GT News | PENURUNAN HASIL PANEN JAGUNG DI DESA HARIAN, SAMOSIR AKIBAT CUACA

WhatsApp Image 2024-08-15 at 12.35.13_fbfd9ecf

#GAJATOBANEWS | AGUSTUS 2024

PENURUNAN HASIL PANEN JAGUNG DI DESA HARIAN, SAMOSIR AKIBAT CUACA

Pada percobaan pertama distribusi bibit dan pupuk jagung di Desa Harian, Samosir, terjadi penurunan signifikan pada hasil panen jagung. Pertumbuhan batang jagung yang seharusnya lebih tinggi dan merata terganggu akibat cuaca yang tidak mendukung. Pada masa pemupukan awal, hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama menyebabkan tanaman jagung tidak dapat berkembang optimal. Selanjutnya, pada masa pemupukan dengan urea, kemarau yang melanda Pulau Samosir dan sekitarnya membuat pupuk tidak terserap dengan baik oleh tanaman.

Dampak dari kondisi cuaca yang tidak stabil ini sangat terlihat pada hasil panen yang turun drastis. Jika biasanya panen jagung per-rante bisa mencapai 400 kg, kali ini hanya mencapai sekitar 180 kg.

Catatan lain menunjukkan bahwa perkembangan jagung juga mengalami hambatan. Biasanya, dengan penggunaan pupuk seperti urea, perkembangan jagung pada umur 20 hari sudah terlihat jelas, bahkan reaksi awal biasanya muncul dalam 5 hari. Namun, pada percobaan ini, reaksi tanaman baru terlihat setelah 15 hari, yang kembali disebabkan oleh hujan yang terus-menerus selama 15 hari pertama masa tanam.

Salam Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Agustus 2024)

MEMBUANG SIFAT BURUK

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih” (Ef. 5:1)

Berbicara tentang sifat atau karakter manusia, akan timbul banyak ragam dan definisi. Namun semua bisa dikatagorikan sebagai hal positif, dan hal negatif. Sebuah ulasan psikologi menyebutkan ada 45 sifat manusia: 29 sifat positif dan 16 sifat negatif. Pandangan teologis meminta kita menjadi serupa dengan Dia, dan perlu memiliki karakter yang sama.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Ef. 4:25-5:2. Nas sebelumnya menjelaskan bahwa bagi yang menerima Tuhan Yesus haruslah menanggalkan manusia lama, “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu” (ay. 22-23). Untuk itu perlu dibuang sifat dan predikat lama yang buruk, sebab manusia baru di dalam Kristus diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (ay. 24).

Perintah pertama yakni membuang dusta; dari kebiasaan “bohong kecil” hingga kebohongan besar. Pengikut Kristus harus memiliki karakter berkata benar. Berdusta dengan sikap diam berkelit juga tidak menyelesaikan masalah, malah menjadi beban pikiran yang terus dibawa hingga ke alam tidur. Read more

GT News | GAJA TOBA DAN TOBA EXPERIENCE BERKOLABORASI MENDAMPINGI DESA MEAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA

WhatsApp Image 2024-08-07 at 17.31.15_1926bc04

#GAJATOBANEWS | AGUSTUS 2024

PRESS RELEASE

GAJA TOBA DAN TOBA EXPERIENCE BERKOLABORASI MENDAMPINGI DESA MEAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA

Toba, 6 Agustus 2024 – Eko Pardede, Ketua Koordinator Wilayah Selatan Gaja Toba, dengan bangga mengumumkan pencapaian Desa Meat melalui program kolaborasi antara Gaja Toba dan Toba Experience. Selama dua bulan terakhir, desa ini telah berhasil menjalankan booth Tourism Information Centre di Pantai Simanjuntak, Meat, Kabupaten Toba.

