh, berzina, mencuri, bersaksi dusta, tidak adil dan berhasrat mengingini milik orang lain (ay. 12-17). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 1 Oktober 2023)

PERBAHARUILAH HATIMU

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya” (Yeh. 18:30a)

Ada tiga pertanyaan besar bagi orang percaya terkait dosa. Pertama, konsekuensi perbuatan dosa terhadap kehidupan kita di dunia ini maupun pasca kematian. Alkitab berkata, upah dosa adalah maut (Rm. 6:23). Tapi apa selain maut? Pertanyaan kedua, terkait dosa turunan atau dosa asal, apakah kesalahan orangtua atau leluhur selalu ditimpakan kepada anak cucunya? Dan ketiga, apakah penderitaan seseorang di dunia otomatis akibat dosa-dosanya?

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Yeh. 18:1-4; 25-32. Nas ini merupakan jawaban nabi Yehezkiel kepada umat Israel yang menyindir seolah-olah Tuhan berlaku tidak adil. Keluhan mereka dituliskan di ayat 2: “Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu?” Mereka merasa dihukum akibat dosa-dosa dari leluhurnya; kenapa kini mereka yang harus menanggung?

Nabi Yehezkiel kemudian menjelaskan hal itu tidak benar, dengan contoh yang bagus dan panjang. Jika seseorang berusaha berbuat benar, taat dan menuruti perintah Tuhan, maka ia akan hidup dan tidak dihukum. Tetapi jika anaknya berperilaku buruk, tidak mengikuti perintah-Nya dan terperosok ke dalam dosa serta tidak bertobat, maka ia harus mati; darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Dan, jika kemudian anaknya (cucu orang pertama) insaf, menyadari perbuatan ayahnya tidak baik, tidak mengikutinya, serta berbuat benar sesuai perintah Tuhan, maka ia akan hidup (ay. 4-24, 26-28). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 September 2023)

RESIKO BERSUNGUT-SUNGUT

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepada-Nya” (Kel. 16:7a)

Setiap orang pasti pernah bersungut-sungut, meski dalam hati dan tidak disadari; timbul saat ada kemacetan, antrian panjang, pelayanan yang tidak baik, kecewa, kenyataan dan harapan berbeda, merasa tidak diperlakukan adil (bdk. Mat. 20:10-12), atau munculnya masalah yang tidak terduga. Buruknya, sungut-sungut dapat membawa ke arah perasaan kesal, geram, dan amarah tidak terkendali.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu kemenangan ini adalah Kel. 16:2-15. Ini kisah bangsa Israel yang bersungut-sungut saat perjalanan keluar dari Mesir, setelah bekal makanan yang mereka bawa mulai habis. Tentu mencari makanan di tengah padang gurun tidaklah mudah. Itulah sumber sungut-sungut mereka kepada Musa dan Harun yang memimpin perjalanan. “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan” (ay. 3).

Ya, salah satu ironi manusia adalah ingin enak tapi tidak mau susahnya; berharap perubahan lebih baik, tapi ketika ada masalah dan tantangan, yang muncul adalah bersungut-sungut. Untuk sungutan bangsa Israel, Tuhan memakluminya, mungkin karena ini yang pertama. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu…. Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” (ay. 4, 12). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!