KABAR DARI BUKIT (Edisi 2 Juli 2023)

PEMIMPIN PENYESAT

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN” (Yer. 28:9)

Bagaimana membedakan gereja atau hamba Tuhan yang benar? Kadang kita dikejutkan dengan berita satu-dua gereja yang dianggap sesat, seperti gereja Pdt. Jones di Amerika Selatan, Pdt. Sibuea di Bandung, Pdt. Jung Myung Seok di Korea, dan lainnya. Bagaimana pula membedakan seorang pemimpin yang baik dan benar, agar umat atau anggota tidak ikut tersesat?

Tentu saja itu tidak mudah. Apalagi sering kali kita manusia memakai ukuran dunia, seperti populer dan pandai berkhotbah, banyak pengikut atau penggemarnya, kaya dan berlimpah materi, dan lainnya. Maka hal itu membuat susah diujinya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yer. 28:5-17. Ini kisah pertentangan nabi Yeremia dengan nabi Hananya, yang bernubuat bahwa umat Israel hanya dua tahun saja dibuang ke Babel. Oleh karena itu ia berkata, perkakas-perkakas rumah TUHAN akan mampu dikembalikannya (ay. 11-12). Yeremia sebaliknya mengatakan, bahwa pembuangan ke Babel akan berlangsung lama. Dan, terbukti berlangsung 70 tahun.

Melalu nas ini kita dapat belajar tentang menguji gereja atau hamba Tuhan dengan beberapa cara. Pertama, nabi yang baik dan benar mestilah membawa damai, seperti dituliskannya, “Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN” (ay. 9). Oleh karena itu hamba Tuhan atau pemimpin yang membawa permusuhan dan perpecahan, pembenci, sikap dan tindakannya tidak berdasar kasih, jelas bukanlah hamba Tuhan atau pemimpin yang baik dan benar. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 25 Juni 2023)

ISHAK, ISMAEL DAN KITA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; …, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak” (Kej. 21:12)

Agama “Samawi” dikenal sebagai tiga agama yang berlatar belakang Abraham, yakni Yahudi, Kristen dan Islam. Samawi berarti sumbernya dari “wahyu” sorga, dan kadang ketiga agama ini disebut juga dengan Abrahamik. Agama Samawi dibedakan dengan agama “Ardhi” yang dianggap lebih bersumber dari hikmat manusia, budaya dan tradisi, seperti Hindu, Buddha dan lainnya, dan tidak mengenal nabi atau rasul.

Dua agama Samawi yakni Kristen dan Islam menjadi besar karena buah penyebarannya sesuai doktrin yang dianut, sementara agama Yahudi lebih “tertutup” karena terkait etnis. Hubungan ketiga agama ini tidak selalu mulus, kadang ada gesekan dan bahkan bentrokan keras. Kita tahu Perang Salib, saat Paus Urbanus II dan Kaisar Bizantium Alexius Komnenus memerintahkan pasukan mereka untuk bergerak merebut kembali Yerusalem yang saat itu sudah dikuasai oleh umat Islam (Bani Saljuk); yang membatasi umat Kristen beribadah disana. Tentu ada faktor politik dan ekonomi sebagai penyebab lainnya.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini dari Kej. 21:8-21. Ini kisah tentang Abraham yang diminta oleh Sarah istrinya untuk mengusir Hagar, budak yang menjadi istrinya saat Sarah belum mempunyai anak. Setelah Ishak anak Sarah lahir, timbul kecemburuan dan ketakutan Sarah, Ismael anak Hagar akan menjadi ahli waris (ay. 10). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 Juni 2023)

JANJI, KEBAIKAN DAN MUKJIZAT

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?” (Kej. 18:14)

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 18:1-15. Judul perikopnya: Allah mengulangi menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham. Mengulangi berarti kedua, karena Tuhan telah memberikan sebelumnya di Kej. 13:16: “Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya” (bdk. Kej. 22:17, keturunanmu seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut).

