KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 November 2024)

HUKUM DI DALAM HATI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka” (Ibr. 10:16)

Animisme sebagai kepercayaan suku tradisionil menganut pengakuan adanya roh di benda yang dianggap mistis, seperti gunung, sungai, pohon beringin besar, termasuk jasad orang mati. Sementara Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda yang diyakini mempunyai kekuatan gaib, misalnya: keris, jimat, abu orang mati, dan lainnya. Tidak jarang kepercayaan ini diiringi hal-hal tabu dan pantang (bdk. Rm. 1:21-25).

Salah satu ciri kepercayaan ini adalah mempertahankan persembahan baik berupa makhluk hidup atau hasil tanaman dan lainnya, yang kadang dibakar atau dibuang ke lembah, ke sungai, atau tempat lainnya. Ada yang menyebutnya sebagai sesajen. Tujuan pemberian persembahan ini adalah memohon pertolongan agar yang memberinya mendapat berkah dan jauh dari murka terutama dari roh-roh orang mati. Sayangnya, dalam banyak hal ini sulit diterima akal sehat.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 10:11-25; ada tiga bagian. Pertama (ayat 11-14), merupakan penjelasan terakhir tentang keimaman Yesus yang penuh kuasa di bumi dan di sorga; bagian kedua (ayat 15-18), tentang cara Tuhan mengikat perjanjian dengan manusia; dan bagian ketiga (19-25), yakni perintah-Nya terhadap kita.

Nas minggu ini mengajarkan bahwa korban Yesus yang tersalib dan darah-Nya yang tercurah merupakan korban yang sempurna (ay. 11-14), dilakukan satu kali saja, tidak membutuhkan korban lainnya dan tidak ada yang dapat menggantikannya. Korban Yesus merupakan simbol sekaligus bukti kasih Allah bagi orang berdosa; Yesus adalah Anak domba Allah yang menghapus dosa manusia (Yoh. 1:29; Why. 7:11-14). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 November 2024)

MATI SATU KALI HIDUP DUA KALI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27)

Mungkin terpikir pertanyaan tentang apa ya kira-kira yang dilakukan oleh Tuhan Yesus setelah kembali ke sorga, saat ini dan kelak bagi kita? Tentunya yang sering kita dengar adalah Yesus menyiapkan tempat (Yoh. 14:2), dan Dia juga berdoa bagi kita (Yoh. 17:20).

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 9:24-28. Nas pendek ini menjelaskan tentang Imam Besar Yesus yang masuk ke sorga satu kali, berbeda dengan imam besar Yahudi harus masuk berkali-kali ke ruang maha kudus buatan manusia. Kristus saat ini telah bersama-sama Allah Bapa. Oleh karena itu, selain dua hal penting di atas yang Yesus lakukan bagi kita, hal lainnya ialah Dia menjadi Pembela kita, “menghadap hadirat Allah di sorga guna kepentingan kita” (ay. 24).

Mengapa Yesus menjadi Pembela selain Pengantara? Kita tahu kelak pasti ada penghakiman. Umur manusia terbatas, dunia akan berakhir; tidak wajar jika hidup ini berhenti begitu saja, sama bagi orang jahat dan orang baik, tanpa ada konsekuensi. Tuhan Mahaadil maka keadilan akan ditegakkan-Nya. Ada setan, musuh yang terus menggoda dan pendakwa manusia (Zak. 3:1; Why. 12:10). Agar ditampakkan beda orang yang bertahan setia dengan yang murtad; demikian juga bagi yang teguh di dalam Tuhan atau orang yang lebih mengikuti keinginan daging dan dunia. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 November 2024)

MENGAPA HARUS ADA DARAH?

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri” (Ibr. 9:12a)

Saat menonton film IRIS di Netflix yang ceritanya tentang organisasi kelompok penentang penyatuan Korea Utara dan Selatan, ada sebuah dialog yang menarik. Seorang ahli nuklir dari Korea Utara yang percaya Tuhan dan ingin mendapatkan suaka, menasihati agen dari Korea Selatan yang tidak percaya adanya Tuhan: “Anggap saja Tuhan itu ada. Sebab bila dia ada, maka engkau memperoleh kesempatan berkat yang melimpah, dan walaupun dia tidak ada, maka kamu tidak rugi apa-apa.”

