KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Maret 2022)

MENJALANI KEHIDUPAN

Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu” (Yos. 5: 9a)

Sungguh lega rasanya ketika kita tiba di tempat tujuan. Apalagi dari perjalanan panjang yang melelahkan. Itulah gambaran yang diberikan Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita, dari Yos. 5:9-12. Bangsa Israel dipimpin Yosua telah memasuki tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Beratnya perjalanan keluar dari Mesir, telah sirna. Kegembiraan merebak. Mereka pun merayakan Paskah (ay. 10), sebuah kelepasan dari ancaman kematian dengan tanda darah di pintu rumah (Kel. 12:22-23). Pertolongan Tuhan memang sempurna: umat melewati laut Teberau yang terbelah, petunjuk tiang awan atau tiang api, dan manna untuk makanan selama 40 tahun. Semua kesalahan pun telah hapus (ay. 9).

Kita pun semua dalam perjalanan kehidupan. Ada yang masih 40 tahun lagi atau kurang; tapi kelak ujungnya sama, semua menghadap takhta-Nya (2Kor. 5:10). Penulis tak dikenal mengatakan, hidup adalah perjalanan, bukan tujuan. Oleh karena itu, mari kita isi dan nikmati perjalanan kehidupan ini dengan hati bersyukur, semangat dan sukacita. Sesuai Alkitab, untuk itu ada beberapa prinsip yang perlu kita jalankan, yakni: Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Maret 2022)

KESEMPATAN KEDUA

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN (Yes. 55: 8)

Mengapa bangsa Israel disebut sebagai umat pilihan Allah? Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Yes. 55:1-9, menjelaskan hal tersebut. “Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, ….” (ay. 4-5).

Bangsa Israel ditetapkan Allah menjadi model sebuah komunitas dan bangsa, yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi. Tetapi mereka gagal sebagai teladan, gagal mengikuti pola hidup yang ditetapkan. Allah pun turun ke bumi, agar semua manusia diselamatkan, bukan hanya di Yerusalem, Yudea dan Samaria, tetapi juga sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

Nas minggu ini menuliskan, manusia sering melakukan hal sia-sia. “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (ay. 2). Kesalahan ini membuat manusia terus haus dan lapar (ay. 1). Ayat ini menegaskan, keselamatan hanyalah anugerah Tuhan melalui iman, bukan karena perbuatan baik dan kehebatan pribadi (band. Ef. 2:8-9). Tetapi, itulah manusia dengan kelemahannya. Dengan rayuan si jahat, kita pun sering jatuh. Padahal, Tuhan Yesus berkata: “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Ingatlah itu. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Maret 2022)

KEKUATAN PERCAYA

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Kej. 15:6)

Semua ingin anak dan cucu kita lebih maju dan diberkati. Bila diri kita sekolah S1, kita pun berharap anak bisa S2 atau S3. Jika kita bekerja sebagai staf, wajar berharap anak-anak mencapai manajer bahkan direktur. Jika kita tinggal di perumahan sempit, maka kita berharap anak cucu kita bisa tinggal di perumahan yang nyaman. Itu wajar. Tapi yang terpenting, tentunya, anak cucu kita tetap menjadi pribadi/keluarga yang mandiri, dalam iman teguh kepada Kristus, dan menjadi berkat bagi orang lain.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Kej. 15:1-12, 17-18. Judul perikopnya: Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya. Bagian awal menceritakan tentang kesedihan Abraham bahwa ia tidak memiliki keturunan (ayat 1-4). Kita tahu istrinya Sara mandul. “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Abraham pun percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran (ayat 5-6).

Adakah janji Tuhan yang kita pegang teguh? Sudahkah kita merasa bahwa Tuhan telah memberikan janji-janji-Nya kepada kita dengan mengikut Tuhan Yesus? Bila kita belum merasakan ada janji itu, maka sebaiknya kita membaca Alkitab lebih rajin. Mulai saja dari PB dan terus ke Mazmur, dan bila suka, teruskan ke PL. Alkitab adalah Buku Janji. Bacalah, dan ketahuilah, itulah janji Tuhan kepada kita anak-anak-Nya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Maret 2022)

PERSEMBAHAN SULUNG

Maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu (Ul. 26:2a)

Firman Tuhan hari Minggu ini dari Ul. 26:1-11, berpesan tentang mempersembahkan hasil pertama. Bagi kita warga gereja, ini sama dengan persembahan sulung. Biasanya dijalankan saat sidi, pernikahan, ditahbis/diteguhkan, dan saat lain yang dianggap memulai tahapan kehidupan baru.

Persembahan Sulung atau Buah Sulung hanya diatur dalam PL, dan sejatinya merupakan persembahan anak sulung dari ternak yang dilahirkan (Kej. 4:4) atau dari hasil pertama buah pohon (Im. 2:12; Neh. 10:35). Oleh karena itu dalam PL, hakekat persembahan sulung selain rasa syukur dan terima kasih, Tuhan berhak atas berkat hasil tangan pertama.