Untuk kita, apakah sudah merasa memiliki janji Tuhan? Atau, hanya sebatas janji-Nya akan memberi hidup kekal masuk sorga dengan percaya dan taat kepada-Nya? Bagaimana dengan mukjizat, apakah ada janji Tuhan tentang pengharapan dan pergumulan dalam kehidupan kita sehari-hari? Ya, untuk ini memang perlu iman yang kuat bahwa Tuhan mau dan mampu serta berkuasa memenuhi janji-Nya kepada orang percaya.

Kegagalan memiliki janji biasanya karena kita tidak dapat melihat dan merasakan Tuhan itu ADA, Maha Kuasa, Mahahadir, dan IA ingin campur tangan dalam kehidupan semua orang. Jika seseorang tidak percaya Tuhan ada, ya disayangkan; cuek tidak peduli, ya tidak masalah; tetapi IA tetap berkuasa dalam kehidupan semua, termasuk yang tidak percaya. Namun bagi orang yang berpikir baik dan benar, banyak hal yang kita tidak mampu mengerti jalannya kehidupan ini. Tidak mungkin juga kita mampu memahami semua yang terjadi. Oleh karena itu, benar, Tuhan adalah jawaban untuk hal yang tidak dapat kita pahami. Read more

KABA DARI BUKIT (Edisi 11 Juni 2023)

TOPENG BURUK MANUSIA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” (Hos. 6:3)

Masalah berpura-pura banyak dibahas dalam Alkitab. Oleh karena itu topik ini beberapa kali muncul dalam sistem khotbah leksionari. KBBI menyebutkan berpura-pura artinya berlagak, tidak sesungguhnya, kemunafikan; hakekatnya berbohong dan bersandiwara. Webster Meriam mendefiniskan kemunafikan sebagai seseorang yang mengenakan penampilan palsu …, bertindak bertentangan dengan keyakinan atau perasaan yang dinyatakan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Hos. 5:15-6:6. Judul perikopnya: Pertobatan yang pura-pura dari pihak orang Israel. Dituliskan, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar” (ay. 4). Jelas, Allah membenci kepura-puraan yang dipertunjukkan oleh umat Israel.

Dalam nas ini dan berikutnya, diberikan contoh perbuatan umat yang tidak disukai Tuhan: ibadah aspek lahiriah saja, membawa persembahan yang bagus-enak tetapi hatinya tidak tulus (ay. 4-6). Lebih mengerikan lagi, para imam merampok dan melakukan perbuatan bersundal menjijikkan (ay. 7-10; 7:1-7). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 Juni 2023)

BIG BANG DAN PENCIPTAAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kej. 1:1-2)

Yuval Noah Harari penulis buku terkenal Sapiens – A Brief History of Humand Kind menuliskan urutan sejarah alam semesta. Semua dimulai 13,5 miliar tahun lalu, saat terjadinya ledakan dahsyat (big bang). Ia mengutip Georges Lemaitre, pencetus pandangan ini. Kemudian 4-5 miliar tahun lalu, terbentuk bumi dan planet lain, yang diikuti oleh munculnya organisme sebagai awal biologi. Enam juta tahun lalu, terbentuklah nenek-moyang manusia dan simpanse. Evolusi terus berlangsung dan kemudian manusia menyebar berpindah, dan peradaban pun semakin berkembang. Ada tiga revolusi dalam peradaban tersebut, yakni revolusi kognitif, revolusi agrikultural, dan revolusi ilmiah.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kej. 1:1 – 2:4. Menurut nas yang semua orang percaya hampir tahu isinya, Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dalam enam hari. Allah berhenti pada hari ketujuh, lalu memberkati dan menguduskannya (ay. 2:2-3).

Apakah kedua hal itu bertentangan? Jelas tidak. Georges Lemaitre sendiri seorang pastor Katolik sekaligus fisikawan. Memang teori big bang lebih disukai para ilmuwan dibanding teori lainnya, seperti teori Nebula, Kuantum, Ekspansi, dan lainnya.

