KABAR DARI BUKIT (Edisi 7 Januari 2024)

BAPTISAN DAN SEMANGAT PERUBAHAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus” (Kis. 19:4)

Dalam bukunnya yang terkenal Spirit-Controlled Temperament, Tim LaHaye mengutip pendapat Dr. Henry Brandt tentang definisi pribadi dewasa, yakni seseorang yang cukup obyektif tentang dirinya untuk memeriksa kekuatan dan kelemahannya, dan mempunyai program terencana untuk mengatasi kelemahannya. Tim LaHaye kemudian menambahkan, pemeriksaan yang jujur terhadap kelemahan akan sangat membantu dalam menunjukkan bidang-bidang kehidupan yang memerlukan pengurapan Roh Kudus.

Setiap tanggal 6 Januari, kemarin, gereja memperingati hari penampakan Tuhan Yesus kepada orang-orang Majus dan dijadikan sebagai Minggu Epifani. Hari Minggu ini, gereja memperingati pembaptisan Tuhan Yesus. Firman Tuhan bagi kita adalah Kis. 19:1-7. Ini nas tentang Rasul Paulus yang bertanya kepada jemaat Efesus: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” (ay. 2). Ternyata jemaat tidak pernah mendengar Roh Kudus, meski mereka telah dibaptis oleh Yohanes melalui pertobatan. Kemudian Paulus membaptis mereka, dan turunlah Roh Kudus ke atas mereka (ay. 6). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 31 Desember 2023)

PERBANDINGAN AGAMA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat” (Gal. 4:4)

Perbandingan atau studi-studi agama sangatlah menarik. Bahkan ada pandangan yang menyarankan perlu melakukan passing over,
semangat untuk “melewati” batas-batas agama, agar pengalaman dan pemahaman serta kekayaan kerohanian seseorang semakin dalam dan kokoh. Namun, sebaiknya hal ini dilakukan jika iman dan pemahaman atas pilihan agama yang diyakini, sudah kuat sehingga imannya tidak tergerus dan malah murtad.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu menjelang tahun baru 2024 ini adalah Gal. 4:4-7. Nas ini membandingkan hukum Taurat PL dengan hukum yang dibawa Kristus yang diutus Allah, dan lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat (ay. 4). Hukum baru yang diberikan Yesus Kristus ini sering disebut sebagai hukum Anugerah atau hukum Kasih. Bahkan perbandingan dilakukan juga terhadap kepercayaan animisme yakni atas roh-roh dunia yang lemah dan miskin (ay. 8-9). Allah mengharapkan pembaruan dengan alasan umat Israel sudah saatnya menjadi dewasa, akil balik dalam beriman (ay. 1-3).

Rasul Paulus menyampaikan pesan Allah melalui nas ini dengan memberi beberapa perbandingan. Hukum Taurat yang ada sebelum Kristus datang, atau pemujaan terhadap allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah, merupakan hubungan perhambaan (ay. 7-8). Dasar keduanya adalah ketaatan pada perintah-perintah tertulis atau legalistik. “Teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun,” itu menjadi hal yang sia-sia (ay. 10-11). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 24 Desember 2023)

INJIL, KETAATAN IMAN DAN KEMULIAAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”… yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman” (Rm. 16:26)

Pujian “Glo o o …ria in exelcis deo” yang berarti “kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi” semakin sering kita mendengarnya di masa Natal ini; sebuah doksologi penutup, yakni doa dan puji-pujian kepada Allah. Dalam buku nyanyian gereja (KJ, PKJ dan NKB), bagian akhir selalu pujiannya berupa doksologi (Yunani: Doxa = kemuliaan dan Logia = ucapan).

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu IV Adven hari ini adalah Rm. 16:25-27. Nas terakhir surat Roma ini merupakan doksologi Rasul Paulus, sebagai kesimpulan dan penutup hal yang diutarakannya dari Allah kepada jemaat Roma, yakni “Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” (ay. 27).

Ada beberapa hal penting pesan pada nas pendek ini. Pertama, Rasul Paulus menguatkan kembali pada awal suratnya yakni, “keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Rm. 1:16). Ia menegaskan Allah “menguatkan kamu –menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus” (ay. 25). Melalui Injil yang berpusat pada Pribadi Yesus Kristus, orang percaya dikuatkan agar tetap kokoh berdiri teguh (band. Yeh. 2:1-2). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 17 Desember 2023)

ROH, JIWA DAN TUBUH TERPELIHARA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal” (1Tes. 5:16-18a)”

Semua orang tentu ingin senantiasa bersukacita. Namun jika diminta tetap berdoa, barangkali masih ada rasa enggan. Apalagi jika diminta mengucap syukur dalam segala hal, pastilah sulit pada situasi keinginan hati tidak terkabul. Tetapi itulah kata Alkitab, sabda Tuhan, sumber kebenaran. Maka perintah sesulit apapun diberi petunjuk, agar dapat dilakukan, bagi siapa saja.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu III Adven ini adalah 1Tes. 5:16-24. Nasihat agar “bersukacita, tetap berdoa, dan mengucap syukur” justru diberikan pada saat situasi di Tesalonika sedang sulit dan kesusahan. “… telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi” (1Tes. 3:4).

