KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Januari 2019)

Melakukan Perjumpaan

Firman Tuhan hari ini, Minggu Epifani atau minggu penampakan Tuhan, Ef 3:1-12, bercerita tentang rahasia panggilan orang-orang bukan Yahudi. Disebut minggu penampakan Tuhan karena bayi Tuhan Yesus tampak pertama kali bagi bangsa lain, yakni saat orang Majus dari timur datang melihat dan menyembahNya.

Keselamatan datang dari bangsa Yahudi melalui Tuhan Yesus (Yoh 4:22). Rasul Paulus telah dipilih Allah sebagai salah satu untuk menyampaikan kabar baik keselamatan itu bagi bangsa bukan Yahudi (band. Gal 2:9; Rm 1:5), agar mereka menerimaNya, percaya dan taat kepadaNya. Seperti ditulis pada ayat 5, sebelumnya misi keselamatan Tuhan Yesus diartikan rasul-rasulNya hanya untuk bangsa Yahudi saja, bahkan berharap keberadaanNya untuk menyelamatkan mereka dari penjajahan Romawi (band. Yes 49:6; Gal 3:8). Tapi kini rahasia tersebut dibukakan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kita semua, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kol 1:27). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 30 Desember 2018)

Natal dan Perubahan

Firman Tuhan di Minggu I setelah natal, Kolose 3:12-17, berpesan sangat penting bagi kita. Setelah melewati natal minggu lalu, yang ditekankan nas ini adalah: apakah peristiwa dan ibadah perayaan natal yang kita ikuti sejak minggu adven I itu telah membawa berkat dan komitmen perubahan pada diri kita, terutama kita yang sudah ditetapkan sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya. Ada empat perubahan yang diminta pasca natal.

Pertama, kita diminta untuk lebih mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran dalam terhadap orang lain (ayat 12-13a). Natal menumbuhkan semangat kasih, sebab natal adalah bukti kasih Allah kepada kita dan dunia ini (Yoh 3:16). Pesan kedua agar kita mengampuni orang lain. Tidak ada lagi sakit hati yang tersimpan, kemarahan, dendam, kepahitan, merasa benar sendiri, dan ingin membalaskan yang jahat pada orang lain (ayat 13b). Seperti nas dua minggu lalu, memasuki natal kita harus membereskan semua masalah itu dan kita harus mengambil inisiatif memulai perdamaian sebagai tanda kita pengikut Kristus sejati. Pertentangan tidak membawa manfaat. Tapi kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (ayat 14). Menempatkan gengsi, harga diri, malu, bukan alasan lagi, karena kita telah memahami Tuhan Yesus telah turun tahta ke dunia dengan menjadi manusia, dan lahir pun hanya di kandang domba. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 23 Desember 2018)

Perdamaian Kekal

Firman Tuhan hari ini pada Minggu Adven IV, Ibr 10:5-10, berbicara tentang persembahan yang sempurna dan kekudusan yang kekal. Menjelang hari natal ini kita diingatkan kembali tentang latar belakang dan maksud Tuhan Yesus Putra Allah turun dari sorga dan menjadi manusia. Semua karena kasih Allah. Manusia berdosa dan terus mengulanginya. Allah berhak murka terhadap setiap orang berdosa sebab telah murtad dan melawan perintah-Nya.

Perjanjian lama mengajarkan bahwa manusia yang melakukan dosa dan kesalahan dapat menebus dengan menyerahkan korban persembahan. Ada beberapa jenis korban persembahan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuannya, yakni:
– Ola, korban bakaran;
– Khatta’t, korban penghapus dosa;
– Asyam, korban penebus salah;
– Minkha, korban sajian;
– Zevakh dan Selamin, korban perdamaian dan korban keselamatan Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 16 Desember 2018)

Damai Sejahtera

Firman Tuhan di Minggu Advent III hari ini, Flp 4:4-7, merupakan nasihat Rasul Paulus dari penjara kepada dua wanita pengerja pelayanan yang sedang berselisih paham. Ia sangat gundah melihat kedua wanita rekannya di Filipi itu tidak sehati sepikir. Dan ia menekankan kunci jawabannya, yakni di ayat 4: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Lho, aneh, kok bersukacita? Tapi ada dasarnya, motivasinya, sebagaimana disampaikan Rasul Paulus di pasal sebelumnya, yakni kita orang percaya mesti berdiri teguh, karena kita telah menjadi warga kerajaan sorgawi, yang menantikan kedatangan Yesus Kristus dan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuhNya yang mulia (Flp 3:20-21, band. 1:6,10). Itulah sukacita dari Tuhan. Rasul Paulus sendiri yang sedang di penjara, memberi teladan atas hal itu.

