KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Juni 2020)

KEBAIKAN DAN UPAH

”Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya” (Mat. 10:42)

Firman Tuhan hari Minggu ini bagi kita sangat singkat, yakni Mat. 10:40-42 yang menjelaskan tentang buah perbuatan baik bagi para hamba Tuhan dalam kaitannya dengan upah. Latar belakang nas ini adalah pengutusan para murid oleh Tuhan Yesus, sebagaimana nas minggu lalu. Mereka diberitahu akan mendapat kesulitan dan penganiayaan, sebab hakekatnya mereka diutus ke tengah-tengah serigala, dan untuk itu mereka perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat. 10:1-16).

Tetapi mereka tidak perlu takut dan gentar, pengharapan dan sesuatu yang menggembirakan tetap tersedia. Hal baik selalu datang, meski di tengah kesulitan dan kesusahan. Untuk itu Tuhan Yesus mengajarkan kepada semua para murid-Nya, dan juga kepada kita semua, agar siapa pun siap menyambut sukacita para utusan dan hamba Tuhan, memberi kasih dan perhatian, khususnya bagi mereka yang diutus melayani di bidang penginjilan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Juni 2020)

TETAP TEGUH DAN BERSAKSI

“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat. 10:32)

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, Mat 10:24-39,
https://alkitab.app/v/c3606fb56f64 merupakan lanjutan nas minggu lalu tentang kita diutus ke tengah-tengah serigala, dan untuk itu perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat. 10:16). Minggu ini diingatkan kembali bahwa tantangannya bisa menjadi berat. Tetaplah berhikmat, tidak mesti sok berani dan konyol. Itu bukan cara Kristiani. Kita tidak harus mati berkorban untuk Tuhan Yesus, sebaliknya Yesus yang telah mati bagi kita. Tetapi bila itu menjadi tantangan terhadap kesetiaan iman, Tuhan Yesus sangat menghargainya (ayat 32, 38).

Firman minggu ini mengatakan, kita tidak perlu melebihi Sang Guru. Tuhan meminta kita memberi sesuai talenta yang diberikan. Dalam menghadapi masa sulit dan berat, tetaplah tegar dan berani. Tuhan Yesus berkata: “Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka ….” (ayat 26). Kerajaan sorga pasti dinyatakan. Setan Beelzebul tetap akan membencinya (ayat 25).

Kita berharga di mata Tuhan (Mzm. 116:15). Oleh karena itu Tuhan akan terus menyertai, sepanjang kita hidup di dalam Dia dan menjalankan misi-Nya. “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu…. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (ayat 29, 31). Sebuah argumen yang sangat kuat.

Sakit di tubuh rasanya tidak enak, tapi sakit di jiwa pasti lebih menyakitkan. “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (ayat 28). Maka saatnya untuk memilih dan bersikap. Takutlah akan Tuhan, yang berkata, “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (ayat 34-36). Memang tidak semua bersukacita atas ajakan-Nya.

Oleh karena itu di tengah situasi berat pandemi saat ini, bagi kita yang terdampak, atau berbeban lain, tetaplah tegar dan kuat. Tuhan Yesus meminta agar kita terus menjadi saksi. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (ayat 37). Tetap bangun ikatan yang kuat bersama Tuhan Yesus. Badai pasti berlalu. “Mengikut Yesus keputusanku. Ku tak ingkar, ku tak ingkar. Walau ku sendiri, salib di depan, dunia di belakang… ku tak ingkar” (Kidung KPRI No. 103, kisah kesaksian di India, tentang kesetiaan meski harus mati bersama keluarganya). Selamat hari Minggu dan selamat beribadah di rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin. 🙏

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi.

Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: Perjuangan Melawan Dosa (Rm. 7:15-25a) silahkan mengklik website www.kabardaribukit.org

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 Juni 2020)

Seperti Domba dan Merpati

”Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16)

Firman Tuhan di hari Minggu ini, Mat 9:35-10:23, https://alkitab.app/v/125870364957,
bercerita tentang Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Mat. 9:37).

Lalu Tuhan Yesus memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka dan berpesan, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma (Mat. 10:6-8).

