KABAR DARI BUKIT (Edisi 22 Juli 2018)

Kasih dan Mukjizat

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka” (Mrk 6:34).

Firman Tuhan hari Minggu ini diambil dari Mrk 6:30-34 yang berkisah tentang Yesus memberi makan lima ribu orang; dan Mrk 6:53-56 tentang Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Namun seringkali orang hanya melihat mukjizatnya dan tidak memperhatikan latar belakang yang menjadi pesan lebih penting bagi orang percaya. Apalagi, Yesus paling banyak melakukan mukjizat dibandingkan dengan nabi atau tokoh agama lainnya. Jelas, salah satu bukti Yesus adalah Tuhan.

Pada nas pertama diceritakan para murid melaporkan hasil kerja mereka. Kecapaian dan lapar, tetapi masih banyak orang datang untuk mendengar ajaran-Nya. Rencana rehat menyepi yang perlu, batal. Tugas pelayanan tetap yang utama. Panggilan untuk melayani kelak pasti akan kita laporkan juga. Dan, bersiaplah.

Kedua, para murid merasa terusik kecapaian dengan orang banyak itu, tetapi Yesus berbelas kasihan pada mereka. Murid berhitung perlu mengeluarkan dana 200 dinar (1 dinar = upah kerja harian) untuk memberi makan 5.000 orang. Maka pesan kedua nas minggu ini, agar kita lebih mengasah dan mengedepankan perasaan belas kasihan, empati, ikut merasa sepenanggungan terhadap pihak lain yang memerlukan. Meneladani Yesus yang penuh belas kasih menjadi panggilan kita. Jika kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk memberi (dukungan), paling tidak, dengan memiliki rasa belas kasihan, Tuhan akan membuka jalan mencukupkan sehingga kita dapat memberi dan bahkan berlebih seperti dua belas bakul roti dan ikan. Allah sumber segala berkat. Pudarnya hasrat ingin membantu, cuek, tidak peduli, membuat Allah juga tidak memakai hidup kita sebagai berkat bagi orang lain. “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan juga” (Mat 5:7).

Pesan ketiga, penerimaan akan mukjizat tergantung iman dan bukan karena pengetahuan akan firman. Murid-murid Yesus yang baru kembali memberitakan pertobatan dan datangnya kerajaan Allah, belum melihat bahwa Yesus sanggup melakukan sesuatu pada persoalan yang ada. Mereka mudah menyerah, kalah sebelum bertanding. Yesus adalah solusi. Jadilah solution maker. Maka pesan ketiga nas minggu ini, jangan lari dan takut pada permasalahan yang kita hadapi. Ingat mukjizat Yesus dan ingat lagu: Bersama Yesus lakukan perkara besar (nyanyikan teks di bawah).

Pesan keempat nas minggu ini (ayat 53-56) bahwa untuk menerima mukjizat, tetap usaha harus dilakukan. Kesembuhan yang terjadi dengan berusaha: …. berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada (ayat 55). Semangat berjumpa dengan Yesus tanpa peduli tantangan, akan memudahkan melihat mukjizat-Nya. Iman akan mukjizat Yesus sering bersifat sederhana: Dan semua orang yang menjamah (jumbai jubah-Nya) menjadi sembuh (ayat 56a). Mulailah dari sana dan kita akan melihat mukjizat itu nyata. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba.

KABAR DARI BUKIT (Edisi 15 Juli 2018)

Nurani dan Dosa

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya (Mrk 6:19-20a).

Firman Tuhan hari Minggu ini Mrk 6:14-29 bercerita tentang Raja Herodes yang membunuh Yohanes Pembaptis dan meletakkan kepalanya di atas tampan untuk memenuhi permintaan Herodias istrinya dan anaknya. Herodias dendam karena Yohanes menegor Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus saudara tirinya (melanggar hukum Taurat ke-10, Kel. 20:17; Im 18:16; 20:21).

Dendam melahirkan pembunuhan. Ternyata bukan makhluk hidup saya yang dapat melahirkan. Dosa juga melahirkan dosa. Dendam Herodias merambat ke putrinya dan menular lagi ke Herodes dan merenggut penjagal Yohanes. Herodes terlalu jumawa harus memenuhi umbaran janjinya. Yohanes, orang yang benar dan suci dipenggal kepalanya (ayat 27). Yang membunuh dengan pedang akan terbunuh dengan pedang (Mat 26:52). Kejahatan akan berbuahkan kejahatan (band. Ef 5:11). Siklus alami yang lazim terjadi.