Percaya Tuhan berarti percaya kuasa-Nya. Bagi kita orang percaya, Allah itu hidup di dalam Roh Kudus, diam di hati, dan terus berinteraksi sepanjang hidup. Tetapi bagi yang tidak percaya atau perbuatannya jauh dari kehendak-Nya, maka Ia sebetulnya terus memanggil untuk kembali, ingin ada pertobatan, penebusan, pengampunan, dan menjadikan mereka sebagai anak-anak-Nya yang siap dipakai dan diberkati.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 9:11-14. Nas ini berbicara tentang penebusan dosa. Dalam PL, penebusan dosa dilakukan oleh umat Israel dengan membawa hewan hidup sebagai pengganti, disembelih di Bait Allah, kemudian darahnya dipercik-percikkan ke empat penjuru oleh imam.

Konsep pengganti dengan hewan ini memiliki dua dasar: pertama, adanya hukum pembalasan yakni mata ganti mata, nyawa ganti nyawa (Im. 24:19-21; Ul. 19:21). Seseorang yang dijatuhi hukuman mati hanya dapat ditebus dengan penggantian nyawa, yang mestinya nyawanya sendiri tapi kemudian digantikan hewan hidup. Kedua, dalam Imamat 17:11 dituliskan, “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.” Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Oktober 2024)

MEMPERBANDINGKAN YESUS

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban” (Ibr. 7:27b)

Ada perkiraan 3,5 miliar orang percaya dan mengikut Tuhan Yesus. Tapi ada juga yang membenci bahkan membunuh-Nya di kayu salib; bahkan sampai sekarang ingin membunuh para hamba-hamba-Nya. Mereka ini tentunya percaya kepada tuhan dan nabi, guru, atau pemimpin lain. Tapi bagi kita dengan pertimbangan yang menyeluruh – akal pikiran, hati dan iman, kita tetap percaya dan setia mengikuti-Nya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 7:23-28. Perikop ini memperbandingkan Melkisedek sebagai imam besar dengan Yesus, setelah sebelumnya dengan imam Harun (ay. 1-22). Nas minggu ini berkesimpulan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang sempurna, agung dan selama-lamanya (ay. 24-25, 28). Posisi Imam Besar memang sangat penting dan sentral dalam agama Yahudi.

Memperbandingkan pemimpin (agama) tidak ada salahnya. Oleh karena itu kita coba memperbandingkan Yesus Kristus sebagai “pendiri/pembawa” agama Kristen dengan para pendiri/pembawa agama-agama lain. Ini langkah praktis dan ada manfaatnya. Dari sana kita akan dapat melihat hal yang membuat kita semakin teguh percaya dan mengikuti Yesus. Jadi kita fokus pada Dia, tidak perlu dituliskan di sini tentang agama, tuhan dan nabi/guru lain, silahkan dicari dari buku/media yang mudah didapatkan.

Yesus diperkirakan lahir tahun 4M. Ada puluhan nubuat dalam kitab PL tentang kelahiran-Nya, dan banyak percakapan dengan malaikat. Ada ratusan juga nubuatan tentang peran dan kemesiasan-Nya. Ia lahir dari benih Roh Kudus, sebagaimana juga diakui oleh agama lain.

Ia hidup sebagai keluarga miskin, yatim diasuh oleh ibu; tidak menikah, mengajarkan satu istri, hanya boleh cerai mati. Pekerjaan sebelum melayani adalah tukang kayu. Pendidikan-Nya dibekali oleh keluarga, dan juga ajaran/tradisi Yahudi oleh para guru di Sinagoga. Memulai pelayanan di usia sekitar 30 tahun, hanya berlangsung singkat 3,5 tahun. Ia memilih 12 murid utama dan memberi pengajaran baru kepada umat yang berbondong ingin mendengarnya, dari satu tempat ke tempat lain; kadang di kelas (Sinagoga), dan lebih sering di tempat terbuka kepada para murid/pengikut.

Khotbah-Nya di bukit pada kitab Matius pasal 5-7, dianggap pengajaran dan pandangan hidup yang luar biasa. Ia selalu mengajarkan kasih dan damai, menentang kekerasan; bahkan mengajarkan agar mengasihi musuh bahkan mendoakan mereka dan yang menganiaya kita (Mat. 5:44). Tidak boleh balas dendam, sebab itu hak Allah (Rm. 12:19).

Semasa pelayanan-Nya Yesus telah melakukan sedikitnya 35 mukjizat termasuk membangkitkan orang mati. Ia sendiri juga bangkit dari kubur, hidup kembali dalam tubuh daging dan tubuh kemuliaan selama 40 hari, naik ke sorga dari tempat Ia datang. Ia tidak suka popularitas, sering menghindari pujian. Yesus tetap mengajarkan Monoteisme yang kemudian diterjemahkan sebagai Allah dalam tiga wujud satu hakekat.

