PILIHAN KEHIDUPAN
Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu (Ul. 30:19b)
Salam dalam kasih Kristus.
Kita tidak bisa memilih siapa orang tua kita, cara dan waktunya dilahirkan. Sampai remaja pun, biasanya anak belum diminta memilih jalan kehidupan. Menurut pakar psikologi, sampai usia 17, keputusan yang diambil anak masih didominasi oleh keinginan dan perasaan; setelah usia 20 baru biasanya pilihan dan keputusan sudah lebih rasional dan dewasa. Otak bertumbuh maksimal. Tentu, beberapa anak memiliki pengecualian.
Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Ul. 30:15-10. Nas ini dibuka dengan kalimat, “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan” (ay. 15a). Perintah-Nya jelas, umat Israel dan kita orang percaya diminta, apakah memilih kehidupan dan keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan?
Semua lebih senang memilih kehidupan dan keberuntungan. Pilihan lainnya adalah jalan kematian dan kecelakaan. Buahnya kebinasaan dan kutuk (ayat 18-19). Pilihan lain ini diperlihatkan dengan lebih percaya kepada allah lain selain Tuhan Yesus. Bentuknya bermacam-macam, dari yang tradisional berhala sampai bentuk modern, yang mengandalkan kepintaran, betuhankan jabatan dan koneksi, uang dan harta, bahkan tidak percaya adanya Allah.
Untuk memilih kehidupan dan keberuntungan, umat Israel diperintahkan “mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya” (ay. 16). Ini sama dengan hukum yang terutama dan pertama bagi orang percaya, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat. 22:37; Mrk. 12:30). Read more