Herodes sebetulnya senang mendengar ajaran Yohanes. Tapi hatinya selalu terombang-ambing dan sedih saat harus memenggalnya (ayat 20, 26). Tetapi dendam Herodias bagaikan setan yang terus mencari waktu yang tepat melampiaskannya. Jiwa dan nuraninya telah teracuni dan rusak. Ini pentingnya kita menjaga hati nurani agar selalu bersih; hati yang telah mendapat cahaya Tuhan; perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya (kbbi.web.id). Hati nurani yang kotor penuh dendam, langsung menjadi pendakwa dan racun bagi diri. Seperti dikatakan Matthew Henry, teolog penulis, kemarahan dan dendam itu bagaikan hantu yang terus mengejar, sampai ia terpuaskan. Dan masalah besarnya, dosa itu dapat menyeret orang lain, dapat melahirkan dosa lainnya lagi.

Kelemahan dan kedagingan kita kadang datang, itu wajar. Sakit hati bisa muncul. Solusinya, benih dosa itu harus diputus. Keinginan menghentikannya hanya dengan pertobatan. Firman Tuhan berkata, “Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan” (Kis 8:22-23). Bebaskan rasa takut. Herodes takut kehilangan simpati umat Yahudi. Istrinya Herodias takut kehilangan posisi sebagai ratu. Khayalan kosong dari rasa takut yang tidak bermanfaat itu harus dijauhkan. Iman kita sebagai benteng semestinya hidup dan tidak mati. Tuhan kita itu Allah yang hidup dan selalu terbuka dan mengampuni kita yang datang berserah kepada-Nya.

Tutur kata, perilaku, tabiat dan karakter perlu dijaga. Integritas dipelihara. Timbul rasa damai. Kedamaian muncul hanya dengan senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kis 24:16). Semua itu terjadi jika kita terus menjaga dan membersihkannya. Kesukaan akan firman Tuhan akan meneguhkannya dan membuat iman kita tidak mudah terombang-ambing. Mulailah hari-hari kita dengan membaca sebuah renungan pagi. Jiwa dan hati nurani pun terjaga. Itu akan memberi warna kehidupan kita seharian menjadi sebuah kesaksian dengan kebaikan dan kebenaran. Kesaksian yang bebas dari rasa takut. Mari seperti Yohanes, mengutarakan kebaikan dan kebenaran, meski dengan resiko atau pengorbanan; bukan Herodes atau Herodias. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles Silalahi, Ketua Umum Gaja Toba.

Membaca nas lengkap, klik:

http://alkitab.me/Markus/6

KABAR DARI BUKIT (Edisi 8 Juli 2018)

Terus Memberitakan

Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. (Mrk 6:12-13)

Firman Tuhan hari Minggu ketujuh setelah Pentakosta ini (ada 27 minggu sebelum masuk ke minggu adven) dari Mrk 6:1-13 berbicara tentang penolakan terhadap Yesus di kampung-Nya dan pengutusan kedua belas rasul. Penolakan ini didasari cara pandang melihat silsilah, keluarga, dan gaya hidup Yesus yang berbeda. Yesus yang sehari-hari mereka lihat dan tadinya (anak) tukang kayu, pergi beberapa saat, tiba-tiba saat kembali telah menjadi guru dan nabi dengan diikuti banyak murid, penuh kisah mukjizat dan ajaran kaya hikmat. Mengherankan, ajaib. Nyata.

Tidak dapat dipungkiri dalam satu komunitas yang memiliki standar dan nilai-nilai yang menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus, akan ada perlawanan terhadap perubahan yang positip. Ada resistensi. Demikian juga pada sikap negatif lainnya, misalnya intoleransi dan permisif terhadap tindak kekerasan, jika melihat seseorang bersikap yang berbeda (misalnya SARA) maka dengan cepat diberi cap sebagai musuh dan langsung diserang. Hal lainnya juga terlihat dalam menyikapi sebuah kejadian, akan cepat menilai dan menghakimi, meski latar belakang dan fakta kejadian belum sepenuhnya dilihat dan dikuasai. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 1 Juli 2018)

Talita Kum

Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Mrk 5:34).

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk 5:21-43, bercerita tentang dua mukjizat penyembuhan Yesus dari puluhan yang pernah dilakukan-Nya: pertama, tentang seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan, disembuhkan Yesus dengan hanya menjamah jubah-Nya saja, ia sembuh. Tentu upaya kerasnya melanggar aturan ditengah-tengah kerumunan orang untuk dapat menjamah jubah-Nya itu, membuat hati Yesus tergerak dan berkata seperti ayat 34 di atas. Semua beban setelah 12 tahun berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, menghabiskan harta tetapi malah keadaannya makin memburuk, akhirnya hilang terpulihkan.