Program ini telah berjalan dengan sukses selama dua bulan, menggandeng _Kopi Jangan Pisahkan_ sebagai merchant penyedia makanan. Dalam periode tersebut, omset total mencapai Rp 26,5 juta, dengan rincian sebagai berikut:
– Desa Meat menerima Rp 2,3 juta.
– Toba Experience memperoleh Rp 4 juta.
– Sisanya merupakan omset dari merchant.

Para karyawan di merchant tersebut adalah siswi SMK yang berasal dari Desa Meat, memberikan kesempatan pekerjaan bagi generasi muda di desa ini. Selain itu, Toba Experience memberikan insentif kepada warga Desa Meat yang turut mengelola kebersihan dan layanan di kawasan tersebut. Toba Experience juga menanggung biaya sumber daya manusia (SDM) yang menjaga kebersihan kawasan, kebersihan toilet, biaya listrik, dan perawatan penerangan.

Eko Pardede menyatakan, “Sejauh ini hasilnya cukup baik, di mana desa sudah merasakan manfaat dengan mendapat pemasukan, dan warga memperoleh pekerjaan. Ini adalah langkah awal yang positif dalam mengembangkan potensi pariwisata di Desa Meat.”

Namun, diperlukan bantuan lebih lanjut untuk menambah fasilitas layanan di kawasan ini. Fasilitas seperti sepeda air dan pemodalan untuk penenun Desa Meat akan sangat membantu dalam meningkatkan daya tarik wisata serta kesejahteraan masyarakat setempat.

Gaja Toba dan Toba Experience berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang dan mengundang pihak lain untuk turut serta dalam mendukung pengembangan pariwisata di Desa Meat.

Salam Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 Agustus 2024)

SINERGI DALAM KEANEKARAGAMAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus” (Ef. 4:7)

“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” merupakan peribahasa yang populer. Maknanya, akan lebih baik dan efektip jika dalam mewujudkan tujuan sebuah kelompok atau organisasi, dilakukan secara bersama-sama. Ini senada dengan perumpamaan sapu lidi, jika sebuah lidi mudah dipatahkan. Namun, ketika kumpulan lidi diikat menjadi satu, kekuatannya menjadi kolektif dan tidak mudah dipatahkan.

Firman Tuhan bagi kita di Minggu berbahagia hari ini adalah Ef. 4:1-16. Judul perikopnya: Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda. Namun ternyata sejarah gereja memperlihatkan hal berbeda. Jika membaca buku Prof. Dr. Jan S. Aritonang tentang berbagai aliran di dalam gereja, perpecahan telah terjadi sejak awal. Gereja Kristen yang tadinya satu, terpecah menjadi gereja Barat dan Timur; kemudian gereja Barat juga pecah menjadi gereja katolik dan protestan; gereja protestan terpecah menjadi gereja Lutheran dan Calvinin dan berbagai aliran lainnya. Bahkan terakhir muncul aliran gereja “sempalan”, seperti Scientology dan gerakan zaman baru yang tidak mengakui Alkitab sebagai kitab sucinya. Read more

GT News | TAGADING YANG MENEMUKAN RUMAH BARU DI SD HKBP 1 BALI

eTalk 18

#GAJATOBANEWS | JULI 2024

TAGADING YANG MENEMUKAN RUMAH BARU DI SD HKBP 1 BALIGE

Pada malam Jabi-jabi Night Balige, siswa-siswi dari SD HKBP 1 Balige memukau penonton dengan penampilan yang penuh semangat. Dipimpin oleh guru mereka, Rintar Napitupulu, anak-anak ini menunjukkan keterampilan mereka dalam tortor, musik, nyanyian, dan fashion show. Dukungan dari kepala sekolah memungkinkan mereka untuk membawa peralatan musik Batak ke acara tersebut, meskipun harus menggunakan becak dengan biaya sendiri.

Jabi-jabi Night adalah kegiatan yang didukung oleh Gaja Toba (Perhimpunan Gaja Toba Semesta), yang terdiri dari alumni ITB asal kawasan Danau Toba, memberikan platform bagi generasi muda untuk mengekspresikan bakat mereka dan melestarikan budaya lokal.