Sikap bersukacita tidak berhenti. Itu harus diikuti dengan berinisiatif untuk menyelesaikan perselisihan dan masalah yang ada, baik untuk diri sendiri atau orang lain yang berselisih (ayat 3). Inisiatif itu yang ia sebut dalam ayat 5 sebagai kebaikan hati yang perlu dilihat pihak lain dan semua orang, sehingga pembatas dan penghalang menjadi cair. Menunggu pihak lain lebih dahulu berinisiatif, itu tidak baik, tidak sikap Kristiani. Dan tidak perlu juga kuatir (ayat 6), inisiatif itu tidak akan merugikan, seperti kehilangan harga diri, malu, direndahkan, dan hal lainnya. Justru sifat congkak, merasa benar sendiri, merasa hebat, itu harus dihilangkan; dan terutama “…tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (Flp 2:3-4). Merendahkan diri awal dari sukacita dan damai sejahtera. Read more

LAPORAN BULANAN KEGIATAN PERKUMPULAN GAJA TOBA SEMESTA Bulan November 2018

LAPORAN BULANAN KEGIATAN PERKUMPULAN GAJA TOBA SEMESTA
Bulan November 2018

PROGRAM-PROGRAM BERJALAN

1. Pemberian Beasiswa bagi mahasiswa di empat universitas terbaik ITB, IPB, UNPAD dan UI bagi siswa yg berasal dari SMA Kawasan Toba;

2. Monitoring pemeliharaan tanaman Kaliandra seluas 36 Ha yg ditanam di Kab. Samosir, bekerjasama dgn Keuskupan Agung Medan (KAM). Info: www.kaliandra.gajatoba.org;

3. Bimbingan Belajar Gratis Tahap 3 di 6 kota Kabupaten KDT untuk 360 siswa kelas 12 se-KDT, bekerjasama dengan Ganesha Operation;

4. Seleksi Pemberian Beasiswa Angkatan II untuk Mahasiswa ex Peserta Bimbel Gaja Toba – Ganesha Operation;

5. Persiapan pelaksanaan Try-out online bagi seluruh siswa SMA kelas 12 se-KDT, bekerjasama dengan Ganesha Operation;

6. Persiapan pelaksanaan acara Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 Gaja Toba;

7. FGD Habatakhon Na Uli Na Mardomu Tu Sapta Pesona di Aula HKBP Kebayoran Baru, Jl. Hang Lekiu, Jakarta, dalam rangka persiapan penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Batak menyongsong Kongres Kebudayaan Indonesia, bekerjasama dengan KPPS HKBP dan Universitas Parahyangan Bandung;

8. FGD Pengembangan Destinasi Wisata di Kawasan Pariwisata Danau Toba di Hotel Aston, Medan pada tanggal 27 November 2018;

9. Persiapan pembangunan Patung Yesus Memberkati KDT di Huta Ginjang Taput – Tahap perencanaan kawasan dan izin pinjam pakai lahan 5 Ha;

10. Pengembangan Website Pariwisata Danau Toba www.amazingtoba.com.

Laporan Keuangan bulan November 2018 dapat dilihat di website www.gajatoba.org/laporan

Terima kasih untuk semua dukungannya. Semoga pelayanan kita berkenan kepadaNya. Amin.

Jakarta, 13 Desember 2018.

BPH PGTS
Ramles M Silalahi – Ketum
Hot Asi Simamora – Sekum

KABAR DARI BUKIT (Edisi 9 Desember 2018)

Kebenaran yang Berbuah

Firman Tuhan hari Minggu Adven II ini dari Flp 1:3-11 mengungkapkan perasaan syukur Rasul Paulus melihat jemaat yang pernah dibangunnya di Filipi (Kis 16) sungguh bertumbuh baik. Di samping bertumbuh secara kuantitas, jemaat Filipi juga bertumbuh secara kualitas dalam pertumbuhan iman dan terutama dalam buah-buah yakni pelayanan ke luar. Ini yang disebut Rasul Paulus buah kebenaran. Dalam teori pertumbuhan gereja, disamping kedua pertumbuhan tersebut, perlu juga pertumbuhan organisasi dan kelembagaan, dan ini sering gereja mengabaikannya. Bentuk dan susunan kelembagaan gereja kadang mandeg, kurang merefleksikan tri tugas dan tanggung jawab gereja, yakni koinonia, diakonia dan marturia.

