KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 September 2023)

PERTOLONGAN TUHAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku?” (Kel. 14:15)

Pertolongan Tuhan salah satu sisi penting dalam kehidupan orang percaya. Manusia sebagai umat-Nya, pasti tidak lepas dari masalah, yang kadang di luar kemampuannya. Ketidakpastian akan datangnya pertolongan, tentunya menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Dan Tuhan memahaminya. Untuk itu kedekatan hubungan dan doa adalah akar dan pondasi dari semua pengharapan yang ada.

Nabi Musa telah dipanggil untuk membawa keluar menyelamatkan umat Israel yang teraniaya di Mesir. Ia dibekali berbagai kuasa mukjizat untuk meyakinkan Firaun, bahwa hal itu adalah atas perintah Tuhan. Firaun setelah melihat kebesaran kuasa yang diimani Musa, akhirnya menyetujuinya. Namun tak lama kemudian menyesalinya, dan memerintahkan untuk menangkap kembali umat yang sedang lari keluar (ay. 6).

Kisah pengejaran dan pelepasan itulah yang menjadi nas bagi kita di hari minggu ini, dari firman Tuhan Kel. 14:15-31. Kita tahu Tuhan pasti memenuhi janji-Nya yang diberikan melalui Musa (3:8). Untuk itu dalam upaya lari keluar, mereka dilindungi dengan tiang api dan tiang awan (ay. 20). Tuhan kemudian menolong dengan membuat roda kereta para serdadu berjalan miring dan maju dengan berat (ay. 25). Read more

Pertiwi Negeriku Toba Exhibition (22 September – 25 Oktober 2023)

Toba Exhibition

 

Merajut negeri lewat karya seni

Pertiwi, berawal dari sebuah pameran tahun 2020 yang menghadirkan tiga Ibu perupa asal Bali yang memiliki eksplorasi karya yang berbeda satu dengan lainnya.

Mereka adalah:Ni Nyoman Sani yang berlatar pendidikan Seni Lukis S1 di STSI/ISI Denpasar, Gusti Ketut Oka Armini mengenyam pendidikan S1 khusus Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta; dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan Seni Lukis di FSRD ITB Bandung.

Pertiwi = Tiga wanita perupa

Ayu dan Oka menempuh pendidikan tingkat menengah di sekolah yang sama yaitu di Sekolah Menengah di Denpasar (SMSR/SMK sekarang), sementara Sani bersekolah di SMA 1 Saraswati.

Pendidikan awal ini menjadi dasar untuk mengembangkan bakat dan minatmereka serta memilih institusi selanjutnya.

Ternyata kebersamaan mereka dipertemukan dalam kebersamaan menjala elan vital kreatif, disela kesibukannya masing-masing sebagai Ibu mereka tetap merawat kegelisahan kreatifnya pada media ekspresi yang mereka tekuni.

 

Visi dan Misi

Proyek lawatan seni ke Toba merupakan respon atas konsep “Merajut Nusantara” yang diinisiasi oleh almarhum abang Erland Sibuea, suami Ayu Sri Wardani, yang telah menorehkan berbagai goresan dalam karya- karya sketsa selama mereka mengunjungi Toba.

Perjalanan itu merupakan penanda proyek awal mereka dalam merajut Nusantara, konsep inilah yang kemudian direspon oleh Pertiwi yang diterjemahkan menjadi tema Merajut Warna Kenusantaraan (Weaving the Colours of the Archipelago).

Pemilihan Toba sebagai lokus awal menjadi semacam napak tilas atas perjalanan rupa yang telah dimulai abang Erland Sibuea (TI 86) dan Ayu Sri Wardani, kini bersama Oka Armini dan Nyoman Sani.

Untuk melengkapi karya seni yang dihasilkan, proyek Merajut Warna Nusantara ini juga menyertakan perancang busana Nick Djatnika, fotografer Toba Charis Martin Purba serta ditemani kurator Wayan Seriyoga Parta.

Nick akan menyertakan karya rancangan busana nya yang mengandalkan kain tenun dari berbagai daerha di Indonesia, menyajikan busana yang cantik unik dan menarik.

Charis akan menyertakan karya fotonya yang menangkap alam, struktur dan manusia di kawasan Danau Toba lewat rekaman kamera untuk menangkap keindahan dan keunikan Danau Toba.

Kurator Wayan Seriyoga Parta yang merajut keseluruhan karya untuk tetap terjalin dalam satu cerita dan paket karya seni yang utuh.

Mereka bersama dengan Pertiwi berkolaborasi untuk menangkap kosmos dan spirit Toba. Semoga juga dapat terjalin peluang-peluang kerjasama dan kolaborasi dengan seniman lokal untuk menjalin untaian daya-daya kreatif yang akan memperkaya wawasan dan imaji untuk berkarya.

