KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 Juni 2020)

Seperti Domba dan Merpati

”Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16)

Firman Tuhan di hari Minggu ini, Mat 9:35-10:23, https://alkitab.app/v/125870364957,
bercerita tentang Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Mat. 9:37).

Lalu Tuhan Yesus memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka dan berpesan, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma (Mat. 10:6-8).

Minggu lalu kita diingatkan tentang Amanat Agung Tuhan Yesus untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid-Nya. Dalam pesan minggu ini kita langsung diberi contoh, Tuhan Yesus memanggil duabelas murid. Memang memberitakan kabar baik bagi mereka yang belum mendengar dan menerima Yesus, harus dilakukan oleh para penginjil yang khusus diutus ke luar gereja. Mimbar gereja di hari Minggu lebih kepada meneguhkan dan menguatkan orang percaya, sekalian mengajak jemaat untuk mengutus.

Nas minggu ini menegaskan kembali, maksud Tuhan Yesus datang ke dunia tidak semata-mata menebus dosa manusia dan memberi kehidupan yang kekal. Sebagai yang utama, itu betul. Tetapi kalau dilihat pesan-Nya kepada para murid, Ia juga datang untuk membebaskan orang-orang miskin dan terbeban (ayat 8). Kita lihat juga pesan Tuhan Yesus yang pertama ke dunia adalah: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat. 4:17). Pernyataan kedua-Nya: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19).

Oleh karena itu selain tahun rahmat pemberitaan kabar baik melalui marturia, ada tugas pembebasan yakni panggilan sosial diakonia sebagai tanggungjawab kita orang percaya. Seperti minggu lalu, penginjilan dengan pendekatan diakonia (presensi) maupun pendekatan marturia (proklamasi dan persuasi) mutlak dilakukan bersamaan.

Melalui nas minggu ini Tuhan Yesus juga memberi metode yang bagus untuk melakukan hal tersebut, agar pelayanan menjadi efektip. Pertama, janganlah memberitakan kabar baik kepada mereka yang sudah ketahuan keras dan bandal, yang sudah menutup dirinya, seperti orang Samaria (ayat 5). Memberitakan kepada kelompok yang sulit menerima Injil, hanya buang-buang waktu dan energi. Hati kita miris ketika kita baru-baru ini membaca, adanya penolakan Alkitab berbahasa Minang. Maka pilihlah strategi dan sasaran yang tepat, yakni kepada mereka yang mau hatinya lebih terbuka, inklusif.

Nasihat kedua nas ini, agar kita memahami peta sasaran. Carilah simpul setempat yang bisa membuat sinergi, koperatif dan tidak menjadi beban. Berilah salam, dan apabila disambut kita bersyukur. “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu” (ayat 13, band. Kis. 13:51). Nasihatnya, buatlah sederhana, meski perlu semangat juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah. Apalagi, Tuhan Yesus akan menolong (ayat 20, 23).

Pesan ketiga, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa mengutus para penginjil sama seperti mengutus domba ke tengah-tengah serigala (ayat 16a). Ancaman penolakan mengintai, dan penganiayaan dapat terjadi. Tetap waspada terhadap majelis agama (ayat 17), penguasa dan raja-raja setempat (ayat 18), dan para pembenci (ayat 22). Untuk itu perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (ayat 16b).

Kita pun marilah cerdik dan tulus dalam memenuhi panggilan itu. Mari kita dukung pekabaran Injil dan pelayanan sosial terhadap saudara-saudara kita yang di Indonesia Timur dan juga di wilayah Kristiani lainnya. Dukunglah dengan doa dan dana, dukunglah dengan berupaya agar gereja-gereja kita ikut melakukannya. “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.” Janganlah berdiam saja. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah di rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.🙏

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi.

Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: Orang Benar akan Hidup oleh Iman (Rm. 3:22b-31) silahkan mengklik website www.kabardaribukit.org.

KABAR DARI BUKIT (Edisi 7 Juni 2020)

AMANAT KEHIDUPAN

Kamu harus lulus dari ITB!! Meski harus kuliah puluhan tahun, saya siap membiayai, sebab itulah tujuanmu ke Bandung

Itulah amanat ayah saya ketika berkunjung ke penjara, saat saya ditahan karena melawan pemerintahan Suharto di tahun 1978 awal. Saya baru tingkat dua akhir, perjalanan kuliah masih panjang, bahkan belum ada gambaran berapa lama akan dipenjara. Tetapi puji Tuhan, setelah dua tahun hilang waktu kuliah (setahun dipenjara dan setahun mengikuti pengadilan), saya lebih belajar serius, kemudian lulus dengan baik dari ITB. Amanat dituntaskan. Ayah dan ibu saya hadir saat wisuda, dan saya dapat melihat betapa berbahagianya mereka.

