KABAR DARI BUKIT (Edisi 8 Mei 2022)

MATI YANG BERKILAU

Oleh Pdt. Em. Ramles M. Silalahi

Syalom….
Kita mungkin pernah melihat orang sakit yang menangis meraung-raung saat merasakan sakit yang hebat; atau diberitahu dokter bahwa umurnya tidak panjang lagi. Jika ia masih muda, itu hal wajar. Kita juga melihat ada orang yang ketakutannya berlebihan, seperti di tempat sepi dan gelap; takut ada bahaya yang dapat membuatnya mati. Padahal semua manusia tentu akan mati. Ada berumur panjang, ada yang pendek; Tuhan memberi yang terbaik sesuai kehendak-Nya. Nah, kita bertanya: mengapa orang takut mati?

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita dari Why. 7:9-17. Ini masih kisah lanjutan tentang pesta drama sorgawi minggu lalu, yakni Yesus menjadi Hakim dan disembah semua orang di sorga.

Menurut Neilt Anderson dalam bukunya Freedom from Fear, empat alasan mengapa orang takut mati, yakni:

1. Takut meninggalkan orang yang dikasihi (suami, anak, orangtua, dll.)
2. Takut yang dikasihi mati (terhadap anak terlalu proteksionis)
3. Takut akan proses menuju kematian (lewat sakit berat, berkepanjangan, dll);
4. Takut masuk neraka, dan merasa belum siap; Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 1 Mei 2022)

PENTAS DRAMA SORGAWI

Oleh Pdt. Em. Ramles M. Silalahi

Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin” (Why. 5:13b-14a)

Dalam kitab Wahyu ada dua kata yang terkait “kitab” yang sangat penting, yakni kitab kehidupan dan gulungan kitab. Kitab kehidupan sudah sering kita dengar, yakni daftar orang percaya yang akan diselamatkan dan masuk dalam kekekalan (Flp. 4:3; Why. 3:5). Gulungan kitab dalam pasal 5 lebih diartikan sebagai rencana Tuhan atas penyelesaian dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia sebagai dasar penghakiman.

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita sesuai leksionari adalah Why. 5:11-14. Nas ini merupakan gambaran tentang Kristus dimuliakan saat penghakiman kelak dilaksanakan. Yesus digambarkan sebagai Anak Domba yang telah disembelih. “Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta” (ay. 7). Ayat ini jelas menggambarkan bahwa Yesus Anak Domba yang telah tercurah darah-Nya, akan menjadi hakim bagi semua orang. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 April 2022)

HALELUYA DAN MELAYAKKANNYA

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi

Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! (Mzm. 150:6)

Firman Tuhan di hari MInggu ini untuk kita dari Mzm. 150. Judul perikopnya: Haleluya; (Hallelu + YAH) berarti Pujilah Tuhan. Bagi umat Israel, kata ini sering diucapkan dalam doa; bagi kita umat percaya, ungkapan pujian kepada Tuhan.

Ada 13 kali memuji Tuhan disebut dalam enam ayat Mazmur ini. Bila pasal 1 kitab Mazmur dibuka dengan pengajaran tentang “jalan orang benar dan jalan orang fasik”, maka pasal penutup Mazmur ini merupakan ekspresi sukacita besar, keyakinan teguh, dan mengajak orang lain. Dan memang begitulah kehidupan, yang mengikuti petunjuk benar, pasti buahnya sukacita dan berpuas hati di akhirnya.

Mazmur ini juga memberi kita pijakan dalam memuji Tuhan. Pertama, Allah ada di tempat kudus-Nya (ay. 1a). Allah kita kudus maka memuji Tuhan hendaklah kita juga kudus (baca: dikuduskan) terlebih dahulu (band. Musa, Kel. 3:5). Kita perlu hormati kekudusan tersebut dan menjaganya. Mereka yang hidup masih dalam rasa kebencian terhadap orang lain, ada permusuhan, keinginan jahat, ini adalah hati yang kotor, dan sebaiknya merenung kembali sebelum mengucapkan haleluya. Sama seperti censura morum sebelum perjamuan kudus, bertanya, apakah kita layak untuk bersekutu dengan Tuhan jika hidup kita masih jauh dari firman-Nya? Alkitab juga mengajarkan, tidak boleh datang memberi persembahan kepada Tuhan, jika masih ada hal yang tidak beres hubungan kita dengan sesama manusia (Mat. 5:23-25). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 April 2022)

PASKAH DAN DUNIA BARU

Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati (Yes. 65:17)

Firman Tuhan di hari raya Paskah ini untuk kita, dari Yes. 65:17-25. Judul perikopnya: Janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru. Nas ini sama dengan Wahyu 21:1.