Ada banyak persembahan yang dipakai dalam PL dan kadang disebut korban. Ada korban bakaran (Ola), korban sajian (Minkha), korban penghapus dosa (Khatta’t) atau penebus salah (‘Asyam), dan korban perdamaian atau korban keselamatan (Zevakh dan Selamin). Selain itu ada persembahan lain, seperti unjukan, persepuluhan, dan persembahan sulung yang menjadi nas minggu ini. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Februari 2022)

TRANSFIGURASI DAN TRANSFORMASI

Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN (Kel. 34:35)

Hari ini minggu terakhir rangkaian Efipani, masuk ke Minggu Transfigurasi, yakni 40 hari sebelum Yesus disalibkan. Kita akan tiba hari Rabu Abu dan Pra-Paskah minggu depan. Perayaan Minggu Transfigurasi dilakukan untuk mengingat Tuhan Yesus dimuliakan di atas gunung, saat bertemu dengan Musa dan Elia. Saat itu muka Yesus bercahaya, seperti matahari penuh dengan kemuliaan. Murid yang hadir yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes terkesima, dan langsung tersungkur (Mat. 17:1-5).

Bacaan Firman Tuhan bagi kita dari Kel. 34:29-35. Nas ini bercerita tentang penampakan Allah kepada Musa di atas Gunung Sinai. Kita tahu loh batu pertama berisi Hukum Taurat telah hancur. Musa melemparkannya ke anak lembu mas yang disembah umat Israel (Kel 32:19). Lalu Musa membuat dua loh batu baru, dan kembali naik ke gunung. Ia menyerukan nama TUHAN, berlutut memohon pengampunan atas dosa yang dilakukan. Allah mengampuni, kemudian berfirman, memberi janji dan petunjuk hidup yang harus dipenuhi oleh bangsa Israel (ay. 10-27). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Februari 2022)

MELIHAT DENGAN IMAN

Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu…. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah (Kej. 45:7-8a)

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Kej. 45:3-11, 15. Nas ini bercerita tentang reaksi Yusuf terhadap para saudaranya yang datang mengungsi ke Mesir karena kelaparan melanda Israel. Saudara-saudaranya tidak mengenalinya lagi. Sebelumnya Yusuf mereka jual sebagai budak, karena iri dan benci diperlakukan istimewa oleh Yakub ayah mereka (Kej. 37:3-4).

Sebagai manusia biasa, ketika ada hal buruk atau yang tidak mengenakkan datang, apalagi itu tampak sebagai “ulah manusia”, maka reaksi kita umumnya adalah kesal, kecewa dan bahkan ingin melakukan pembalasan. Namun melalui nas pengalaman Yusuf, kita diberi pengajaran agar selalu melihat dengan iman atas masalah, ujian/cobaan, tantangan yang terjadi dalam kehidupan.

Pertama, hilangkan pikiran untuk membalaskan hal buruk yang terjadi, terlebih itu saudara atau sahabat kita. Klarifikasi boleh saja untuk menjernihkan pikiran. Meski kemudian kita anggap orang itu salah, brengsek, jahat, tetaplah selesaikan dalam hati. Anggap semua terjadi atas seizin Tuhan, sehingga kita kembalikan kepada-Nya. Dia-lah sebagai hakim dan memberi penghukuman (Ibr. 10:30; Rm. 12:19). Nas parallel hari ini Luk. 6:27-38 mengajarkan, orang Kristen wajib hidup dalam kasih dan pengampunan, bahkan mengasihi musuh. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Februari 2022)

KUTUK DAN BERKAT

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yer. 17:7)

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Yer. 17:5-10. Nas ini berbicara tentang kutuk dan berkat. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” (ayat 5-6).

Sebaliknya ayat 7-8 menuliskan, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

Berkat dan kutuk merupakan dua hal gamblang sejak awal dipaparkan dalam Alkitab. Kejadian 1 ayat 22 dan 28 berbicara tentang berkat, tetapi kejadian 3 dan 4 telah berbicara tentang kutuk kepada ular dan manusia. Kedua kata ini memang memiliki kekuatan dan kuasa, menjadikan sesuatu baik atau buruk, tergantung latar belakang dan yang mengungkapkannya. Berkat dan kutuk kemudian dituliskan panjang lebar sebagai pilihan bagi bangsa Israel, agar selalu mendengarkan suara Tuhan dan setia (Ul. 28). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Februari 2022)

MANUSIA BEBAL

Kemudian firman-Nya: “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh” (Yes. 6:9-10)

Bila minggu lalu renungan kita tentang panggilan Tuhan kepada Yeremia, hari Minggu ini firman Tuhan bagi kita Yes. 6:1-13, tentang panggilan Tuhan kepada Yesaya. Panggilan Tuhan kepada mereka berdua untuk meminta bangsa Israel bertobat, tapi tidak berhasil. Kerajaan Yehuda diruntuhkan, dan penduduknya dibuang ke Babel selama 70 tahun. Yeremia begitu sedihnya menuliskan dalam kitab Ratapan, dan ia sendiri serasa ingin mati karena tugasnya tidak berhasil (Yer. 9:1; 13:17).

Nas minggu ini kepada Yesaya berbicara tentang “keprihatinan” Allah terhadap bangsa itu. Allah merasa mereka telah menjadi bangsa yang bebal. Yesaya pun dipersiapkan dengan “penampakan surgawi”, melihat Allah duduk di atas takhta bersama malaikat Serafim melayang-layang dan berseru tentang kekudusan Allah. Yesaya menyadari dirinya tidak layak, najis, tetapi malaikat menyentuh mulutnya dan berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!