Joseph P. Free dan Howard F. Free dalam bukunya Arkeologi dan Sejarah Alkitab, menjelaskan adanya tiga pandangan tentang enam hari tersebut. Pandangan pertama, Kej. 1:1-2 itu proses yang panjang, bisa jutaan dan miliaran tahun. Pada periode inilah juga diduga terjadinya kejatuhan malaikat dan iblis (2Pet. 2:4; Yud. 6; Yes. 14:12-14). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Mei 2023)

PEMIMPIN PENUH KARYA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu” (Bil. 11:25a)

Salam dalam kasih Kristus.

Hari ini kita merayakan ulang tahun gereja. Selamat untuk kita warga gereja, anak-anak Tuhan di dalam Yesus Kristus. Hari ini kita rayakan juga pencurahan Roh Kudus.

Firman Tuhan bagi kita di hari berbahagia ini adalah Bil. 11:24-30. Ini kisah perjalanan umat Israel keluar dari Mesir. Pada ayat sebelumnya (1-23), diceritakan umat yang bersungut-sungut. Akibatnya, Tuhan menghukum dengan membakar kemah mereka. Musa sebagai pemimpin memohon ampun, dan api pun padam.

Sungut-sungut kedua muncul. Kini mereka menginginkan daging sebagai lauk, bosan makanan manna (ay. 13). Setelah Musa berbicara kepada Tuhan, permintaan umat dikabulkan. Mereka diberi daging burung puyuh selama sebulan, sampai jenuh dan muak (ay. 18-20). Contoh kerakusan yang tidak layak ditiru. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Mei 2023)

MEMULIHKAN KEADAAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis. 1:6)

Salam dalam kasih Kristus.

Ibadah di gereja atau persekutuan, sering dalam doa syafaat kita memohon kepada Tuhan Yesus agar memulihkan keadaan bangsa Indonesia; menjadi bangsa yang besar, maju, kemiskinan lenyap, rakyat makmur dan sejahtera. Biasanya doa dilanjutkan, agar diberikan hikmat kepada Presiden dan seluruh jajaran…, dan seterusnya. Tapi sayangnya, kita belum puas dan melihat masih banyak yang harus dilakukan.

Keinginan memulihkan keadaan dan menanti sebuah perubahan sering diharapkan oleh kita pribadi, kelompok, atau bangsa. Ya, tantangan dan masalah selalu ada, kadang tidak terperihkan sehingga memicu rasa khawatir, takut, dan bahkan menghilangkan semangat.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kis. 1:6-14. Ini kisah terangkatnya Tuhan Yesus naik ke sorga. Para murid masih berharap Tuhan Yesus melakukan hal besar lain, yakni membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi. Ya alamiah, manusia mengadu kepada yang mampu memberi kuasa, sebagaimana para murid yang telah melihat kuasa Yesus.

Alkitab menjelaskan ada empat tingkatan kuasa atau otoritas. Allah Bapa memiliki otoritas tertinggi, kemudian otoritas Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Otoritas Yesus lebih kepada unsur kerajaan dan penghakiman, sebagaimana Ia menyampaikan pesan-pesan langsung melalui murid dan penulis kitab PB. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 Mei 2023)

TUHAN YANG TIDAK DIKENAL

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing” (Kis. 17:27)

Salam dalam kasih Kristus.

Pertanyaan mendasar bagi kita yang percaya dan menyembah Tuhan Yesus: seberapa jelas dan sedekat apa kita mengenal Dia? Kenal baik? Puji Tuhan.

Hal sebaliknya bisa terjadi seperti nas firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, yakni Kis. 17:22-31. Ceritanya, Rasul Paulus sedang berjalan-jalan di kota Athena – dalam perjalanannya ke Roma. Ia menjumpai sebuah mezbah penyembahan dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Kemudian dalam diskusinya dengan beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa (ay. 18), Paulus melanjutkan, “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu” (ay. 23).