Minggu lalu kita diingatkan tentang Amanat Agung Tuhan Yesus untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid-Nya. Dalam pesan minggu ini kita langsung diberi contoh, Tuhan Yesus memanggil duabelas murid. Memang memberitakan kabar baik bagi mereka yang belum mendengar dan menerima Yesus, harus dilakukan oleh para penginjil yang khusus diutus ke luar gereja. Mimbar gereja di hari Minggu lebih kepada meneguhkan dan menguatkan orang percaya, sekalian mengajak jemaat untuk mengutus.

Nas minggu ini menegaskan kembali, maksud Tuhan Yesus datang ke dunia tidak semata-mata menebus dosa manusia dan memberi kehidupan yang kekal. Sebagai yang utama, itu betul. Tetapi kalau dilihat pesan-Nya kepada para murid, Ia juga datang untuk membebaskan orang-orang miskin dan terbeban (ayat 8). Kita lihat juga pesan Tuhan Yesus yang pertama ke dunia adalah: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat. 4:17). Pernyataan kedua-Nya: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19).

Oleh karena itu selain tahun rahmat pemberitaan kabar baik melalui marturia, ada tugas pembebasan yakni panggilan sosial diakonia sebagai tanggungjawab kita orang percaya. Seperti minggu lalu, penginjilan dengan pendekatan diakonia (presensi) maupun pendekatan marturia (proklamasi dan persuasi) mutlak dilakukan bersamaan.

Melalui nas minggu ini Tuhan Yesus juga memberi metode yang bagus untuk melakukan hal tersebut, agar pelayanan menjadi efektip. Pertama, janganlah memberitakan kabar baik kepada mereka yang sudah ketahuan keras dan bandal, yang sudah menutup dirinya, seperti orang Samaria (ayat 5). Memberitakan kepada kelompok yang sulit menerima Injil, hanya buang-buang waktu dan energi. Hati kita miris ketika kita baru-baru ini membaca, adanya penolakan Alkitab berbahasa Minang. Maka pilihlah strategi dan sasaran yang tepat, yakni kepada mereka yang mau hatinya lebih terbuka, inklusif.

Nasihat kedua nas ini, agar kita memahami peta sasaran. Carilah simpul setempat yang bisa membuat sinergi, koperatif dan tidak menjadi beban. Berilah salam, dan apabila disambut kita bersyukur. “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu” (ayat 13, band. Kis. 13:51). Nasihatnya, buatlah sederhana, meski perlu semangat juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah. Apalagi, Tuhan Yesus akan menolong (ayat 20, 23).

Pesan ketiga, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa mengutus para penginjil sama seperti mengutus domba ke tengah-tengah serigala (ayat 16a). Ancaman penolakan mengintai, dan penganiayaan dapat terjadi. Tetap waspada terhadap majelis agama (ayat 17), penguasa dan raja-raja setempat (ayat 18), dan para pembenci (ayat 22). Untuk itu perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (ayat 16b).

Kita pun marilah cerdik dan tulus dalam memenuhi panggilan itu. Mari kita dukung pekabaran Injil dan pelayanan sosial terhadap saudara-saudara kita yang di Indonesia Timur dan juga di wilayah Kristiani lainnya. Dukunglah dengan doa dan dana, dukunglah dengan berupaya agar gereja-gereja kita ikut melakukannya. “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.” Janganlah berdiam saja. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah di rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.🙏

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi.

Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: Orang Benar akan Hidup oleh Iman (Rm. 3:22b-31) silahkan mengklik website www.kabardaribukit.org.

KABAR DARI BUKIT (Edisi 7 Juni 2020)

AMANAT KEHIDUPAN

Kamu harus lulus dari ITB!! Meski harus kuliah puluhan tahun, saya siap membiayai, sebab itulah tujuanmu ke Bandung

Itulah amanat ayah saya ketika berkunjung ke penjara, saat saya ditahan karena melawan pemerintahan Suharto di tahun 1978 awal. Saya baru tingkat dua akhir, perjalanan kuliah masih panjang, bahkan belum ada gambaran berapa lama akan dipenjara. Tetapi puji Tuhan, setelah dua tahun hilang waktu kuliah (setahun dipenjara dan setahun mengikuti pengadilan), saya lebih belajar serius, kemudian lulus dengan baik dari ITB. Amanat dituntaskan. Ayah dan ibu saya hadir saat wisuda, dan saya dapat melihat betapa berbahagianya mereka.

