KABAR DARI BUKIT (Edisi 8 Agustus 2021)

PERLINDUNGAN TOTAL

Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku (Mzm. 34:5)

Pasti banyak orang ingin seperti Raja Daud. Tentu bukan kemegahan jubah kebesaran dan kekuasaannya; itu tidak mungkin. Tetapi yang mudah kita teladani adalah imannya. Dan mazmurnyalah sebagai firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, Mzm. 34:2-9. Judul perikopnya: Dalam perlindungan Tuhan.

Kunci iman Raja Daud ialah melekatkan dalam hati dan pikirannya, Tuhan itu baik. Meski Daud seorang raja, ia mematrikan Yesus adalah Raja dari segala raja. Perkasa. Oleh karena itu, Raja Daud mengungkapkan sukacitanya yang besar:

• Puji-pujian di dalam mulutku pada segala waktu (ayat 2)
• Karena TUHAN jiwaku bermegah (ayat 3a)
• Muliakanlah TUHAN, marilah memasyhurkan nama-Nya (ayat 4)
• Aku mencari TUHAN, Ia melepaskan aku dari segala kegentaranku (ayat 5)
• Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu berseri-seri (ayat 6)
• Orang tertindas berseru, TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dari kesesakannya (ayat 7)
• Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia (ayat 8). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 1 Agustus 2021)

IMAN JAS MERAH

 Mereka makan dan menjadi sangat kenyang; Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan (Mzm. 78:29)

 Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita Mzm. 78:23-29. Seutuhnya Mazmur 72 ayat ini penuh hikmat, pembelajaran dari sejarah bangsa Israel. Semua orang diminta memasang dan menyendengkan telinga, menjaga mulut agar mengucapkan kata-kata hikmat, memberitakan kebaikan dan keajaiban-Nya, tetapi tidak menyembunyikan masa lalu termasuk bagian kelamnya. Tujuan pemazmur, supaya generasi baru tetap percaya kepada Allah, memegang teguh perjanjian yang pernah diberikan kepada mereka (ay. 1-10). JAS MERAH. “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”, mengutip judul pidato kepresidenan terakhir Bung Karno.

 Iman ada pasang surutnya. Bila diumpakan biji, kadang membesar, kadang menciut. Itulah yang dialami oleh bangsa Israel ketika dalam perjalanan di padang gurun. Mereka bersorak setelah dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Tetapi ketika tantangan kesulitan diberikan, mereka melupakan kebaikan tadi. “…mereka terus berbuat dosa terhadap Dia,… mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka. Mereka berkata terhadap Allah: “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?” (ay. 17-19). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 25 Juli 2021)

MAKIN DEKAT, TUHAN (Mzm. 145:10-18)

 Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau (Mzm. 145:10)

Firman Tuhan di hari Minggu ini sesuai leksionari adalah Mzm. 145:10-18. Judul perikopnya: Puji-pujian karena kemurahan Tuhan. Ini penutup Mazmur Daud sebelum masuk ke himne Doksologi Mzm. 146 – 150, yang selalu dibuka dengan kata Haleluya.

 Raja Daud memberi gambaran Tuhan sungguh luar biasa. Sebutannya di bawah ini:

 Kerajaan-Nya mulia (ay. 11-12b)

  • Perkasa (ay. 12a)
  • Kerajaan-Nya kekal segala abad (ay. 13a)
  • Setia dalam segala perkataan dan perbuatan-Nya (ay. 13b)
  • Penopang bagi semua orang yang jatuh (ay. 14a)
  • Penegak bagi semua orang yang tertunduk (ay. 14b)
  • Memberi makanan dan mengenyangkan pada waktunya (ay. 15-16)
  • Adil dalam segala jalan-Nya (ay. 17)
  • Dekat kepada setiap orang yang dalam kesetiaan berseru kepada-Nya (ay. 18).

 Ia menuliskan hal tersebut berdasar pengalaman pribadinya yang panjang. Tentu, kebesaran dan keagungan Allah tidak tergantung kepada manusia, apalagi oleh seseorang. Pertanyaannya justru bagi kita, apakah kita setuju dan pernah merasakan hal tersebut? Karya besar apa yang kita alami dan rasakan setelah percaya dan menjadi pengikut-Nya? Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 Juli 2021)

AKU TIDAK TAKUT (Mzm. 23:1-6)

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita adalah Mzm. 23. Mazmur indah enam ayat ini sangat kita kenal. Judul perikopnya: TUHAN, gembalaku yang baik. Saya tuliskan lengkap Mazmur Daud ini untuk kita menikmatinya:

 TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,

Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku.