Firman Tuhan di Minggu Trinitas hari ini, Mat. 28:16-20, kita kenal semua sebagai perintah untuk memberitakan Injil atau Amanat Agung Tuhan Yesus – https://alkitab.app/v/0e26407fb663.

Kita pasti pernah mendapat amanat: dari orang tua, bos kantor, keluarga, bahkan mungkin dari teman. Orang yang berpikir positip dan memiliki daya juang, tentu senang bila menerima amanat. Ia merasa amanat diberikan pertanda dipercaya, dan dianggap sanggup mewujudkan amanat tersebut. Bagi orang yang bertanggung jawab, biasanya amanat diselesaikan tuntas. Ada rasa puas dan bahagia. Tetapi bagi yang tidak bertanggung jawab, ia melakukannya setengah hati. Bila tidak selesai, tidak merasa bersalah. Seribu satu alasan akan disusun, atau mencari kambing hitam. Tidak becus, itulah istilahnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 31 Mei 2020)

SELAMAT ULANG TAHUN GEREJA KITA

Hari ini dalam kalender gereja adalah hari Pentakosta, sekaligus hari pencurahan Roh Kudus, mengingat peristiwa saat para murid berkumpul di Yerusalem, tradisi sukacita festival (Kel. 23:14–17; Im. 23:1–44; Ul. 12:5–6). “Dan tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus….” Peristiwa itu dituliskan dalam Kis. 2:1-21 yang menjadi bacaan kita minggu ini – https://alkitab.app/v/52f77182a562. Oleh karena pencurahan Roh Kudus tersebut, maka hari itu juga dianggap sebagai hari lagirnya gereja, dalam pengertian adanya jemaat mula-mula.

Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta merupakan hari perayaan umat Israel purba, yakni perayaan hari ke lima puluh setelah Paskah, saat keluarnya umat Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Peristiwa itu sekaligus perayaan umat atas pemberian hukum Taurat kepada Musa, dan doa serta ucapan syukur kepada Allah atas kebaikan panen gandum yang berhasil. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 Mei 2020)

DOA IMAM BESAR

Sering kita membaca tulisan TGIF, singkatan dari Thank God it’s Friday. Bersyukur, hari Jumat tiba, hari menjelang kelegaan, karena bagi pekerja, esoknya libur akhir pekan. Cuplikan puisi Ramadhan KH yang sangat menggetarkan, juga dituliskan:

Tiadalah kebahagiaan sebesar
Kebahagiaan selesai kerja

Betul, kebahagiaan yang paling nikmat adalah selesai kerja, terlebih tugas yang menjadi bagian kita, selesai tuntas. Sungguh mengesalkan, apabila tugas yang diberikan, tidak selesai.

Firman Tuhan yang diberikan kepada kita di hari Minggu ini, adalah
Doa Tuhan Yesus, pada Yoh. 17:1-11. Ia berdoa sebelum ditangkap, diadili, dan dibunuh di kayu salib. Ia merasakan misi-Nya mendekati akhir, dan akan kembali ke Bapa yang mengutus-Nya (ayat 1). Ia menengadah ke langit dan berkata: “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya” (ayat 7-8a). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 Mei 2020)

Penolong dan Penghibur

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, Yoh. 14:15-21, menceritakan janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke sorga. Para murid masih dalam situasi kuatir pasca kematian dan kebangkitan-Nya, serta ucapan-Nya bahwa Ia akan pergi kembali kepada Bapa di sorga (ayat 19, 7:33; 8:21). Tetapi para murid dan kita orang percaya, tidak dibiarkan sebagai anak yatim piatu. Tuhan Yesus menjanjikan adanya seorang Penolong bagi kita semua (ayat 16). Dalam ayat 26 ditegaskan, bahwa Ia juga Penghibur yakni Roh Kudus, yang diutus Bapa dalam nama Yesus. Kasih Tuhan, sungguh tidak pernah hilang dan terputus bagi kita.

Pengertian Penolong dalam nas ini berasal dari kata Yunani parakletos yang berarti: Pembela. Istilah ini sering dipakai dalam pengadilan Romawi saat itu. Parakletos adalah pihak yang dapat mewakili seseorang di hadapan hakim. Alkitab KJV/NIV menerjemahkan parakletos sebagai Advocate dan versi RSV menerjemahkannya sebagai Counselor. Istilah Penolong dan Penghibur memang hanya ada pada kitab Yohannes (juga 1 ayat di 1Yoh.), tidak terdapat pada Injil lainnya dan surat-surat rasuli. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!