GT News | Bimbel GT-GO

Generasi Muda Hebat, Kawasan Danau Toba Maju

Memasuki tahun penyelenggaraan ke-8, Bimbingan Belajar Gaja Toba Ganesha Operation (GT-GO) tahun 2023-2024 diikuti oleh 445 siswa di 9 Kabupaten. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan tingkat kelulusan siswa-siswi asal KDT ke perguruan tinggi negeri.

Mari berpartisipasi dan mendukung program ini guna peningkatan kualitas pendidikan generasi muda di Kawasan Danau Toba.

Salam Gaja Toba

Instagram

GT News | Sumur Pompa Elnusa

Program 1000 Mata Air telah membuktikan bahwa dengan fokus yang tepat pada kebutuhan masyarakat, serta penggunaan teknologi yang sederhana namun efektif, perubahan besar dan berkelanjutan bisa diwujudkan dalam kehidupan banyak orang.

Melalui kerja sama dan komitmen yang terus-menerus, kita dapat melihat masa depan yang lebih cerah dan lebih mandiri bagi petani di Kawasan Danau Toba.

Salam Gaja Toba

Instagram

GT News | Budidaya Padi Metoda SRI (1)

GajaToba telah berhasil melakukan uji coba budidaya padi dengan metode SRI (System Of Rice Intensification) di wilayah kawasan Danau Toba. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi SRI dalam meningkatkan produktivitas panen petani.

 

GT News Video Penjelasan Padi SRI

Pertiwi Negeriku Toba Exhibition (22 September – 25 Oktober 2023)

Toba Exhibition

 

Merajut negeri lewat karya seni

Pertiwi, berawal dari sebuah pameran tahun 2020 yang menghadirkan tiga Ibu perupa asal Bali yang memiliki eksplorasi karya yang berbeda satu dengan lainnya.

Mereka adalah:Ni Nyoman Sani yang berlatar pendidikan Seni Lukis S1 di STSI/ISI Denpasar, Gusti Ketut Oka Armini mengenyam pendidikan S1 khusus Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta; dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan Seni Lukis di FSRD ITB Bandung.

Pertiwi = Tiga wanita perupa

Ayu dan Oka menempuh pendidikan tingkat menengah di sekolah yang sama yaitu di Sekolah Menengah di Denpasar (SMSR/SMK sekarang), sementara Sani bersekolah di SMA 1 Saraswati.

Pendidikan awal ini menjadi dasar untuk mengembangkan bakat dan minatmereka serta memilih institusi selanjutnya.

Ternyata kebersamaan mereka dipertemukan dalam kebersamaan menjala elan vital kreatif, disela kesibukannya masing-masing sebagai Ibu mereka tetap merawat kegelisahan kreatifnya pada media ekspresi yang mereka tekuni.

 

Visi dan Misi

Proyek lawatan seni ke Toba merupakan respon atas konsep “Merajut Nusantara” yang diinisiasi oleh almarhum abang Erland Sibuea, suami Ayu Sri Wardani, yang telah menorehkan berbagai goresan dalam karya- karya sketsa selama mereka mengunjungi Toba.

Perjalanan itu merupakan penanda proyek awal mereka dalam merajut Nusantara, konsep inilah yang kemudian direspon oleh Pertiwi yang diterjemahkan menjadi tema Merajut Warna Kenusantaraan (Weaving the Colours of the Archipelago).

Pemilihan Toba sebagai lokus awal menjadi semacam napak tilas atas perjalanan rupa yang telah dimulai abang Erland Sibuea (TI 86) dan Ayu Sri Wardani, kini bersama Oka Armini dan Nyoman Sani.

Untuk melengkapi karya seni yang dihasilkan, proyek Merajut Warna Nusantara ini juga menyertakan perancang busana Nick Djatnika, fotografer Toba Charis Martin Purba serta ditemani kurator Wayan Seriyoga Parta.

Nick akan menyertakan karya rancangan busana nya yang mengandalkan kain tenun dari berbagai daerha di Indonesia, menyajikan busana yang cantik unik dan menarik.

Charis akan menyertakan karya fotonya yang menangkap alam, struktur dan manusia di kawasan Danau Toba lewat rekaman kamera untuk menangkap keindahan dan keunikan Danau Toba.

Kurator Wayan Seriyoga Parta yang merajut keseluruhan karya untuk tetap terjalin dalam satu cerita dan paket karya seni yang utuh.