Ia mati disalib pada usia 33 tahun. Cara mati-Nya mengenaskan dengan disiksa, dihina dan disalibkan, meski tidak bersalah (ay. 26). Tidak ada nabi, guru, pemimpin agama lain seperti itu. Yesus mati berkorban demi orang lain (ay. 27). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Oktober 2024)

PENGORBANAN YANG MULIA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah” (Ibr. 5:4a)

Sejak era kuno, manusia memiliki rasa ingin tahu. Kemudian muncul permasalahan yang tidak dapat dicerna akal pikiran mereka, timbullah rasa takut. Mengatasinya, manusia mencari kekuatan yang lebih tinggi untuk menolongnya, mulai dari benda atau peristiwa alam, benda sekitar, roh orang mati, dan lainnya. Untuk menyenangkan hati kekuatan yang tinggi tersebut, diberilah persembahan. Biasanya ada pemimpin atau imam sebagai pengantara.

Manusia juga sadar, setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya; ada harga dan imbalannya. Apa yang ditabur, itu juga akan dituainya (Gal. 6:7). Imbalan atau harga yang dibayar untuk menebus atau ganti rugi, umumnya bersifat pengorbanan: bisa berupa materi, atau permohonan maaf. Namun pengalaman menunjukkan, mohon maaf sebatas kata-kata, sering tidak menyembuhkan luka atau rasa sakit yang diderita oleh yang menerimanya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Ibr. 5:1-10. Ini kelanjutan pasal 4 tentang Yesus Kristus sebagai Pengantara dan Imam Besar kekal. Petunjuk Tuhan dan tradisi PL menetapkan, kaum Lewi dan imam sebagai pengurus Bait Suci. Imam besar dipilih umat sebagai pimpinan tertinggi. Harun saudaranya Musa adalah imam besar pertama, kemudian ada Kayafas di era PB. Setahun sekali pada hari raya penebusan (Yom Kippur), Imam Besar yang boleh masuk ke ruang maha suci, mempersembahkan korban tebusan tahunan umat Israel dengan Allah. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Oktober 2024)

RAHASIA PERHENTIAN KEHIDUPAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita” (Ibr. 4:15)

Salah satu keistimewaan ajaran Kristiani yakni Allah adalah Roh; Allah juga adalah Pribadi yang digambarkan dan diinkarnasikan dalam diri Yesus Kristus. Melalui riwayat dan perjalanan hidup Yesus, terutama perihal Dia bukan keturunan dari benih laki-laki dan kuasa mukjizat-Nya, maka manusia khususnya kita orang percaya lebih mudah mengenal dan memahami Allah melalui Yesus Kristus.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 4:12-16. Ini lanjutan pasal 3:11 -4:11 tentang perhentian akhir, yakni ketika kita mati dan/atau dunia berakhir. Ada dua hal diberikan agar kita berhasil masuk ke kehidupan sorga perhentian akhir tersebut, yakni adanya kekuatan firman Allah dan Yesus adalah Imam Besar pengantara kita (bdk. 1Yoh. 2:1).

Di dalam buku saya “Mengenal Alkitab Kita” (2019), dituliskan bahwa Alkitab dapat dipercaya dan merupakan pegangan iman yang kuat, dengan dasar:

1. Penulisan, pengujian, dan pengkanonan telah dilakukan selama berabad-abad dipimpin Roh Kudus (1Tim. 3:16; 2Pet. 3:15-16);
2. PB merupakan penggenapan ratusan nubuat-nubuat di dalam PL (Ibr. 1:2; Gal. 1:8-9; Why. 22:18);
3. Alkitab adalah penuntun yang sempurna dalam menjawab segala persoalan hidup dan menyegarkan jiwa kita (Mzm. 19:8);
4. Alkitab secara keseluruhan belum bisa dibuktikan kesalahannya;
5. Adanya hubungan yang erat antara Alkitab dengan Kristus yakni Firman Allah yang hidup. Mereka yang menolak Alkitab berarti menolak Kristus (Yoh. 1:1, 14; 12:47-48; 1Tes. 2:13. Ibr. 4: 12. Rm. 2:16). Read more

GT News | Update Program Pendampingan Desa Wisata Meat

WhatsApp Image 2024-10-12 at 18.07.56_1a211d75

#GAJATOBANEWS | OKTOBER 2024

Update Program Pendampingan Desa Wisata Meat:
MEMBANGUN KEMBALI POTENSI DESA WISATA MEAT DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Pada bulan September 2024, Desa Wisata Meat mencatat peningkatan omset yang signifikan, mencapai Rp 9.985.000. Meskipun bukan dalam periode musim liburan, angka ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif, didorong oleh berbagai inovasi dan kolaborasi yang terus diperkuat. Berikut adalah rincian distribusi pendapatan pada bulan September 2024:

– Toba Experience: Rp 1.497.750
– Desa Meat: Rp 777.000
– Merchant Makanan: Rp 7.710.250

Dana yang diterima oleh Merchant Makanan dialokasikan untuk mendukung operasional, gaji staf, serta pembelian modal bahan makanan dan minuman. Peningkatan ini merupakan bukti bahwa Desa Wisata Meat memiliki potensi besar yang terus berkembang, terutama dengan dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan pelaku wisata.