Ia menuntun aku di jalan yang benar

oleh karena nama-Nya.

 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;

pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;

dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

 Ada lima kebenaran kehidupan yang dapat kita petik dari Mazmur ini. Pertama, manusia memerlukan gembala, penuntun. Dalam buku saya “Mengenal Alkitab Kita”, dijelaskan ada wahyu atau penuntun yang sangat baik, yakni Alkitab sebagai penuntun tertulis, dan Yesus Kristus sebagai Penuntun dan Firman yang hidup. Dua penuntun ini merupakan berkat yang luar biasa bagi orang percaya, dan untuk itulah kita perlu mengenal lebih dekat keduanya. Bacalah rutin Alkitab, dan bersekutulah dengan Dia, Sang Gembala. Mengandalkan hal lain dalam hidup ini, seperti hati dan pikiran sendiri, orang tua, uang dan harta, teman, atau lainnya, tidak akan utuh sempurna, sebagaimana Alkitab dan Yesus Kristus yang sempurna. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Juli 2021)

IMAN, AMAN DAN IMUN (Mzm. 85:9-14)

 Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? (Mzm. 85:9)

 Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita dari Mzm. 85:9-14. Judul perikopnya: Doa mohon Israel dipulihkan.  Mazmur ini ditulis oleh Bani Korah, dibuka dengan ungkapan syukur sekaligus ratapan. Allah telah mengasihi umat Israel sejak awal, mengampuni dosa-dosa mereka, dan amarah Tuhan telah surut. Tetapi kini umat merasa dihukum kembali, murka Tuhan bangkit dan mereka menderita. Melalui pemazmur, umat ingin dipulihkan, diselamatkan, dan kehidupan agar kembali penuh sukacita (ayat 2-8).

 Situasi ini sangat umum dan membenarkan, ketika kehidupan berjalan lancar dan baik, manusia cenderung melupakan Tuhan. Semua yang diperoleh, seolah buah kehebatan diri semata. Tetapi ketika manusia tidak berdaya, akal pikiran buntu, apalagi dirundung sakit, manusia merasakan perlunya pertolongan. Sering uang atau daya tidak menolong. Pemazur lain mengekspresikannya: “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolonganku?” (Mzm. 121:1). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 Juli 2021)

KASIHANILAH KAMI, YA TUHAN

Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita (Mzm. 123:2)

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Mzm. 123 yang berisi 4 ayat. Judul perikopnya: Berharap kepada anugerah TUHAN. Satu versi tafsiran mazmur menyebutkan ini bagian dari kumpulan “mazmur pendakian”, dalam kaitan memperingati anugerah Tuhan kepada Raja Hizkia, yang menambahkan 15 tahun usia kepadanya. Sebelumnya, Raja Hizkia telah divonis mati melalui pesan nabi Yesaya, tetapi kemudian Raja Hizkia memalingkan mukanya ke dinding, berdoa serta menangis dengan sangat. Allah mendengar doanya, dan memberi tambahan usia sehingga ia dapat memerintah dengan tenteram (2Raj. 20:6-10; Yes 38:5-8). Mazmur ini disebut juga nyanyian ziarah, sering dilantunkan saat umat Israel ingin berkumpul di Yerusalem, untuk mengingat penderitaan mereka saat ditindas penguasa Babel (ayat 1). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Juni 2021)

DARI LORONG KEMATIAN

Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri (Mzm. 30:12-13a)

Firman Tuhan di hari Minggu ini dari Mzm. 30, berisi 13 ayat. Judul perikopnya: Nyanyian syukur karena selamat dari bahaya. Sesuai leksionari, di awal minggu-minggu setelah Pentakosta, temanya masih tuntunan kita dalam menjalani hidup yang penuh dengan cobaan, ujian, badai, kesusahan dan bahaya. Mazmur 13 ini sangat cocok dilantunkan oleh mereka yang hampir melewati pintu kematian, seperti sembuh dari terpapar Covid-19, atau lepas dari penyakit dan bahaya lain yang mengerikan.

Semua orang pasti takut pada kematian. Berbohong jika ada yang menyangkalnya. Sebab bermacam-macam bentuk ketakutan orang terhadap pintu maut itu. Ada yang takut karena merasa lorong yang akan dilewatinya tidak jelas: gelap atau terang benderang; masuk sorga atau neraka kekekalan. Ada ketakutan terhadap jalan kematiannya itu sendiri, berharap tidak melalui (rasa) sakit yang berkepanjangan, tetapi jalan singkat seperti lewat tol. Ada ketakutan lain, yakni terhadap orang-orang yang akan ditinggalkan, apakah mereka kelak dapat mandiri kokoh atau akan pecah pudar tak bermakna. Bahkan ada yang takut justru terhadap kematian orang-orang yang dikasihinya, termasuk yang meninggalkan harta bendanya.