Meski tidak ada 70 bidadari menanti, gambaran bumi baru langit baru dalam nas minggu ini dan juga di kitab Wahyu, cukup menyenangkan hati. Misalnya:

– tidak ada lagi kedengaran bunyi tangisan dan bunyi erangan (ay. 19; Why 21:4)
– semua orang berumur panjang dan tidak ada kematian bayi (ay. 20; Why. 21:4)
– banyak kebun anggur, buahnya enak dimakan (ay. 21)
– berkumpul bersama anak cucu (ay. 23)
– ada kemah Allah, dan akan sering bersekutu dan berjumpa dengan-Nya (ay. 24; Why. 21:3)
– hewan liar dan ternak piaraan hidup rukun (ay. 25a)
– tidak ada lagi kejahatan, semua hidup kudus (ay. 25b)
– semua penuh dengan kemuliaan Allah, cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal (Why. 21:11).

Salah satu keunggulan Kekristenan adalah lebih rasional. Memang ada yang dirasakan tidak rasional, sulit diterima pikiran, misalnya, Allah menjadi manusia. Tapi ini mesti diterima dengan hati. Tokh, manusia juga bukan hanya terdiri dari pikiran. Ada hati, dan sangat diperlukan untuk iman dan kasih. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 April 2022)

LIDAH MURID

Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu (Yes. 50:4a)

Ada dua tujuan hukuman termasuk penjara. Pertama, manusia yang telah terbukti menyusahkan dan merugikan orang lain, layak dihukum demi keadilan dan ketertiban. Kedua, dalam masa dihukum tersebut, manusia yang bersalah dapat merenungkan kembali perbuatannya, berefleksi, menyadari dan berpaling dari kesalahannya.

Itulah pesan nas firman untuk kita di hari minggu ini, Yes. 50:2-9a. Bangsa Israel pada kondisi lemah lesu setelah mereka dibuang ke Babel; itu hukuman Allah karena mereka tidak taat. Namun Allah menegaskan kembali kasih-Nya, kuasa-Nya dan pertolongan yang telah Allah berikan sebelumnya kepada mereka, saat Allah “mengeringkan laut, membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan” (ayat 2-3; lihat Kel. 7:20-21; 14:21-22; 10:21-22).

Saat bangsa Israel kehilangan motivasi, dan lari mempersalahkan Tuhan atas penderitaan yang mereka alami, Allah kemudian meminta mereka taat menjalankan tugas panggilan dipakai Tuhan. Allah berkehendak mereka bangkit. Nabi Yesaya menjadi contoh yang dipakai Tuhan, model kebangkitan baru. “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu,” ungkap Yesaya pada ayat 4a. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 April 2022)

AKU MANUSIA BARU

Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? (Yes. 43:19)

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita, Yes. 43:16-21. Ini nas kesaksian pemazmur tentang kemahabesaran Allah, dalam karya tangan-Nya sejak zaman purbakala bumi diciptakan dan Israel dibentuk dan dipilih-Nya. Allah kemudian menghukum demi keadilan dan kuasa-Nya, tetapi Ia Maha Pengampun, melupakan kesalahan umat di masa lalu atas dasar kasih-Nya.

Firman-Nya, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?” (ay. 18-19a). Pemazmur berkeyakinan, Allah akan melakukan perkara-perkara besar ke depan bagi yang sudah berbalik kepada-Nya, menjadi manusia baru. “Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara” (ay. 19b).

Bagaimana dengan kita? Semua kita pasti tidak ada yang sempurna. Kita mungkin masih terbelenggu dengan sifat manusia biasa yang berdosa. Ketika saya diminta menjadi pendeta, saya juga masih orang yang mudah jatuh ke dalam dosa. Saya belum siap. Tapi setelah diyakinkan, saya bersedia. Kunci jawabannya: jangan fokus melihat diri sendiri, tetapi membuka kesempatan kita menjadi berkat bagi orang lain. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Maret 2022)

MENJALANI KEHIDUPAN

Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu” (Yos. 5: 9a)

Sungguh lega rasanya ketika kita tiba di tempat tujuan. Apalagi dari perjalanan panjang yang melelahkan. Itulah gambaran yang diberikan Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita, dari Yos. 5:9-12. Bangsa Israel dipimpin Yosua telah memasuki tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Beratnya perjalanan keluar dari Mesir, telah sirna. Kegembiraan merebak. Mereka pun merayakan Paskah (ay. 10), sebuah kelepasan dari ancaman kematian dengan tanda darah di pintu rumah (Kel. 12:22-23). Pertolongan Tuhan memang sempurna: umat melewati laut Teberau yang terbelah, petunjuk tiang awan atau tiang api, dan manna untuk makanan selama 40 tahun. Semua kesalahan pun telah hapus (ay. 9).