Selain kenaikan omset, Toba Experience juga telah melaksanakan sejumlah inovasi teknis, termasuk:
– Pemasangan pengukur air otomatis
– Pemasangan tenda penalang air hujan antar sopo
– Pemasangan CCTV di titik-titik strategis
– Pemasangan alat ukur daya pakai listrik di booth Toba Experience

Meski begitu, Desa Meat masih memerlukan bantuan untuk menyediakan kursi dan meja tambahan guna menunjang kenyamanan wisatawan, serta menambah atraksi baru seperti sepeda air untuk meningkatkan daya tarik destinasi.

Kami mengajak seluruh elemen masyarakat dan pelaku usaha untuk terus mendukung pengembangan Desa Wisata Meat, sehingga dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang berdaya saing.

Salam hangat dan penuh semangat,
Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Oktober 2024)

NABI, MALAIKAT DAN YESUS

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu” (Ibr. 2:11)

Allah menyampaikan pesan-Nya kepada manusia melalui berbagai cara dan media. Pada zaman PL, menurut Alkitab, Allah menyampaikan pesannya melalui mimpi, teofani seperti nyala api di semak duri, urim dan tumim, undi, nabi-nabi, malaikat, dan peristiwa mukjizat.

Para nabi telah menyampaikan pesan Allah sejak zaman nabi Musa, ketika bangsa Israel ke luar dari Mesir di tahun 1445 SM hingga Kitab PL tersusun pada tahun 100 SM dan kemudian dikanonkan menjadi tahun 100 M melalui Sidang sidang Majelis (Akademi) Agama Yahudi. Kemudian pada era PB, Allah langsung berbicara melalui Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan digenapi dengan pengilhaman kepada para rasul yang menuliskannya dan dikanonkan menjadi Kitab PB.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ibr. 1:1-4, 2:5-12. Perikopnya dari dua pasal, menjelaskan hal tersebut dengan membandingkan Yesus sebagai Pribadi Anak Allah yang lebih tinggi dari para nabi dan malaikat. Allah perlu berbicara langsung mengutus Anak-Nya menjadi manusia turun ke dunia.

John Stott mengutip kitab Yesaya 55 untuk kita mengenal tiga kebenaran tentang wahyu Allah termasuk dalam Pribadi Yesus Kristus, yakni:

1. Wahyu Ilahi bukan saja masuk akal, tetapi juga mutlak diperlukan. Tanpa penyataan, tidak mungkin kita mengenal Allah;
2. Wahyu Ilahi terjadi lewat kata-kata Allah berbicara melalui kata-kata manusia, dan dengan itu menjelaskan makna perbuatan-perbuatan-Nya;
3. Wahyu Ilahi ditujukan untuk keselamatan. Dia menunjukkan kepada kita, Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Read more

GT News | TELKOM INDONESIA BERI DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KULINER MALAM DI BALIGE

WhatsApp Image 2024-10-03 at 16.52.06_2abbcb04

#GAJATOBANEWS | OKTOBER 2024

UPDATE JABI-JABI NIGHT:
TELKOM INDONESIA BERI DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KULINER MALAM DI BALIGE

Balige, 3 Oktober 2024 – Jabi-Jabi Night, proyek pengembangan kawasan kuliner malam di Lumban Jabi-Jabi Balige, telah mendapatkan dukungan dari Telkom Indonesia. Bantuan CSR sebesar Rp 25 juta disalurkan melalui bantuan Maju Sinaga, alumni Yayasan Soposurung, untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Program ini bertujuan menciptakan pusat kuliner malam yang akan mendukung perekonomian lokal dan memperkuat citra positif kawasan tersebut.

Lokasi inti Jabi-Jabi Night berada di bundaran pusat kota Balige, tepatnya di Kelurahan Napitupulu Bagasan, Kecamatan Balige. Selama ini, area tersebut sering kurang terawat dan minim penerangan, sehingga kerap digunakan untuk hal-hal yang tidak etis, seperti tempat buang air kecil atau tempat pacaran. Dengan pengembangan kawasan kuliner ini, diharapkan area tersebut akan menjadi lebih bersih, tertata rapi, dan memiliki citra yang lebih baik sebagai ruang publik yang aman dan nyaman bagi masyarakat dan wisatawan.