Pemazmur Daud mengalami hal itu dan lolos dari lobang maut. Ia pun mengatakan, “TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur” (ayat 4). Daud pulih, setelah berseru-seru memohon pertolongan Tuhan, bahkan dengan memelas menggugah seperti di ayat 10: “Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?” Bahwa ia pernah melupakan Tuhan dan mengandalkan kehebatan dirinya, yang membuat Tuhan marah, semua itu sudah disadari dan disesalinya (ayat 6-8).

Setiap orang di saat memasuki babak penyakit kritis, misalnya, Covid-19 yang sedang mengganas, tentu mengalami dan merasakan ketakutan itu. Dan bukan hanya yang sakit, tetapi juga keluarga dekat. Hal jelas kemudian terlihat, baik yang sakit dan keluarga serta sahabat, seperti pemazmur, memohon doa belas kasihan dan pertolongan TUHAN (ayat 3, 11). Kita berharap tidak ada yang pergi ke roh dunia, dengan ritual yang tidak berhikmat, seperti yang kita lihat masih ada dalam video-video di medsos oleh beberapa suku di tanah air. Ya, menyedihkan….

Orang percaya mengandalkan Tuhan. Maka ketika diloloskan dari liang kubur, seperti pemazmur pun menyatakan syukurnya. Ia berjanji, “Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu (ayat 12-13).

Kita pun yang disembuhkan dari sakit kritis atau lolos dari kengerian di lorong kematian, mari bersikap sama. Kebangunan rohani atas kemenangan iman, jangan hanya tampak pasca kesembuhan, sekejap, lantas lenyap di selang waktu. Mari terus menaikkan syukur kita atas kebaikan Tuhan, lebih menyerahkan hidup yang berarti, dengan tidak berdiam diri, tetapi semangat sukacita melayani DIA untuk selama-lamanya. Itulah syukur terbaik kita bagi-Nya. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

Tuhan Yesus menyertai kita sekalian, amin. 🙏

Khotbah lain bagian leksionari hari ini, Talita Kum (Mrk. 5:21-43), silahkan klik link www.kabardaribukit.org

KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Juni 2021)

MELEWATI BADAI

Mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib…. (Mzm. 107:24)

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita dari Mzm. 107:1-3, 23-32. Judul perikopnya: Nyanyian syukur dari orang-orang yang ditebus TUHAN. Kata “ditebus”, menggambarkan kondisi paling ekstrem saat adanya perbudakan, tetapi setelah ditebus menjadi bebas berharga. Situasi serupa ketika kita orang yang penuh dosa dan layak dihukum, tetapi atas anugerah Tuhan Yesus ditebus dengan darah-Nya, kita merdeka dan berharga di mata Tuhan.

Hidup adalah perjalanan; berangkat dari satu titik dan berakhir di titik yang lain. Dalam perjalanan itu banyak hal terjadi. Kadang melewati hal indah pernuh warna-warni, dan kadang gelap kelam dengan rasa sakit. Terjadinya pun sering tidak terduga, bahkan tidak kita pahami. Pertanyaan, mengapa? Itu cukup melepas sesak, tapi sering tidak memuaskan hati.

Mazmur 107 berkisah tentang perjalanan hidup. Ada yang menjalani dengan rasa lapar dan haus (ayat 4-9). Ada yang menjalani dalam kungkungan penjara, tergelincir, penuh cemas (ayat 10-16). Ada yang jatuh sakit karena berbuat dosa atau kesalahan lain (ayat 17-22). Tetapi, pemazmur mengatakan, ketika semua berseru-seru kepada Tuhan, semua dilepaskan dari pergumulan mereka: yang lapar dikenyangkan dan yang haus dipuaskan; Yang terbelenggu persoalan hidup dilepaskan, keluar dari kegelapan. Mereka yang sakit bahkan hampir mati, disembuhkan dan dipulihkan. Perbuatan Tuhan sungguh ajaib, semua menang. “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (ayat 1-3).

Nas minggu ini ayat 23-32 gambaran situasi yang berbeda, yakni hidup manusia ibarat mengarungi laut dengan kapal; dari satu pulau yang fana, menuju pulau lain di seberang yang tidak fana. Tetapi badai dan gelombang laut kadang datang menerjang. Beberapa lagu rohani dengan gambaran laut ini, seperti “Di Tengah Ombak dan Arus” dan lagu Batak ”Nang Gumalunsang” sangatlah poluler.