Penampilan mereka menciptakan momen berkualitas bagi orang tua yang mendampingi anak-anak mereka di malam yang sejuk di Balige. Namun, perhatian utama tertuju pada alat musik tagading yang tampak sudah tua dan diperbaiki dengan lakban. Rintar Napitupulu berharap suatu hari nanti alat musik tersebut dapat diperbaiki.

Harapan itu terwujud ketika Sereida Tambunan, dalam kunjungannya ke Cafe Hutanta Balige (Sekaligus sekretariat wilayah selatan kaldera Gaja Toba) , setuju untuk memberikan tagading miliknya kepada SD HKBP 1 Balige setelah melihat dokumentasi penampilan anak-anak tersebut. Dengan bantuan ekspedisi Sahat Sianipar dari MSA Cargo, tagading itu akhirnya tiba di Balige dari Jakarta.

Pada acara Batak Day di SD HKBP Balige, tagading tersebut diserahkan secara resmi kepada sekolah. Sambutan hangat dari sekolah dan anak-anak menambah kemeriahan acara, ditutup dengan sesi manortor bersama.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Sereida Tambunan yang dengan penuh bahagia memberikan tagading keluarganya, berharap alat musik ini dapat terus digunakan untuk melestarikan budaya Batak. “Akhirnya tagading ini berlanjut fungsinya, digunakan oleh anak-anak untuk melestarikan budaya Batak,” ungkapnya dengan haru.

Salam Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Juli 2024)

DOA ORANG PERCAYA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan” (Ef. 3:20)

Doa adalah nafas orang percaya, sebab doa sebuah hubungan dengan Tuhan. Kita boleh membuat pengharapan dan cita-cita, tentunya lebih dikuatkan jika ditopang oleh doa, memohon pertolongan Tuhan memberkatinya. Doa juga membuat kita kuat dalam menghadapi ujian dan pergumulan hidup, sebab dalam iman kita merasa tidak pernah ditinggalkan-Nya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Ef. 3:14-21. Judul perikopnya: Doa Paulus. Kita mungkin sudah hafal “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Melalui nas ini Rasul Paulus memberi kita pelajaran sisi lain berdoa, khususnya bagi orang lain. Untuk itu kita berdoa kepada Bapa (ay. 14). Kita mengenal Allah Bapa di dalam Yesus Kristus sehingga wajar kita berdoa dalam nama-Nya. Alkitab juga mengajarkan agar kita berdoa di dalam Roh Kudus, “… bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus (Yud. 1:20). Read more

GT News | Gaja Toba Uji Coba Ke-4 Budidaya Padi dengan Metoda SRI

WhatsApp Image 2024-07-27 at 12.56.21_ce95271d

#GAJATOBANEWS | JULI 2024

BUDIDAYA PADI METODA SRI:
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI KAWASAN DANAU TOBA

Uji coba Budidaya Padi dengan metoda SRI ke-4 telah selesai. Panen dilakukan 2 minggu yang lalu. Hasil panen telah dikeringkan dan keseluruhan kinerja telah dicatat untuk referensi mendatang. Secara keseluruhan hasil nya cukup menggembirakan dengan sejumlah catatan untuk meningkatkan pendapatan petani.

Uji Coba ke-4:
*Varitas*: Ciherang yang merupakan salah satu varitas populer di Kawasan Danau Toba.
*Metoda Budidaya*: System of Rice Intensification (SRI)
*Jarak Tanam*: 40×40 cm. (Pada uji coba 1-2 jarak tanam 25×25, dan ujicoba 3, jarak 30×30). Jarak diubah untuk mencari jarak tanam yang optimum.
*Pupuk*: Kimia, sama seperti yang biasa digunakan petani.
*Pestisida*: Tidak menggunakan pestisida. Ini untuk melihat seberapa besar penurunan produksi bila tidak menggunakan pestisida.