Firman Tuhan di Minggu Trinitas hari ini, Mat. 28:16-20, kita kenal semua sebagai perintah untuk memberitakan Injil atau Amanat Agung Tuhan Yesus – https://alkitab.app/v/0e26407fb663.

Kita pasti pernah mendapat amanat: dari orang tua, bos kantor, keluarga, bahkan mungkin dari teman. Orang yang berpikir positip dan memiliki daya juang, tentu senang bila menerima amanat. Ia merasa amanat diberikan pertanda dipercaya, dan dianggap sanggup mewujudkan amanat tersebut. Bagi orang yang bertanggung jawab, biasanya amanat diselesaikan tuntas. Ada rasa puas dan bahagia. Tetapi bagi yang tidak bertanggung jawab, ia melakukannya setengah hati. Bila tidak selesai, tidak merasa bersalah. Seribu satu alasan akan disusun, atau mencari kambing hitam. Tidak becus, itulah istilahnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 31 Mei 2020)

SELAMAT ULANG TAHUN GEREJA KITA

Hari ini dalam kalender gereja adalah hari Pentakosta, sekaligus hari pencurahan Roh Kudus, mengingat peristiwa saat para murid berkumpul di Yerusalem, tradisi sukacita festival (Kel. 23:14–17; Im. 23:1–44; Ul. 12:5–6). “Dan tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus….” Peristiwa itu dituliskan dalam Kis. 2:1-21 yang menjadi bacaan kita minggu ini – https://alkitab.app/v/52f77182a562. Oleh karena pencurahan Roh Kudus tersebut, maka hari itu juga dianggap sebagai hari lagirnya gereja, dalam pengertian adanya jemaat mula-mula.

Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta merupakan hari perayaan umat Israel purba, yakni perayaan hari ke lima puluh setelah Paskah, saat keluarnya umat Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Peristiwa itu sekaligus perayaan umat atas pemberian hukum Taurat kepada Musa, dan doa serta ucapan syukur kepada Allah atas kebaikan panen gandum yang berhasil. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 Mei 2020)

DOA IMAM BESAR

Sering kita membaca tulisan TGIF, singkatan dari Thank God it’s Friday. Bersyukur, hari Jumat tiba, hari menjelang kelegaan, karena bagi pekerja, esoknya libur akhir pekan. Cuplikan puisi Ramadhan KH yang sangat menggetarkan, juga dituliskan:

Tiadalah kebahagiaan sebesar
Kebahagiaan selesai kerja

Betul, kebahagiaan yang paling nikmat adalah selesai kerja, terlebih tugas yang menjadi bagian kita, selesai tuntas. Sungguh mengesalkan, apabila tugas yang diberikan, tidak selesai.

Firman Tuhan yang diberikan kepada kita di hari Minggu ini, adalah
Doa Tuhan Yesus, pada Yoh. 17:1-11. Ia berdoa sebelum ditangkap, diadili, dan dibunuh di kayu salib. Ia merasakan misi-Nya mendekati akhir, dan akan kembali ke Bapa yang mengutus-Nya (ayat 1). Ia menengadah ke langit dan berkata: “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya” (ayat 7-8a). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 Mei 2020)

Penolong dan Penghibur

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini, Yoh. 14:15-21, menceritakan janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke sorga. Para murid masih dalam situasi kuatir pasca kematian dan kebangkitan-Nya, serta ucapan-Nya bahwa Ia akan pergi kembali kepada Bapa di sorga (ayat 19, 7:33; 8:21). Tetapi para murid dan kita orang percaya, tidak dibiarkan sebagai anak yatim piatu. Tuhan Yesus menjanjikan adanya seorang Penolong bagi kita semua (ayat 16). Dalam ayat 26 ditegaskan, bahwa Ia juga Penghibur yakni Roh Kudus, yang diutus Bapa dalam nama Yesus. Kasih Tuhan, sungguh tidak pernah hilang dan terputus bagi kita.