Rasul Paulus melihat bagaimana jemaat Filipi dalam kebersamaannya terus memperlihatkan dukungan terhadap dirinya dan pekerjaan penginjilannya. Rasa syukur tersebut juga disertai doa Rasul Paulus yakni pengharapan agar jemaat tersebut semakin lebih baik dalam karya dan persekutuannya.

Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dibawa keluar dari kegelapan menuju terang. Dalam suratnya ke jemaat Efesus, Rasul Paulus menekankan terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran (Ef 5:9). Rasul Paulus yakin sepenuhnya, Allah yang memulai pekerjaan yang baik akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (ayat 6). Dalam suratnya yang lain, dinyatakan, Ia yang menyediakan benih bagi penabur,…Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kita dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaran (2 Kor 9:10). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 2 Desember 2018)

Berjaga-jaga

Minggu ini kita memasuki Masa Adven, masa penantian. Dari empat minggu adven, dua minggu pertama nas firman masih bertema hari Tuhan, dan dua minggu terakhir temanya persiapan kelahiran Tuhan Yesus. Respon jemaat pun saat mendengar firman Tuhan yang dibacakan di ibadah minggu, tidak lagi dengan kumandang “Haleluya….”, melainkan “Maranatha” (datanglah ya Tuhan…). Ada ekspresi kerinduan akan kedatangan Tuhan Yesus kembali. (Catatan: respon Hosiana atau “tolonglah kami” dielukan pada saat Minggu Sengsara).

Bacaan firman Tuhan minggu ini, Luk 21:25-36, berbicara tentang berjaga-jaga dalam kaitan dengan tanda-tanda hari Tuhan yang akan terjadi. Ada dua tanda dan perumpamaan yang diberikan: pertama, matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut (ayat 25). Kedua, berupa perumpamaan, seperti pohon ara atau pohon apa saja diperhatikan, ketika melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, itu tanda bahwa musim panas sudah dekat (Luk 21:29-30). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 25 November 2018)

Yesus adalah Raja

Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku” (Yoh 18:37b).

Dalam leksionari kalender gereja, hari Minggu ini dinamai Minggu Kristus Raja, minggu terakhir setelah Pentakosta, sebelum memasuki masa Advent di minggu depan. Firman Tuhan bacaan kita Yoh 18:28-37 menceritakan tentang percakapan Yesus dengan Pilatus sebelum Dia diputuskan untuk disalibkan. Pilatus heran, orang Yahudi memiliki raja, dan dia belum pernah mendengarnya. Bahkan raja orang Yahudi ini justru diminta diadili menurut hukum Romawi. Pilatus tidak tahu apa yang Yesus telah lakukan, sehingga bertanya kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Yesus tidak menyangkal dan menegaskan seperti ayat pembuka di atas. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 November 2018)

Awal Dari Akhir

“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” (Mrk 13:5)

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk 13:1-8, berbicara tentang
Bait Allah yang akan dirobohkan, dan awal mula penderitaan. Tertulis, seorang murid begitu kagum pada bangunan megah Bait Allah, yang konon batu-batunya besar berukuran 10 x 5 meter, dipoles hingga mengkilat dan tampak kokoh. Tetapi pernyataan Tuhan Yesus mengejutkan semua murid: “Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan” (Mrk 13:2).

Tuhan Yesus bernubuat akan keruntuhan bait itu dan memang terbukti saat Nero menghancurkan Yerusalem. Tetapi itu bukan sekedar nubuat, juga ekpresi kekecewaan Yesus terhadap umat Israel akan kesukaan mereka terhadap kulit luar. Yesus kecewa terhadap para pemimpin umat yang mengedepankan hal fisik lahiriah semata; menekankan keindahan gedungnya, melupakan makna dan tujuan persekutuan dan ibadat. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Novemver 2018)

Motivasi dan Persembahan

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan” (Mrk 12:43).

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk 12:38-44, bercerita tentang dua hal tetapi berkaitan tentang motivasi dan persembahan. Pada bagian pertama ayat 38-40 Tuhan Yesus mencela dan mengingatkan agar berhati-hati terhadap ahli Taurat, sebab mereka suka menerima penghormatan dengan jubah panjangnya. Motivasi mereka adalah mejeng, pujian, berdoa panjang-panjang, dan bahkan untuk mencari keuntungan dengan menguras kesempatan dari yang lebih lemah.

Bagian pertama ini dikontraskan dengan ayat 41-44, yakni kisah tentang orang kaya memberi jumlah besar; sementara seorang janda miskin datang memasukkan dua peser atau sekitar Rp. 2000 saat ini. Tetapi Yesus lebih menghargai pemberian janda miskin, sebab ia memberi dari kekurangannya tetapi orang kaya memberi dari kelebihannya. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!