Hasil Uji coba dan Evaluasi:
*Budidaya/Perkembangan tanaman*: secara umum sangat baik, jumlah anakan +35 batang, ukuran batang besar, panjang malai +35%, butiran padi lebih besar, akar +60%.
*Jumlah Panen*: 5.3 Ton/Ha. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah panen rata-rata yaitu 5.0 Ha. Namun potensi kenaikan produksi secara riil dapat dilakukan dengan relatif mudah, yaitu dengan merubah jarak tanam dari 40×40 menjadi max 25×25. (Potensi kenaikan riil sebesar 50%), dan penggunaan pestisida natural sehingga produk layak diberi label Natural/Organik. Pestisida ini sudah mulai dipakai pada penanaman baru oleh petani dengan hasil yang baik. Pestisida ini “sulphur base”) dan dapat dibuat sendiri oleh petani. (Potensi kenaikan produksi 10%).
*Kualitas produk*: Sangat baik dan rasa juga lebih enak karena tidak mengandung pestisida.
*Kerusakan/penurunan produksi akibat tidak menggunakan pestisida*: 20%. Ini dihitung dari berat gabah yang isinya kosong.
*Penggunaan Air*: Berkurang 50%.
*Penggunaan Benih*: Berkurang 85%
*Penggunaan Tenaga Manusia*: kurang lebih sama dan ada potensi penurunan bila panen dilakukan dengan _Rice Harvester_ seperti yang dilakukan pada ujicoba ini.

Secara keseluruhan angka produksi dapat dinaikkan 50% dari hasil panen ini. Angka ini adalah 7,5 Ton Gabah Kering/ Ha, ini angka yang realistik.
Penurunan ongkos produksi terlihat dari penghematan air irigasi, jumlah benih, ongkos pestisida.
Penurunan ongkos yang lain dapat diperoleh dari penggunaan kompos menggantikan pupuk kimia secara bertahap.

*Rekomendasi secara keseluruhan*:
1. Budidaya SRI telah siap untuk dimasyarakatkan. Bahan pelatihan juga telah tersedia untuk digunakan.
2. ⁠Koordinator Wilayah Selatan PGTS perlu membuat perencanaan untuk pelatihan masyarakat ini.
3. ⁠Uji coba secara resmi akan dihentikan karena data yang dibutuhkan sudah cukup. Namun monitoring dibeberapa lahan petani yang menggunakan SRI akan tetap dilakukan.

Salam Gaja Toba

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Juli 2024)

DIPERSATUKAN DI DALAM KRISTUS

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat” (Ef. 2:17)

Kita melihat banyak aliran gereja, atau denominasi; sebagai kelompok di bawah satu organisasi, nama, struktur, dan ajaran tersendiri. Sayangnya denominasi seringnya membuat jarak, lantaran mengaku memiliki ajaran (termasuk liturgi) yang paling baik dan benar.

Sejarah manusia penuh dengan pertikaian antar kelompok. Bila kita membaca sejarah, itu tidak terlepas dari sikap merasa kelompoknya lebih hebat. Kisah kekejaman Adolf Hitler yang ingin ras Arya menguasai dunia, sebuah sejarah tragis. Dalam sejarah gereja juga demikian. Ada saat terdahulu, sebuah denominasi merasa dirinya paling benar dan kuat, kemudian melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan firman-Nya. Semoga tidak terulang lagi.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Ef. 2:11-2, dengan judul perikop: Dipersatukan di Dalam Kristus. Nas ini dilatarbelakangi oleh adanya pandangan orang Yahudi terhadap orang Romawi yang tidak bersunat, kelompok inferior. Orang Yahudi menganggap dirinya umat perjanjian dan penuh pengharapan, “dekat” dengan Allah (ay. 12), dan yang bukan orang Yahudi adalah yang “jauh”. Ada perasaan sombong, unggul terhadap yang lain. Read more

GT News | 1000 Mata Air Sumur Pompa; Menghidupkan Lahan Tidur dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Doc2_002