 

Tujuan

Menyerap  alam,  budaya  dan  berinteraksi  dengan  masyarakat  terutama ibu-ibu dan aktivitas budaya, meliputi:

  • Mencermati alam dan budaya Batak
  • Kunjungan ke ruang seni budaya dan museum
  • Mengunjungi produksi kain tenun Batak Mengamati  rumah  adat  dan  motif  ornamen,  warna  dan  nilai simboliknya
  • Berinteraksi  dengan  masyarakat  khusus  perempuan  Toba  dan mencermati peran perempuan dalam kebudayaan Toba
  • Bertemu dan berkolaborasi dengan seniman setempat

 

Target yang ingin dicapai

  • Menghubungkan perjalanan, pengamatan, interaksi sosial serta berproses langsung dalam menciptakan karya 2 dimensi dan video dokumenter tentang perjalanan bersama Pertiwi ke Toba.
  • Hasil riset berupa karya dari masing-masing kemudian akan dipamerkan, bisa di Toba, atau di kelilingkan di Jakarta, Bandung, Bali dan Perth.
  • Disiapkan 1 karya untuk badan amal berbasis di Kawasan Danau Toba.
  • Melakukan sosialisasi melalui karya seni untuk mengajak masyarakat bersama-sama menjaga keindahan Danau Toba, merawat dan menjaga kelestarian lingkungan yang sudah semestinya menjadi tanggung jawab kita semua.

 

Progam ini dipersembahkan dengan rasa bangga dan dedikasi sepenuh hati untuk membantu mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Danau Toba.

Kegiatan ini didukung oleh Gaja Toba sebagai bentuk nyata kepedulian dan partisipasi aktif Gaja Toba membangun Bonapasogit.

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 September 2023)

JALAN PULANG PERTOBATAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!” (Yeh. 33:11)

Ada banyak versi tentang tahapan dan jalan menuju keselamatan hidup kekal. Namun hampir sepakat, pertobatan adalah kunci pembuka gerbang memasuki manusia baru, agar kelak dapat hidup bersama para malaikat dan Tuhan Yesus di sorga. Pertobatan memerlukan kuasa Roh Kudus bersama langkah tindakan sukarela manusia yang melibatkan iman, disertai dengan pikiran, hati dan kemauan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yeh. 33:7-15. Ini pesan Tuhan yang sangat jelas dan tegas tentang dampak perbuatan dosa manusia sekaligus pentingnya pertobatan, yang dalam bahasa Yunani disebut dengan metanoia dan arti harfiahnya berbalik. Seperti saat berbaris, “Balik Gerak!”, kira-kira begitulah maknanya.

Manusia dapat berdalih sebagaimana umat Israel dalam nas ini. Namun Allah mengingatkan atas sikap mereka yang berkata, “Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat tetap hidup? (ay. 10b). Allah tidak menyukai umat atau seseorang yang merasa dirinya benar dan “mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya” (ay. 13). Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk selalu rendah hati di hadapan Tuhan, sebagaimana isi Doa Bapa Kami, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami….dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 September 2023)

KESEMPATAN DIPANGGIL MELAYANI

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” (Kel. 3:3)

Jika ditanya apakah kita ingin bertemu dengan Tuhan? Maka yang terbayang pertama adalah kematian. Padahal, bertemu Tuhan saat Ia ingin menampakkan diri-Nya untuk tujuan tertentu, ada banyak bentuknya, seperti melalui mimpi, malaikat, urim dan tumim, undi, teofani kasat mata, nubuat, mukjizat, yang semua itu adalah wahyu umum. Namun Allah juga menampakkan diri-Nya melalui Pribadi Yesus Kristus dan Alkitab, sebagai wahyu khusus bagi kita orang percaya. (Selengkapnya bisa membaca buku saya Mengenal Alkitab Kita yang tersedia di Tokopedia.)

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kel. 3:1-15. Ini kisah Musa yang dipanggil untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Saat itu Musa dalam pelarian karena membunuh orang Mesir. Lalu ia bertemu jodohnya dan menjadi seorang gembala kambing domba mertuanya (ay. 1).

Musa pernah hidup di istana menjadi anak angkat putri Firaun, kini merasakan hidup sebagai orang biasa saja. Namun, rencana Tuhan baginya tetaplah berjalan. Ia tetap memiliki rasa kepedulian yang tinggi – tampak saat membela orang Israel yang dianiaya dan para wanita yang diganggu saat memberi minum kambing domba gembalaan mereka (Kel. 2:11-14, 17). Ia memiliki rasa ingin tahu, rendah hati, setia dan pekerja keras yang bertahan 40 tahun sebagai gembala. Semua ini menjadi teladan bagi kita. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Agustus 2023)

DALAM PEMELIHARAAN ALLAH

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air” (Kel. 2:10)

Melalui Kitab Kejadian paling tidak ada empat kisah kehidupan yang menarik dan telah dijadikan renungan sebelumnya. Pertama adalah Abraham, yang dipanggil Tuhan berangkat menuju Tanah Kanaan. Kemudian lahirnya Ishak dan pencarian jodohnya. Yakub yang “penipu” hingga menjadi bapak 12 suku Israel. Terakhir Yusuf yang dijual menjadi budak, namun akhirnya menjadi pembesar di Mesir. Dari semua kisah itu, satu kesimpulan yakni adanya pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Keluaran 1:8-2:10. Ini kisah kelahiran Musa, nabi besar di tengah masa sukarnya bangsa Israel yang hidup di Mesir pasca kematian Yusuf. Firaun tidak menginginkan jumlah mereka semakin banyak sehingga dibuat aturan agar bayi laki-laki Israel yang lahir dibunuh, dan mereka yang sudah dewasa dipaksa kerja rodi dan ditindas (ay. 1:10-14). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Agustus 2023)

