KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 April 2021)

RUKUN BERSAUDARA

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! (Mzm. 133:1)

Firman Tuhan di Minggu II Paskah hari ini, diambil dari Mzm. 133 yang berisi tiga ayat. Mazmur ziarah pendakian ini hampir dikenal semua orang, terlebih orang Batak; nas ini sering dijadikan tema pertemuan syukur awal tahun yang mengajak agar hidup rukun sesama saudara khususnya keluarga. Pengertian saudara dalam ayat 1 merupakan terjemahan dari aḥîm (=Ibrani), umumnya dipakai di lingkup keluarga tetapi juga bagi bangsa (Israel).

Hidup kita dipenuhi lingkaran manusia. Lingkaran pertama adalah keluarga inti, yakni suami/istri dan orangtua/anak. Terus bertambah menantu dan cucu. Lingkaran kedua melebar ke abang dan adik, sepupu dan om/tante. Lingkaran ini semakin besar, ke lingkungan tetangga, kantor, gereja, dan lainnya sesuai dengan aktivitas kehidupan. Dan hidup rukun mestinya mulai dari lingkaran kecil tadi. Orang yang tidak dapat mengatur hidupnya rukun dalam lingkaran pertama, maka berpotensi pembuat masalah di lingkaran besarnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 April 2021)

TUHANKU PERKASA

Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN (Mzm. 118:17)

SELAMAT PASKAH
Firman Tuhan bagi kita di hari bahagia peringatan kebangkitan Tuhan Yesus hari ini, diambil dari Mzm. 118:1-2, 14-24. Mazmur ini merupakan bagian dari kumpulan nyanyian pujian (Mzm. 113-118), yang lazimnya dibacakan oleh umat Yahudi pada setiap Hari Raya Paskah, Pantekosta dan Tabernakel dan hari raya lainnya. Bila kita menonton film seri SHTISEL di layar Netflix, misalnya, kita melihat sebagian pola hidup umat Yahudi yang setiap momen menaikkan pujian syukur bagi Tuhan alam semesta, saat minum air putih, masuk rumah/pintu, dan lainnya.

Pujian syukur adalah sikap orang beriman, terlebih beriman kepada Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian. Rasul Paulus mengatakan, sia-sialah iman kita jika Yesus tidak bangkit. Kalau Yesus manusia biasa, yang mencoba menjadi martir dan pahlawan, dan kemudian dihukum gantung, mati, dan ternyata tetap di tanah, ya betul, sia-sialah iman kita. “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1Kor. 15:14-15). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi Jumat Agung, 2 April 2021)

HAMBA TUHAN YANG MENDERITA

(Yes. 52:13-53:12)

Firman Tuhan di hari besar umat Kristiani hari ini diambil dari Yes. 52:13-53:12, dengan judul perikop: Hamba TUHAN yang menderita. Nabi Yesaya sangat jelas dan tepat menuliskan nubuatan tentang turunnya Juruselamat atau Mesias untuk manusia. Namun gambaran hamba Tuhan yang diberikannya, bukanlah seperti yang dipikirkan oleh umat Israel.

Tetapi sebenarnya Allah ingin membalik cari berpikir mereka, yang beranggapan bahwa Raja dan Mesias yang datang adalah tipikal Raja Daud atau figur pahlawan dalam mitos. Allah tentu memiliki maksud akan hal itu, menegaskan bahwa kadang yang dipikirkan manusia tidak selalu sama dengan pikiran Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes. 55:8-9).

Nabi Yesaya menggambarkan Hamba Tuhan yang datang tidak tampan, dan tidak ada semaraknya. Sebuah gambaran tentang kesederhanaan-Nya. Tetapi penderitaan-Nya dituliskan rinci dan begitu buruk: rupanya seperti bukan seperti manusia lagi, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia (52:14; 53:2b, 3). Itu terjadi karena Ia dianiaya, dihina, ditikam, penuh kesengsaraan. Tetapi Ia tidak melawan, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (53:7). Sebuah sikap hidup berserah, tanpa banyak keluhan yang layak kita teladani dari-Nya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Maret 2021)

MASALAH DAN TUHAN

Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” (Mzm. 31:16)

Kita memasuki Minggu Sengsara, minggu keenam masa Pra Paskah. Dalam leksionari disebut hari ini sebagai Liturgy of the Passion, atau Liturgy of the Palms. Umat Katholik mengekspresikannya dengan membawa daun palem, mengingatkan umat menyambut Tuhan Yesus menunggang keledai saat memasuki kota Yerusalem, sebuah simbol perdamaian, menjelang akhir pelayanan-Nya. “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” seru orang-orang yang mengikutinya (Mrk. 11:8-9; Why. 7:9-10).