#GAJATOBANEWS | JULI 2024

1000 MATA AIR SUMUR POMPA
MENGHIDUPKAN LAHAN TIDUR DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI

Meskipun Danau Toba dikenal dengan keindahan alam yang memukau dan ketersediaan air yang berlimpah, penduduk di sekitarnya menghadapi tantangan dalam mengakses air untuk keperluan pertanian. Ketergantungan yang tinggi terhadap air hujan membuat petani rentan mengalami gagal panen, terutama selama musim kemarau yang panjang. Akibatnya, banyak lahan pertanian menjadi tidak produktif dan ditinggalkan oleh petani, yang khawatir akan mengalami kerugian besar jika menghadapi kesulitan air saat masa tanam.
Menanggapi situasi ini, Gaja Toba melalui Program 1000 Mata Air menghadirkan solusi berupa sumur bor dengan teknologi tepat guna. Sumber air ini dibuat sederhana, sehingga instalasi dan perawatannya mudah dilakukan oleh para petani, membantu mereka mengatasi masalah air dan meningkatkan produktivitas lahan mereka.
Dukungan dari PT Elnusa Tbk sebanyak 60 titik sumur pompa dan survei hidrogeologi sederhana telah selesai dilakukan di Kab. Toba dan Humbang Hasundutan oleh tim 1000 Mataair yang dikoordinir oleh Hobby Parhusip (GM87) dan didukung oleh Korwil Selatan Gaja Toba, Eko Pardede (EL00).

Program 1000 Mata Air telah membuktikan bahwa dengan fokus yang tepat pada kebutuhan masyarakat, serta penggunaan teknologi yang sederhana namun efektif, perubahan besar dan berkelanjutan bisa diwujudkan dalam kehidupan banyak orang.
Melalui kerja sama dan komitmen yang terus-menerus, kita dapat melihat masa depan yang lebih cerah dan lebih mandiri bagi petani di Kawasan Danau Toba.

Salam Gaja Toba

GT News | Jabi-Jabi Night Balige: Seni Bela Diri Mossak

Jabi-Jabi Night Balige
SENI BELA DIRI MOSSAK

Ada banyak hal yang masih bisa dieksplorasi dari adat dan kebudayaan Batak Toba, salah satunya adalah mossak. Mossak merupakan seni bela diri yang menjadi simbol kebijaksanaan, keberanian, dan kepercayaan yang mendalam terhadap tradisi dan leluhur. Seni bela diri ini menyimpan banyak rahasia yang dapat terungkap seiring bertambahnya usia, dan faktanya, banyak orang dari suku Batak Toba memerlukan bertahun-tahun untuk memahami seni bela diri ini. Gerakan mossak yang terlihat tanpa ritme seringkali menjadi olok-olokan. Namun, karena memerlukan waktu lama untuk memahaminya, tidak banyak orang yang mengenal dan mengerti apa itu mossak. Bela diri ini dilakukan dengan mengenakan pakaian serba hitam yang dibalut dengan ulos dan dikenal memiliki ilmu kebatinan yang mendalam. Tidak sembarang orang bisa mempelajari mossak karena para penerus ilmu ini sering kali enggan menurunkannya, khawatir akan pengaruhnya terhadap kepercayaan kepada Sang Maha Kuasa.

Pada kesempatan ini, kami dari Gaja Toba, Del FM, Toba Experience, dan Yayasan Toga Laut Pardede ingin masyarakat melihat dan mengenal seni bela diri ini. Acara ini telah sukses dilaksanakan di Lumban Jabi-Jabi atau DI Panjaitan, tempat dilaksanakannya kegiatan Jabi-Jabi Night Balige sabtu lalu. Video berikut adalah cuplikan dari adegan mossak di acara tersebut. Pada performance mossak, diberikan cerita latar belakang dengan voice over, sehingga penonton dapat mengerti alur cerita dan apa yang sedang dilakukan oleh pemain mossak.

Salam Gaja Toba

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!