Kita pun semua dalam perjalanan kehidupan. Ada yang masih 40 tahun lagi atau kurang; tapi kelak ujungnya sama, semua menghadap takhta-Nya (2Kor. 5:10). Penulis tak dikenal mengatakan, hidup adalah perjalanan, bukan tujuan. Oleh karena itu, mari kita isi dan nikmati perjalanan kehidupan ini dengan hati bersyukur, semangat dan sukacita. Sesuai Alkitab, untuk itu ada beberapa prinsip yang perlu kita jalankan, yakni: Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Maret 2022)

KESEMPATAN KEDUA

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN (Yes. 55: 8)

Mengapa bangsa Israel disebut sebagai umat pilihan Allah? Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Yes. 55:1-9, menjelaskan hal tersebut. “Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, ….” (ay. 4-5).

Bangsa Israel ditetapkan Allah menjadi model sebuah komunitas dan bangsa, yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi. Tetapi mereka gagal sebagai teladan, gagal mengikuti pola hidup yang ditetapkan. Allah pun turun ke bumi, agar semua manusia diselamatkan, bukan hanya di Yerusalem, Yudea dan Samaria, tetapi juga sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

Nas minggu ini menuliskan, manusia sering melakukan hal sia-sia. “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (ay. 2). Kesalahan ini membuat manusia terus haus dan lapar (ay. 1). Ayat ini menegaskan, keselamatan hanyalah anugerah Tuhan melalui iman, bukan karena perbuatan baik dan kehebatan pribadi (band. Ef. 2:8-9). Tetapi, itulah manusia dengan kelemahannya. Dengan rayuan si jahat, kita pun sering jatuh. Padahal, Tuhan Yesus berkata: “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Ingatlah itu. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Maret 2022)

KEKUATAN PERCAYA

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Kej. 15:6)

Semua ingin anak dan cucu kita lebih maju dan diberkati. Bila diri kita sekolah S1, kita pun berharap anak bisa S2 atau S3. Jika kita bekerja sebagai staf, wajar berharap anak-anak mencapai manajer bahkan direktur. Jika kita tinggal di perumahan sempit, maka kita berharap anak cucu kita bisa tinggal di perumahan yang nyaman. Itu wajar. Tapi yang terpenting, tentunya, anak cucu kita tetap menjadi pribadi/keluarga yang mandiri, dalam iman teguh kepada Kristus, dan menjadi berkat bagi orang lain.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Kej. 15:1-12, 17-18. Judul perikopnya: Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya. Bagian awal menceritakan tentang kesedihan Abraham bahwa ia tidak memiliki keturunan (ayat 1-4). Kita tahu istrinya Sara mandul. “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Abraham pun percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran (ayat 5-6).

Adakah janji Tuhan yang kita pegang teguh? Sudahkah kita merasa bahwa Tuhan telah memberikan janji-janji-Nya kepada kita dengan mengikut Tuhan Yesus? Bila kita belum merasakan ada janji itu, maka sebaiknya kita membaca Alkitab lebih rajin. Mulai saja dari PB dan terus ke Mazmur, dan bila suka, teruskan ke PL. Alkitab adalah Buku Janji. Bacalah, dan ketahuilah, itulah janji Tuhan kepada kita anak-anak-Nya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Maret 2022)

PERSEMBAHAN SULUNG

Maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu (Ul. 26:2a)

Firman Tuhan hari Minggu ini dari Ul. 26:1-11, berpesan tentang mempersembahkan hasil pertama. Bagi kita warga gereja, ini sama dengan persembahan sulung. Biasanya dijalankan saat sidi, pernikahan, ditahbis/diteguhkan, dan saat lain yang dianggap memulai tahapan kehidupan baru.

Persembahan Sulung atau Buah Sulung hanya diatur dalam PL, dan sejatinya merupakan persembahan anak sulung dari ternak yang dilahirkan (Kej. 4:4) atau dari hasil pertama buah pohon (Im. 2:12; Neh. 10:35). Oleh karena itu dalam PL, hakekat persembahan sulung selain rasa syukur dan terima kasih, Tuhan berhak atas berkat hasil tangan pertama.

Ada banyak persembahan yang dipakai dalam PL dan kadang disebut korban. Ada korban bakaran (Ola), korban sajian (Minkha), korban penghapus dosa (Khatta’t) atau penebus salah (‘Asyam), dan korban perdamaian atau korban keselamatan (Zevakh dan Selamin). Selain itu ada persembahan lain, seperti unjukan, persepuluhan, dan persembahan sulung yang menjadi nas minggu ini. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!