Mereka bersama dengan Pertiwi berkolaborasi untuk menangkap kosmos dan spirit Toba. Semoga juga dapat terjalin peluang-peluang kerjasama dan kolaborasi dengan seniman lokal untuk menjalin untaian daya-daya kreatif yang akan memperkaya wawasan dan imaji untuk berkarya.

 

Tujuan

Menyerap  alam,  budaya  dan  berinteraksi  dengan  masyarakat  terutama ibu-ibu dan aktivitas budaya, meliputi:

  • Mencermati alam dan budaya Batak
  • Kunjungan ke ruang seni budaya dan museum
  • Mengunjungi produksi kain tenun Batak Mengamati  rumah  adat  dan  motif  ornamen,  warna  dan  nilai simboliknya
  • Berinteraksi  dengan  masyarakat  khusus  perempuan  Toba  dan mencermati peran perempuan dalam kebudayaan Toba
  • Bertemu dan berkolaborasi dengan seniman setempat

 

Target yang ingin dicapai

  • Menghubungkan perjalanan, pengamatan, interaksi sosial serta berproses langsung dalam menciptakan karya 2 dimensi dan video dokumenter tentang perjalanan bersama Pertiwi ke Toba.
  • Hasil riset berupa karya dari masing-masing kemudian akan dipamerkan, bisa di Toba, atau di kelilingkan di Jakarta, Bandung, Bali dan Perth.
  • Disiapkan 1 karya untuk badan amal berbasis di Kawasan Danau Toba.
  • Melakukan sosialisasi melalui karya seni untuk mengajak masyarakat bersama-sama menjaga keindahan Danau Toba, merawat dan menjaga kelestarian lingkungan yang sudah semestinya menjadi tanggung jawab kita semua.

 

Progam ini dipersembahkan dengan rasa bangga dan dedikasi sepenuh hati untuk membantu mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Danau Toba.

Kegiatan ini didukung oleh Gaja Toba sebagai bentuk nyata kepedulian dan partisipasi aktif Gaja Toba membangun Bonapasogit.

Era Jalan Tol di Kaldera Toba Bikin Cemas

Saya masygul mendengar kabar bahwa sejumlah daerah yang dilintasi jalan tol Medan-Tebingtinggi kini diamuk cemas. Mereka khawatir kalau-kalau kota dan daerah mereka terasing dari arus kendaraan di jalan tol, sehingga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebutlah, Deliserdang, Serdang Bedagai (Sergai) dan Tebingtinggi.

Memang, tadinya adalah hamparan sawah, atau hutan semak. Kini berubah menjadi jalan yang mulus. Jika tadinya Medan-Tebingtinggi ditempuh 2,5 jam menjadi hanya 1 jam. Apalagi kelak rampung hingga ke Parapat, maka wisatawan asing pun ramai berkunjung ke Danau Toba.

Namun rentangan jalan tol itu telah mengubah ekosistem. Lahan sawah atau hutan yang tadinya merupakan resapan air hujan, menjadi hilang. Luas sawah pun berkurang yang berakibat kepada produksi pertanian dan penghasilan penduduk. Alangkah elok jika di kedua sisi jalan tol ditanam dengan berbagai pepohonan.

Sebaliknya, biaya logistik semakin murah. Distribusi barang dari Medan ke Tebingtinggi, Pematangsiantar dan Parapat kian lancar, dan harganya kian murah.
Beberapa daerah itu juga hawatir kalau-kalau jalan konvensional, yang non-jalan tol, akan semakin sepi. Sebab, orang lebih suka melalui jalan tol yang nyaman. Sebutlah, Lubukpakam, Perbaungan, Tebingtinggi dan Pematangsiantar.

Tapi saya yakin bus penumpang di jalan nontol akan bertahan untuk melayani penumpang yang naik turun, apalagi tak membayar biaya tol. Pengendara mobil pribadi tentu saja lebih memilih jalan tol karena cepat sampai ke tujuan.

Kota-kota sepanjang Medan hingga Parapat, dan kelak hingga ke Labuhanbatu Selatan dan Sibolga – jika jalan tol rampung — haruslah mandiri. Toh, perkembangan sebuah kota atau daerah lebih ditopang jika dia maksimal melayani daerah belakangnya (hintherland) – yakni, desa dan kecamatan di sekitarnya.