KASIH DAN PENGAMPUNAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej. 45:5)

Paus Fransiskus dalam audiensi umum kepada 12.000 jemaat yang hadir di Lapangan Santo Petrus bulan Agustus 2014, mengatakan rasa iri, dengki dan berperilaku buruk lainnya adalah manusiawi, tetapi sifat-sifat itu bukan Kristen (pgi.or.id). Alkitab sendiri menuliskan adanya puluhan sifat dan perilaku buruk manusia, yang bisa dikaitkan dengan iman, pengharapan dan kasih.

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita adalah Kej. 45:1-15. Ini kisah Yusuf saat memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, ketika mereka datang ke Mesir untuk mencari makanan sebab di Israel terjadi bencana kelaparan. Dalam kisah sebelumnya kita tahu, saudara-saudaranya telah menjual Yusuf sehingga menjadi budak (Kej. 37). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Agustus 2023)

IRI HATI DAN KENAL DIRI

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya….” (Kej. 37:4a)

Salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah mengenal diri sendiri dengan baik, melalui penilaian jujur dan metode yang benar. Dengan kenal diri, maka seseorang akan lebih siap dalam mengembangkan diri. Dan yang lebih positif lagi, tidak akan muncul rasa iri hati, cemburu dan dengki.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 37:1-4, 12-28. Ini kisah hidup Yusuf anak Yakub bersama saudaranya; yang mungkin kita banyak tahu saat ikut Sekolah Minggu dulu. Yusuf anak kesayangan Yakub, suka diberi jubah yang maha indah (ay. 3). Belum lagi Yusuf suka mengadu tentang kejahatan saudara-saudaranya (ay. 2). Puncaknya, Yusuf bercerita tentang dua mimpinya bahwa saudara-saudaranya kelak akan menyembah dia (ay. 5-10). Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (ay. 11). Saudara-saudaranya pun bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya (ay. 18). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Agustus 2023)

MENANG DALAM PERGELUTAN HIDUP

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Lalu kata orang itu: ”Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang” (Kej. 32:28)

Perjalanan kehidupan ada kalanya tidak mudah. Ada yang melaluinya dengan bergelut susah payah, merasakan pahit getir, banyak berkorban demi sebuah cita-cita pengharapan. Berjalan bersama Tuhan Yesus tetap memerlukan upaya dan lolos dari ujian dan rintangan. Keyakinan yang berlebihan justru kadang membawa manusia lupa diri, ternyata egoisme dan godaan yang muncul, seringkali membuat orang menjadi kalah dan akhirnya terpuruk.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 32: 22-31. Judul perikopnya: Pergumulan Yakub dengan Allah. Ini kisah perjalanan pulang Yakub dengan memboyong dua istri anak Laban dan 11 anaknya, budak dan ternak yang banyak (ay. 13-15, 22). Semua diperolehnya dengan perjuangan hidup bekerja selama puluhan tahun di kampung mertua.

Yakub ingin pulang, namun masih ketakutan atas tipuannya terhadap abangnya Esau. Menjelang tiba di tujuan, Yakub mengirimkan dahulu istri dan anak-anaknya, serta menghadiahi Esau dengan ratusan ternak. Ia memilih bermalam dahulu sendirian, melihat respon abangnya. Esau yang sukacita bersemangat menyambut adiknya, mengerahkan banyak orang bersiap, justru dikira Yakub ingin membunuhnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 30 Juli 2023)

KARMA DAN TABUR TUAI

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?” (Kej. 29:25b)

Alam semesta memperlihatkan hukum kausilitas sebab akibat, aksi reaksi, dampak interaksi dan tindakan; bukan hanya kebendaan tetapi juga interaksi sosial psikis manusia. Dan, ada mekanisme yang menjaga keseimbangan, keadilan dan keharmonisan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kej. 29:15-28. Ini kisah Yakub yang melarikan diri ke rumah pamannya Laban, terkait tipuannya terhadap abang dan ayahnya untuk mendapatkan hak kesulungan. Sebagai paman, Laban memberi kesempatan Yakub tinggal bersamanya.

Laban memiliki dua anak perempuan: Lea dan Rahel. Yakub ternyata tertarik kepada Rahel yang cantik parasnya (ay. 17), dan ingin menikahinya. Sebagai mahar, Yakub sepakat bekerja selama tujuh tahun bagi Laban. Ternyata di malam pernikahan, Laban menipu Yakub dengan menyerahkan Lea (ay. 23). Yakub pun protes. Setelah perundingan, akhirnya Yakub setuju bekerja tujuh tahun lagi. Sebuah usaha panjang mendapatkan Rahel pujaannya (ay. 27). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!