Pada masa itu orang Yunani dan Romawi masih beribadah kepada dewa-dewa yang beraneka ragam, semuanya berdasarkan mitos Yunani kuno dan cerita rakyat semata. Frasa “Allah yang tidak dikenal” tersebut, menurut tafsir seorang ahli teologi, adalah Allah yang penuh misteri. Mereka menyembahnya, tapi hanya sedikit tahu tentangnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 7 Mei 2023)

UJIAN MEMURNIKAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku” (Mzm. 66:16)

Salam dalam kasih Kristus.

Setiap orang menjalani kehidupan pasti ada lika-likunya. Mungkin ada yang merasa liku-likunya datar saja, madosdos. Tapi ada juga yang merasa pasang surut, turun naik seperti naik roller coaster; bikin jantung serasa mau copot. Tapi kehidupan tetap meluncur dan yang berlalu menjadi bayangan dan kenangan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Mzm. 66:8-20. Nas ini dua bagian: pertama, pergumulan hidup yang dilalui (ay. 8-12); kedua, tentang ucapan syukur kepada Tuhan atas dilewatinya pergumulan tersebut dengan membawa korban persembahan dan bersaksi memuji Tuhan atas kebaikan kasih setia-Nya, tidak hanya di masa kini tetapi juga di masa lalu (ay. 13-20).

Pergumulan umat digambarkan seperti masuk ke dalam jaring, kemudian diberi beban di pinggang serasa mau tenggelam. Dan yang tidak kurang sakitnya, dihina dan dilecehkan dengan gambaran orang-orang melintasi kepala mereka (ay. 11-12). Dibawa ke dalam jaring merupakan gambaran kejutan, seperti ikan yang terjerat; penderitaan yang tidak disangka. Hidup memang kadang didatangi kejutan yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu Richard W. Bowie dalam bukunya Light for the Nations mengatakan, alasan orang memerlukan Tuhan (Yesus) karena hal itu lebih dari yang mereka sadari. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 30 April 2023)

MEMENANGKAN JIWA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

“Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” (Kis. 2:47)

Salam dalam kasih Kristus.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kis. 2:42-47. Nas ini bercerita tentang kehidupan jemaat mula-mula setelah Tuhan Yesus bangkit, dengan ciri-ciri mereka:

1. Bertekun dalam pengajaran (ay. 42a);
2. Berkumpul tiap hari di rumah-rumah jemaat secara bergilir untuk memecahkan roti (perjamuan kudus – Luk. 22:19) dan berdoa (ay. 42b, 45);
3. Berprinsip kepunyaan bersama. Bila jemaat menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing (ay. 44-45);
4. Sehati, menyukai persekutuan dan beryanyi sukacita (ay. 46);
5. Disukai oleh orang luar dan memenangkan jiwa-jiwa baru (ay. 47).

Menurut kitab Kisah Para Rasul, jemaat mula-mula ini bertumbuh dari 120 jiwa (Kis. 1:15), dan setelah Pentakosta menjadi 3.000 orang (Kis. 2:41). Sungguh suatu perkembangan yang hebat, bertumbuh sehat secara kuantitas dan kualitas. Oleh karena itu banyak yang perlu kita teladani dan terapkan dalam kehidupan berjemaat saat ini.

Kita perlu terlebih dahulu memahami gereja dalam dua bentuk: sebagai organisme dan sebagai organisasi. Sebagai organisme yang hidup, gereja adalah kesatuan yang saling mendukung, hidup sebagai satu tubuh dengan Kristus sebagai kepala (Ef. 1:22; 2:21; Kol. 1:18). Kesatuan dan kesehatian sangat penting, seperti firman Tuhan mengatakan: supaya semua menjadi satu (Ut Omnes Unum Sint); Yesus dan Bapa adalah satu (Yoh. 17:21-23). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!