Virus Corona kini di sekitar kita. Menakutkan. Tidak terduga, meluluhlantakkan semua rencana dan pengharapan. Ada yang menjadi lebih lapar dan haus akibat kondisi ekonomi yang memburuk. Ada yang terjerat hutang atau terbelenggu merasa terbuang dan tidak bisa bebas bergerak. Tentu, banyak yang sakit, terpapar, dan tidak sedikit yang terkasih dihantarkan ke liang kubur. Semuanya itu membuat jiwa kita hancur, pusing terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal (ayat 26-27).

Melalui pemazmur hari ini, kita bersyukur diajarkan beberapa hal. Pertama, semua yang terjadi saat ini adalah atas sepengetahuan dan kendali-Nya (ayat 25). Ia adalah Tuhan alam semesta. Kedua, dalam badai pergumulan ini, marilah kita berseru-seru kepada Tuhan, memohon dibebaskan dari rasa sakit yang ada (ayat 6, 13, 19). Dengan meratap, kita memohon dikeluarkan dari kecemasan dan sengsara rasa takut (ayat 28). Ketiga, marilah kita lebih mendekatkan diri dengan mencintai firman-Nya, dan jauh dari ingin memberontak terhadap Dia (ayat 20).

Dan terakhir, untuk kita dapat dituntun-Nya ke pelabuhan sorga kesukaan kita, menang melewati badai ini, menang atas pergumulan dan rasa sakit, berjanjilah dengan tangisan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas kasih setia-Nya, oleh karena perbuatan-perbuatan-Nya ajaib. Berjanjilah untuk lebih setia (ayat 11) dan menjadi saksi bagi kemuliaan-Nya, melalui umat dan majelis gereja-Nya (ayat 32). Semoga kita semua sehat-sehat dan juga orang-orang yang kita kasihi. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

Tuhan Yesus menyertai kita sekalian, amin. 🙏

Khotbah lain bagian leksionari hari ini, Badai Pasti Berlalu (Mrk. 4:35-41), silahkan klik link www.kabardaribukit.org

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Juni 2021)

MENANG DAN BERSYUKUR

Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon (Mzm. 92:13)

Sebuah pameo mengatakan, ketika hidup memberi alasan untuk menangis, ada puluhan alasan lainnya untuk kita tersenyum dan bersyukur. Betul, kadang jalan kehidupan membuat kita merasa tidak diperlakukan adil, disengsarakan dan dihancurkan; kita marah terhadap situasi yang ada, bahkan marah kepada Tuhan.

Firman Tuhan di hari Minggu ini diambil dari Mzm. 92:2-5, 13-16. Judul perikopnya: Tuhan, Hakim yang adil. Dalam situasi seperti di atas, tetaplah waras dan terkendali, berusaha sebaik mungkin tidak jatuh ke dalam dosa. Rendah hatilah mengakui, ada hal yang tidak kita mengerti, ada hal tersembunyi yang masih jauh dari jangkauan pikiran kita. Tariklah nafas dengan teratur. Berdiam. Kesunyian dan ketenangan akan membantu kita lebih fokus.

Mazmur 92 ini biasanya dinyanyikan pada hari Sabat, hari perhentian, hari untuk bersyukur. Saya dan teman-teman minggu lalu mendaki ke puncak Gunung Gede (2.958Mdpl), dan merasakan setiap perhentian sungguh tempat yang menyenangkan. Setiap shelter tempat kita berhenti, menjadi tempat bersyukur setelah tantangan yang dilewati. Ya, kadang timbul perasaan, mengapa harus begini? Tetapi bayangan melihat keindahan alam ciptaan Tuhan yang luar biasa, membuat semangat tetap menyala. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Juni 2021)

SERUAN KESUSAHAN

Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan (Mzm. 130:7)

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita diambil dari Mzm 130, terdiri dari delapan ayat. Judul perikopnya: Seruan dari dalam kesusahan. Dalam renungan minggu lalu dari Mzm. 29, disebutkan bahwa manusia akan lebih mencari Tuhan saat dalam kesusahan. Seruan memanggil Tuhan lebih keras. Nah, pertanyaannya, bagaimana bentuk kesusahan manusia itu sampai ia berseru-seru meminta pertolongan Tuhan?

Bentuk kesusahan digambarkan sangat bagus dalam Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) No. 10, berjudul “Dari kungkungan malam gelap”. Lagunya mungkin kita tahu dan saya posting untuk bisa kita dengarkan, sekaligus merasakan bahwa orang yang susah dan menderita itu seolah dalam kungkungan malam gelap, terpenjara dan menakutkan. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!