Kota harus memfasilitasi pemasaran bagi komoditas hintherland-nya dengan sarana pasar, infrastruktur dan transportasi yang baik. Tak ayal, pertumbuhan ekonomi pun membaik, sehingga memperkuat daya saing yang menggairahkan pelaku ekonomi menanam modal dan mendistribusikan barangnya.

palagi jika setiap daerah mempunyai keunggulan produk tertentu akan selalu merangsang pelaku ekonomi untuk datang berbisnis. Tak perlu gundah ketika era jalan tol datang.

 

/medanbisnisdaily

 

Perbaikan Bandara Sibisa Ditargetkan Mulai 2017

TEMPO.COJakarta – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menargetkan perbaikan Bandar Udara Sibisa di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, dimulai pada kuartal keempat 2017.

“Saat ini pemerintah sedang mengejar target dengan terus mengimplementasikan sejumlah program pembangunan sarana dan prasarana, seperti pembangunan dan perbaikan bandara,” ujar Luhut melalui siaran pers di Jakarta, Senin, 26 Desember 2016.

Menurut dia, pemerintah sedang melakukan berbagai pembangunan infrastruktur setelah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu dari sepuluh wilayah kunjungan wisata andalan di Indonesia. Luhut menekankan pentingnya peran Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), atau Gereja Kristen Masyarakat Batak, untuk terus mencerdaskan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya, guna bersiap menghadapi sejumlah wisatawan yang datang ke Danau Toba.

Luhut menuturkan, salah satu yang terpenting saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia di kawasan tersebut. Pemerintah menargetkan kunjungan 20 juta orang turis asing pada 2019. Karena itu, pemerintah memerlukan kerja sama seluruh masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan daerah-daerah pariwisata di Indonesia.

Luhut juga meminta masyarakat tidak termakan isu yang disebarkan di media sosial akhir-ahir ini, seperti isu yang mengatakan orang-orang Cina berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk melakukan infiltrasi.

Ia berkisah, dalam kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu, Negeri Sakura yang terkenal tidak menyukai Cina, justru menarik 40 juta wisatawan Negeri Tirai Bambu ke sana. Alasannya, turis Cina menghabiskan pengeluaran yang paling banyak sehingga dapat mendorong perekonomian kawasan wisata Jepang.

“Kami tahu apa yang harus kami lakukan, sehingga itu tidak akan pernah terjadi,” katanya menepis isu terkait tenaga kerja ilegal asal Cina yang datang ke Indonesia.

Luhut mengajak semua elemen masyarakat berperan aktif mengawasi hal tersebut. Ia juga meminta gereja berperan aktif mengawasi orang asing yang masuk ke Indonesia.

Selain itu, Luhut berpesan masyarakat lokal bisa lebih berperan dalam bidang pariwisata, disiplin, dan bekerja keras.

ANTARA

Perayaan Natal Nasional 2016 di Humbahas

Perayaan Natal Nasional di Humbahas Berlangsung Khidmat

Perayaan Natal Nasional di Humbahas.

(rel/rzp)

Selasa, 27 Desember 2016 | 07:49

Analisadaily (Dolok Sanggul) – Puncak perayaan Natal Nasional 2016 yang dilaksanakan Komplek Kantor Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas), Bukit Inspirasi, Dolok Sanggul, Senin (26/12) kemarin berlangsung khidmat.

Perayaan Natal Nasional tersebut dihadiri Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita yang juga Ketua Umum Perayaan Natal Nasional, Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, Ketua Pelaksana Natal Nasional Dumoli F Pardede, serta ribuan jemaat kristiani dari berbagai daerah di Sumatera Utara.

Gubernur dalam kesempatan itu mengajak umat kristiani untuk berjuang mengupayakan dan mempertahankan suasana damai, aman dan penuh persaudaraan. Karena suasana damai dan aman adalah modal yang sangat penting dalam membangun dan memajukan kehidupan bangsa, khususnya Sumatera Utara.

“Saya percaya perayaan Natal yang kita lakukan pada hari ini bukan hanya sebuah tradisi yang setiap tahunnya harus dilaksanakan, tetapi lebih dari itu, harus ada makna yang bisa dipetik dalam kegiatan spiritual untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Erry.

Erry menyebutkan, esensi Natal adalah bagaimana mewujudkan kasih terhadap sesama melalui aktualisasi kesederhanaan dalam semua aspek kehidupan, guna tetap tegaknya NKRI.