Kisah kedua yakni anak seorang kepala rumah ibadat yang sakit parah. Ia tersungkur di depan kaki Yesus, memohon penyembuhan anaknya yang hampir mati (ayat 22). Meski dalam perjalanan diberitahu anaknya sudah mati, tetapi Yesus yang telah berjanji namun terhalang pengobatan perempuan tadi, terus menuju rumah kepala itu dan berkata: “Jangan takut, percaya saja!”. Sesudah Ia masuk ke rumah melihat anak 12 tahun itu, lalu memegang tangannya dan berkata: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” (ayat 41). Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan…. Semua orang yang hadir sangat takjub (ayat 42). Read more

LAPORAN BULANAN KEGIATAN PERKUMPULAN GAJA TOBA SEMESTA Bulan Mei 2018

LAPORAN BULANAN KEGIATAN PERKUMPULAN GAJA TOBA SEMESTA Bulan Mei 2018

PROGRAM-PROGRAM BERJALAN

  1. Pelaksanaan Forum Konsultasi 240 siswa peserta Bimbel Gratis tentang persiapan SBMPTN dan STAN;
  1. Pemberian beasiswa bagi mahasiswa di empat universitas terbaik termasuk ITB dan UI bagi siswa yg berasal dari SMA Kawasan Toba;
  1. Penanaman tahap 2 pohon Kaliandra seluas 27 Ha bagian dari 100 Ha di Kab. Samosir, bekerjasama dgn Keuskupan Agung Medan (KAM). Info: www.kaliandra.gajatoba.org.
  1. Persiapan pembangunan Patung Yesus Memberkati KDT di Huta Ginjang Taput – Tahap perencanaan kawasan dan izin pinjam pakai lahan 5 Ha;
  1. Monitoring pelaksanaan pilot project budi daya ternak ikan bioflok di Desa Sualan Parapat utk pengganti keramba;
  1. Persiapan Seminar Budaya Batak yang Kristiani, kerjasama dengan Universitas Katholik Parahiyangan dan KPPS HKBP;
  1. Persiapan Workshop dan Seminar Pemanfaatan Tanah Ulayat untuk kesejahteraan penduduk lokal di DEL Laguboti;
  1. Pengembangan Desa Eko Wisata di KDT – Pilot Project Kawasan Pedesaan Parbaba Samosir.

 

Laporan Keuangan bulan Mei 2018 dapat dilihat di website www.gajatoba.org/laporankeuangan

Mohon maaf laporan bulan ini terlambat karena libur panjang lebaran. Terima kasih untuk semua dukungannya. Semoga pelayanan kita berkenan kepadaNya. Amin.

Jakarta 25 Juni 2018.

BPH PGTS

Ramles M Silalahi – Ketum

Hot Asi Simamora – Sekum

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 Juni 2018)

Badai Pasti Berlalu

Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk 4:39-40).

Firman Tuhan hari Minggu ini Mrk 4:35-41 bercerita tentang angin ribut yang diredakan, ketika Yesus menyeberang di Danau Galilea bersama murid-muridNya. Murid ketakutan dan membangunkan Yesus yang tidur di buritan, berpikir seolah Yesus tidak memedulikan mereka. Yesus pun menghardik angin ribut itu dan langsung tenang teduh. Yesus juga menghardik para murid, mempertanyakan iman mereka, seperti ayat di atas. Yesus selalu peduli.

Nas ini membuktikan Tuhan berkuasa atas alam. Segala peristiwa ada dalam kendali-Nya. Ketika muncul rasa takut dalam menjalani kehidupan, itu sesuatu yang wajar. Tetapi ketakutan yang berlebih bahkan hingga kalap, histeris atau apatis, itu memberi tanda iman yang belum kokoh. Iman semakin kuat dan besar ketika kita semakin mengenal-Nya, semakin dekat dengan Dia. Itu bisa muncul dan bertumbuh hanya tatkala kita sadar mengarungi sesuatu bersama Yesus. Para murid gagal memahaminya. Tuhan tertidur di buritan, tetapi Dia tidak tidur untuk menjaga yang dikasihi-Nya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 Juni 2018)

Benih Kerajaan

Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu (Mrk 4:26-27).