Firman Tuhan bagi kita hari ini, Mzm. 31:10-17, ditulis oleh Raja Daud. Ia meratap, merasakan sengsara: sesak, sakit hati dan mata, tubuh dan jiwa merana. Rasa duka dan keluh kesah menguasai, tulang pun menjadi lemah (ayat 10-11). Dan yang lebih membuat derita Daud lebih besar, semua temannya lari menjauh. Musuh-musuh dan yang tidak menyukainya, mencela dan berbisik-bisik, ingin mencelakakan bahkan membunuhnya (ayat 12-14). Dan itu jugalah yang dialami Tuhan Yesus setelah Ia ditangkap di atas Bukit Zaitun (Mat. 26:47-56; Luk. 22:47-48). Penderitaan 18 jam menjelang akhir hidup-Nya di Golgota di hari Jumat Agung. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Maret 2021)

DOSA DAN DOSA ASAL

Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku (Mzm. 51:7)

Manusia lahir ke dunia ada yang mengibaratkan jiwanya bagaikan selembar kertas putih, putih polos, tidak berdosa. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa ada dosa yang ditanggung oleh keturunan seseorang, hingga yang ketiga dan keempat, bila ia melakukan dosa dan tidak membereskannya (Kel. 20:5). Raja Daud juga dalam ayat di atas menegaskan hal tersebut. Para ahli pun menyebut hal ini sebagai dosa asal, dosa turunan, merupakan menjadi kodrat manusia. Tetapi doktrin ini masih sering diperdebatkan.

Ayat di atas yang menjadi bagian dari firman Tuhan bagi kita minggu ini, yakni Mzm. 51:1-15, dapat juga dimaknai berbeda, dan dapat diterima semua pihak, bahwa manusia sejak lahir telah memiliki kecendrungan berbuat dosa. Bila seseorang tidak dekat dan mengenal Tuhan dengan baik serta tidak lahir baru, maka kecendrungan itu semakin besar. Demikian pula jika orang tersebut lebih mengikuti keinginan daging dan hati manusianya yang egois, godaan dunia dan iblis, maka dosa semakin tidak tertahankan lagi menjadi jerat yang kuat. Jerat, berarti terperangkap, satu dosa melahirkan dosa lain, dan seterusnya, hingga tidak bisa lepas. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 Maret 2021)

BERSYUKURLAH. CARANYA?

Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN…. Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai! (Mzm. 107:21a, 22)

Ajakan bahkan perintah bersyukur dalam hidup ini sudah sering kita dengar. Apalagi jika kita sedang diberkati, itu sikap yang mudah. Mazmur 107:1-3 bagian pertama bacaan kita minggu ini menganjurkan demikian. “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik” (ayat 1a). Ajakan ini ditujukan kepada umat Israel, orang-orang yang ditebus oleh TUHAN, dan terlebih yang dipersatukan dari pembuangan dan diaspora di negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan (ayat 2-3). Tentu ajakannya bagi kita juga.

Tetapi, bagaimana jika kita sedang susah dan kemalangan? Apakah tetap bisa bersyukur? Ayat 17-22 nas bagian kedua minggu ini menuliskan hal itu. Kadang kita dapat berada dalam situasi yang tidak mengenakkan. Dalam ayat lainnya dijelaskan, umat bisa saja mengalami kesulitan berat, seperti lapar haus dan lesu (ayat 4-9), terkurung dalam kegelapan (ayat 10-16), atau menghadapi gelombang angin badai (ayat 23-32). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!