JALAN PULANG PERTOBATAN
Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi
”Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!” (Yeh. 33:11)
Ada banyak versi tentang tahapan dan jalan menuju keselamatan hidup kekal. Namun hampir sepakat, pertobatan adalah kunci pembuka gerbang memasuki manusia baru, agar kelak dapat hidup bersama para malaikat dan Tuhan Yesus di sorga. Pertobatan memerlukan kuasa Roh Kudus bersama langkah tindakan sukarela manusia yang melibatkan iman, disertai dengan pikiran, hati dan kemauan.
Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yeh. 33:7-15. Ini pesan Tuhan yang sangat jelas dan tegas tentang dampak perbuatan dosa manusia sekaligus pentingnya pertobatan, yang dalam bahasa Yunani disebut dengan metanoia dan arti harfiahnya berbalik. Seperti saat berbaris, “Balik Gerak!”, kira-kira begitulah maknanya.
Manusia dapat berdalih sebagaimana umat Israel dalam nas ini. Namun Allah mengingatkan atas sikap mereka yang berkata, “Pelanggaran kami dan dosa kami sudah tertanggung atas kami dan karena itu kami hancur; bagaimanakah kami dapat tetap hidup? (ay. 10b). Allah tidak menyukai umat atau seseorang yang merasa dirinya benar dan “mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya” (ay. 13). Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk selalu rendah hati di hadapan Tuhan, sebagaimana isi Doa Bapa Kami, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami….dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Read more