Firman Tuhan hari Minggu ini – sesuai leksionari – yakni Mrk 4:26-34 bercerita tentang perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus perihal Kerajaan Allah. Pada ayat 21-22 sebelumnya disebut juga perumpamaan lain: “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.” Artinya, Kerajaan Allah itu harus dinyatakan dan dapat dilihat serta memberi dampak yang baik.

Pada nas minggu ini dikatakan, Kerajaan Allah itu seperti benih dan biji sesawi. Kita dapat mengartikan hal itu dalam empat hal. Pertama, Kerajaan Allah itu dimulai dengan benih yang ditabur. Yesus mengawalinya, dan benih itu terus ditabur yaitu firman. Firman hanya (dapat) ditabur bila ada penabur dan ladang yang luas yakni sekeliling kita. Ayat 1-20 memberi hikmat agar benih ditabur di tanah yang bisa hidup dengan subur dan tidak banyak ilalang semak duri agar bertumbuh dan berbuah banyak. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 Juni 2018)

Bersatu Kuat

Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan (Mrk 3:24-25)

Firman Tuhan hari Minggu ini Mrk 3:20-35 bercerita tentang Yesus dan Beelzebul serta sikap keluarga-Nya. Mukjizat dan ajaran-Nya juga semakin disukai dan orang banyak semakin mengikuti Dia. Tetapi di lain pihak, keluarga juga semakin kuatir (ayat 20-21) dan ahli-hali Taurat pun semakin membencinya dan terus berniat membunuhnya; bahkan ada yang datang dari Yerusalem (ayat 22-30). Mereka belum memahami Yesus sama sekali. Ini semua mencerminkan kesalahan universal manusia, yang sering lebih melihat dari sudut diri sendiri dan kepentingannya. Akibatnya, sering tidak sinkron dan situasi tidak damai sejahtera. Belajar memahami, melihat dari sudut pandang lain, tidak degil atau cepat mengambil kesimpulan, adalah hikmat Illahi yang harus dikedepankan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 Juni 2018)

Sabat dan Manusia

“Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat” (Mrk 2:27-28).

Firman Tuhan hari Minggu ini dari Mrk 2:23 – 3:6 memberi pesan tentang makna hari Sabat; kisah tentang murid-murid Yesus memetik bulir gandum dan Dia menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya di hari Sabat. Bagi umat Yahudi khususnya kaum Farisi hari Sabat adalah hari yang sakral seperti tertuang dalam 10 perintah Allah (Kel 20:10 ). Orang dilarang bekerja termasuk memetik gandum.

Sabat berarti perhentian, tatkala Allah menciptakan alam semesta enam hari lamanya dan beristirahat di hari ketujuh. Siklus yang baik dan teruji. Konon, Korea pernah mencoba siklusnya menjadi sepuluh hari untuk meningkatkan produktivitas, tetapi hasilnya lebih buruk. Oleh karena itu kita perlu memahami Sabat dari beberapa sudut pandang. Pertama, Allah menciptakan perintah itu untuk kebaikan manusia. Allah memberi kesempatan beristirahat dan bersekutu (lebih lama) dengan-Nya untuk menikmati berkat-Nya (Kej 2:3; Kel 20:11). Manusia wajib disegarkan jiwa dan tubuhnya.

Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Mei 2018)

Dilahirkan Kembali

 Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh 3:3).

Firman Tuhan hari Minggu ini Yoh 3:1-17 bercerita tentang percakapan Yesus dengan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang menemui-Nya di malam hari. Pesan penting nas ini – selain ayat Yoh 3:16 yang semua orang percaya wajib hafal dan menghayati – adalah tentang dilahirkan kembali. Poin ini juga ditemukan dalam nas lain PB, seperti 2Kor 5:17; 1Pet 1:3, 23; 1Yoh 3:9; Tit 3:5; Ef 2:15.

Dilahirkan kembali tentu dalam pengertian rohani, percaya kesaksian hal sorgawi, bukan semata yang duniawi (ayat 12). Ada tiga hal yang kita dapat dalami dari istilah ini. Pertama, dilahirkan kembali dalam kaitan baptisan, baik percik yang berlanjut dengan sidi, atau selam. Ini terkait ayat 5, …jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Air baptisan tanda hidup yang tahir dan roh yang baru agar hidupnya dipimpin Yesus (lih. Yeh 36:25-27; Yoh 3:22 dab; Gal 2:20). Pengenalan Yesus secara mendalam dan kedudukan pengakuan iman dalam hal itu sangat sentral. Proses itu merupakan tanda dan meterai akan kehidupan kekal. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru (2Kor 5:17a). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!