Pengertian Penolong dalam nas ini berasal dari kata Yunani parakletos yang berarti: Pembela. Istilah ini sering dipakai dalam pengadilan Romawi saat itu. Parakletos adalah pihak yang dapat mewakili seseorang di hadapan hakim. Alkitab KJV/NIV menerjemahkan parakletos sebagai Advocate dan versi RSV menerjemahkannya sebagai Counselor. Istilah Penolong dan Penghibur memang hanya ada pada kitab Yohannes (juga 1 ayat di 1Yoh.), tidak terdapat pada Injil lainnya dan surat-surat rasuli. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 Mei 2020)

Tersedia di Sorga

Firman Tuhan hari Minggu ini, Yoh. 14:1-14, berbicara tentang penegasan Tuhan Yesus bahwa Ia naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita yang percaya kepada-Nya. Untuk itu Ia berkata, kita tidak perlu gelisah dan kuatir, bila kesusahan dan kematian datang (ayat 1, lih. Yoh. 13 sebelumnya). Tuhan Yesus juga menegaskan, melalui Dia-lah kita akan berkumpul di rumah Bapa di sorga: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (ayat 6). Rumah Bapa, tempat Allah bertakhta (ayat 2; Yes. 6:1–2).

Kita pasti pernah melihat ketidak-adilan di dunia ini. Misalnya, sudah jelas orangnya jahat dalam arti sering menyusahkan orang/pihak lain, tetapi hidupnya sangat senang, matinya pun senang di rumah sakit bagus, acara penguburan yang mewah, dan lainnya. Atau, kita melihat orang baik yang tidak mau menyusahkan orang lain, tetapi hidupnya di dunia ini susah, matinya pun susah, sepi, tanpa kerabat banyak hadir. Atau kita sedang dikecewakan orang lain, merasa diperlakukan tidak adil. Tetapi, percayalah, kehidupan di dunia tidak akan berhenti begitu saja saat kita mati. Kehidupan bentuk lain akan berlanjut, sebagai bagian pertanggungjawaban semua manusia atas segala perbuatan yang dilakukannya selama hidup di dunia. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 Mei 2020)

Hidup Berkelimpahan

“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10b).

Firman Tuhan di Minggu Paskah IV hari ini, Yoh. 10:1-10, menjelaskan Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik. Perumpamaan Yesus sebagai Gembala berangkat dari peran gembala yang semestinya dilakukan oleh raja-raja Israel, tetapi tidak berjalan dengan baik. Kekecewaan tersebut dituliskan oleh para nabi besar dalam Perjanjian Lama (Yer. 23:1–2; Yes. 56:11; Yeh. 34:1–8; Za. 11:4–5). Jadi, identitas Gembala merupakan kritik sekaligus metafora pemulihannya.

Gambaran akan datangnya gembala yang baik yang tidak sama dengan para raja-raja Israel diberikan oleh nabi Yehezkiel yang menuliskan: “Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. Dan Aku, TUHAN, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud menjadi raja di tengah-tengah mereka. Aku, TUHAN, yang mengatakannya (Yeh. 34:23-24; band. Yes. 40:10-11). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 26 April 2020)

Hati Berkobar-kobar

“…. Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”(Luk. 24:32)

Firman Tuhan hari ini di Minggu Paskah III, Luk. 24:13-35, berkisah tentang dua orang murid yang berjalan menuju Emaus dan tidak menyadari ketika Tuhan Yesus ikut berjalan bersama mereka. Yesus ikut berbincang tetapi mata mereka terhalang, bahkan kemudian ikut makan. Tetapi ketika mereka sadar, Tuhan Yesus telah lenyap dari pandangan mereka. Kisah ini mengulang peristiwa Tuhan Yesus bertemu dengan para murid dan lainnya, sepuluh kali setelah kebangkitan-Nya. Saat bertemu, ada yang melihat tubuh fisik-Nya, dan ada yang merasakan kehadiran tubuh kemuliaan-Nya, seperti menembus dinding atau hadir dalam percakapan dua murid dalam nas ini.

Kebangkitan Yesus meneguhkan iman kita adanya kebangkitan orang mati, bagi yang setia dan percaya kepada-Nya (1Kor. 15:12-13; Rm. 6:5). Ketika kelak dibangkitkan, tubuh kita berubah menjadi tubuh kemuliaan, tetapi ada saat orang percaya berkumpul tubuh daging dapat terlihat, meski keinginan daging tidak ada lagi, tidak ada kawin dan dikawinkan (Mat. 22:30). Kerajaan sorga bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita (Rm. 14:17). Tuhan Yesus juga tidak kembali untuk menjadi penguasa dunia ini, seperti pembicaraan kedua murid yang berharap “Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” (ayat 21). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!