Pada kesempatan perayaan Natal Nasional itu, Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, dan Gubsu Tengku Erry Nuradi menyerahkan 1.000 sertifikat tanah program strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang tahun 2016.

Baca Juga :

Enggartiasto Lukita Tinjau Persiapan Perayaan Natal Nasional di Humbahas

Selain itu, juga dilakukan penyerahan 64 unit hand traktor kepada tiga perwakilan kelompok tani di Humbahas. Pada kesempatan itu, dilaksanakan juga peresmian dan penandatanganan prasasti PLTA PT Energi Sakti Sentosa Pakkat, serta pemberian aksi sosial nasional kepada Madrasah Tsanawiyah Negeri Dolok Sanggul berupa sajadah, sarung, mukena dan buku Islami.

Luhut Pandjaitan mengatakan, bahwa baru kali ini dalam sejarah Indonesia dilakukan pembagian sertifikat tanah sebanyak dan secepat itu kepada masyarakat.

“Presiden Jokowi minggu yang lalu, sudah memerintahkan untuk melakukan pemerataan kepemilikan tanah yaitu 9 juta hektare tanah kepada rakyat. Supaya rakyat juga menikmati pembangunan negeri ini. Baru pertama dalam sejarah Indonesia pembagian sertifikat lebih cepat. Sekarang kami punya mimpi, bahwa sertifikasi tanah ini akan diberikan lebih banyak lagi,” tandasnya.

Sebelumnya Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnarhor, dalam laporannya menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Humbahas sangat mendukung program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah pusat serta menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945, menjaga stabilitas keamanan, toleransi antar umat beragama dan Bhinneka Tunggal Ika, penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan yang berkeadilan dalam bingkai NKRI.

“Kami telah berupa sekuat tenaga untuk melaksanakan program sesuai dengan program yang telah digariskan Pemerintah. Namun demikian, kami yakin masih banyak kekurangan di berbagai sektor. Untuk itu, kami mohon arahan dan bimbingan dari Pemerintah pusat agar kami dapat meningkatkan kinerja, termasuk dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik demi kemajuan Indonesia,” pungkas Dosmar.

(rel/rzp)

Pembangunan Infrastruktur PUPR, Pangkas Jarak Tempuh Menuju Kawasan Pariwisata Danau Toba

Layanan Informasi BPIW – Danau Toba akan menjadi basis pariwisata pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru. Pembangunan infrastruktur menjadi yang paling vital dalam pengembangan kawasan pariwisata andalan Sumatera Utara tersebut. Pada kawasan tersebut sedang dilakukan proses konstruksi Jalan Tol Medan – Sibolga pada ruas Medan – Tebing Tinggi sepanjang 54 km. Dengan pembangunan jalan tol itu akan memangkas jarak tempuh hingga 40 menit, yang sebelumnya memakan waktu 2 jam jika melewati jalan nasional.

Read more

Alumni ITB Pulang Kampung Ingin Bangun Danau Toba

BALIGE – Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berasal dari Kawasan Danau Toba dan tergabung dalam Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS) pulang kampung melakukan pembangunan Kawasan Danau Toba.

Kembalinya para Alumni ITB ini untuk membangun kawasan Danau Toba dimulai dengan adanya acara Seminar Motivasi bagi siswa-siswa SMA dari 9 kabupaten di Kawasan Danau Toba yang berlangsung di Soposurung Balige beberapa waktu. Tak tanggung, para Alumni ITB PGTS seperti Dr. Raden Pardede, Dr. Ir. Bob Foster Sinaga, Jansen Sinamo dan Dr. Ir. Jonner Napitupulu turun gunung membagikan pengalaman hidupnya kepada para siswa-siswa yang hadir.

Read more

Press Release Turnamen Golf Toba Ganesha 2016 ( 23 Oktober 2016 )

Turnamen Golf Toba Ganesha 2016 telah berhasil diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 23 Oktober 2016 bertempat di Lapangan Golf Bumi Serpong Damai (BSD) Serpong Tangerang. Turnamen ini diprakarsai oleh Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS) dalam rangka membina komunikasi dan menjalin silaturahmi antar anggota dan sahabat Alumni ITB yang berasal dari Kawasan Kaldera Toba Sumatera Utara (KDT).

Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!