Ketua Koordinator Wilayah Selatan Gaja Toba, Eko Pardede, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka penataan kota Balige. “Lahan ini telah dipinjamkan kepada pemerintah daerah oleh masyarakat Keturunan Raja Toga Laut Pardede sejak tahun 1959. Seiring dengan meningkatnya arus pariwisata di Balige, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan pengelolaan kawasan berjalan baik. Kini, pengelolaan lahan tersebut kembali diserahkan kepada masyarakat melalui yayasan yang dibentuk,” kata Eko.

Yayasan tersebut bekerja sama dengan Gaja Toba dalam menggalang dukungan CSR dari berbagai pihak. Dukungan ini diperlukan untuk membangun infrastruktur seperti tenda untuk UMKM, meja dan kursi, serta perangkat sound system. Sistem kasir bersama juga akan diterapkan di kawasan ini untuk mempermudah transaksi kuliner dan memberikan bagi hasil yang digunakan untuk perawatan serta operasional kawasan.

Dengan kebutuhan dana sebesar Rp 300 juta untuk pengembangan kawasan ini, Eko Pardede mengajak semua anggota Gaja Toba untuk ikut berperan aktif dalam mencari dukungan dari berbagai perusahaan dan lembaga. “Dukungan dari Telkom Indonesia adalah awal yang baik, tapi kami membutuhkan lebih banyak bantuan. Saya mengundang seluruh anggota Gaja Toba untuk bersama-sama mencari dukungan CSR dan berkontribusi dalam proyek ini,” jelas Eko.

Dalam rangka memperluas jaringan dukungan, Eko Pardede baru-baru ini bertemu dengan Wakil Kepala Cabang BTN Siantar, Ibu Tasya Manurung, dan Kepala Cabang Pembantu Balige, Bapak Herbet Sianipar. Ibu Tasya menyatakan bahwa BTN akan berupaya mengkomunikasikan proyek ini kepada direksi, karena BTN sudah memiliki MoU terkait pendampingan wisata UMKM dengan Pemkab Toba. Selain itu, BTN melihat potensi pembiayaan UMKM melalui program KUR jika para pedagang memiliki kinerja yang baik.

Dengan sinergi dan dukungan yang lebih besar, kawasan Lumban Jabi-Jabi diharapkan dapat menjadi pusat kuliner dan destinasi wisata yang menarik di Balige, serta memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat lokal.

Kami mengajak seluruh anggota Gaja Toba untuk bersama-sama berkontribusi dalam mewujudkan Jabi-Jabi Night sebagai ikon baru kota Balige yang bersih, tertata, dan berdaya guna!

Salam Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 29 Septemer 2024)

DOSA, PENYAKIT DAN DOA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh” (Yak. 5:16a)

Semua orang khususnya yang dewasa pasti pernah sakit, dalam bentuk ringan seperti batuk flu atau yang berat berupa operasi dan bahkan sakit berkepanjangan. Pertanyaan yang terbersit dalam benak orang yang beriman adalah: apakah sakit tersebut berhubungan dengan dosa yang dilakukannya; dan seberapa efektip peran doa dalam penyembuhannya?

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah dari Yak. 5:13-20. Ini petunjuk Tuhan tentang bagaimana kita pengikut Kristus menghadapi datangnya sakit dan penderitaan, terus hubungannya dengan dosa, kuasa doa serta peran hamba Tuhan.

Alkitab menjelaskan bahwa penyakit yang datang kepada seseorang, bisa terjadi karena dosanya, seperti pengakuan Daud atas sakit yang dideritanya (Mzm. 38:4). Tentu ada juga karena kurangnya hikmat tidak melakukan latihan badani (bdk. 1Tim. 4:8), atau tidak menjaga pola makan dan tidur serta dampak kehidupan yang kotor dan penularan seperti lepra sejak masa lalu. Ada juga karena pekerjaan iblis seperti derita Ayub, dan tentu saja faktor lain yang tersembunyi, misalnya genetika (keturunan) yang mungkin tekait dosa asal.

Konteks nas ini 2000 tahun lalu, dan bagi umat Yahudi peran Rabi sangatlah penting. Jika sakit, mereka lebih dahulu datang kepada Rabi daripada ke tabib. Rabi kemudian berdoa, dan biasanya mengoleskan minyak (seringnya zaitun). Oleh karena itu Rasul Yakobus menuliskan, “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan” (ay. 14). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!