Untuk itu ada empat nasihat pada nas ini untuk diikuti. Pertama: “Janganlah padamkan Roh” (ay. 19). Artinya, jika kita ingin mampu melalui sesuatu yang sulit, maka jangan mengandalkan diri sendiri atau manusia. Hanya dengan kuasa Roh Tuhan kita mampu untuk mengatasi dan melewati ujian dan cobaan sekalipun yang berat. Kadang rasa sakit di tubuh dan jiwa muncul tidak tertahankan. Tapi tidak ada penderitaan yang tidak berakhir. Dengan iman dan pertolongan Roh, nyala dan kuasa-Nya, badai pasti berlalu. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 10 Desember 2023)

ADVEN DAN AKHIR ZAMAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat” (2Pet. 3:15a)

Usia panjang adalah sebuah berkat. Firman Tuhan menegaskannya, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Kel. 20:12). Juga puluhan nasihat pada kitab Amsal mulai pasal 3 dan Mazmur pasal 16 serta kitab-kitab lainnya, agar manusia berumur panjang. Ayat pembuka di atas sedikit terselubung, yakni Tuhan memberi manusia umur “panjang” agar memperoleh kesempatan bertobat dan selamat.

Firman Tuhan bagi kita di Minggu II Adven hari ini adalah 2Pet. 3:8-15a. Tradisi di Minggu Adven, gereja berbicara tentang Hari Tuhan, yang dalam pengertian PB adalah akhir zaman, penghakiman dan Kedatangan Kristus Kedua Kalinya (K4). Tujuannya tentu agar kita merenungkan semua dosa-dosa yang terus dilakukan, dan diharapkan timbul tekad kuat untuk mengubahnya sebelum merayakan kelahiran Kristus Penebus bagi kita dan dunia.

Pengertian Hari Tuhan sendiri penuh misteri (Ibr. =Mistorin; Yun. = Musterion, diterjemahkan dalam Alkitab sebagai Rahasia). Ada banyak nubuatan dan pertanyaan, yang tidak seorang pun bisa tahu jawabannya. Namun pandangan para ahli teologi tidak jauh berbeda, yakni misteri atau rahasia mesti dilihat dalam kerangka iman. Rahasia Allah adalah milik-Nya.

Rahasia pertama, kita tidak tahu tibanya akhir zaman sebab datangnya seperti pencuri (ay. 10); bahkan Kristus pun tidak tahu kecuali Bapa (Mat. 24:36). Kedua, banyak ayat yang menjelaskan tanda-tandanya. Teolog Prof. Anthony A. Hoekma dalam bukunya “The Bible and The Future” menyusun datangnya akhir zaman ke dalam tiga kelompok tanda-tanda: pertama, Injil sudah dikabarkan ke semua bangsa dan telah ada keselamatan bagi bangsa Israel. Kedua, akan ada masa sengsara (tribulasi), kemurtadan, dan munculnya AntiKristus. Ketiga, ada tanda penghakiman awal berupa terjadinya banyak perang, gempa bumi dan kegelapan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 3 Desember 2023)

BERSYUKUR DAN BERPENGHARAPAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu” (1Kor. 1:3)

Hari ini kita masuk Minggu I Adven, minggu penantian dan pengharapan. Tentu mencuat perasaan bersyukur dan bahagia yang merupakan dua sisi mata uang. Kebahagiaan bersemayam bukan karena kecukupan materi, kesehatan, keamanan, makan minum enak, atau ukuran badani dan dunia lainnya, melainkan timbul dari perasaan damai sejahtera dari Allah yang diam dan menetap di dalam hati orang percaya (Yoh 14:27). Itulah yang utama dan terekspresikan dalam berinteraksi dengan sesama.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Kor. 1:3-9. Nas ini menekankan selalu syukur dalam menjalani hidup.
Perasaan bersyukur tidak hanya berpusat pada diri sendiri, tetapi juga kepada kebaikan dan keberhasilan orang lain (ay. 4). Rasul Paulus, misalnya, menyebut nama Sostenes (band. Kis. 18:17), jurutulisnya yang ikut memberi salam. Kerendahan hati dan menampilkan kebaikan orang lain adalah sikap yang harus kita teladani darinya.

Dalam berbagai grup whatsapp atau di facebook, sering kita membaca orang lain yang berulang tahun, berhasil lulus dari sekolah, menempati posisi baru, anugerah baru dalam hidup berkeluarga dan lainnya. Dan alangkah baiknya kita menyatakan ikut bersyukur dan mengucapkan selamat dan doa. Itu tindakan kesaksian yang menjadi berkat bagi orang lain yang diminta oleh Tuhan kita (Ef. 4:6).

Bersyukur atas berkat yang diterima orang/kelompok lain, merupakan bukti buah dari kesetiaan kepada Kristus. Janganlah berkat dan kelebihan yang diterima orang lain, malah menimbulkan rasa iri hati, cemburu atau sinisme dari diri kita. Bersyukur dan irihati dua sisi yang berlawanan, dan iri hati timbul dari rasa tidak puas terhadap diri sendiri, terlebih bila memiliki rasa bersaing yang tinggi tidak terkendali. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 26 November 2023)

GEMBALA, PEMIMPIN DAN KEPEDULIAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh. 34:15)

Hari ini kita masuk ke Minggu Kristus Raja, akhir dari siklus kalender gereja. Minggu depan awal kalender dimulai dari Minggu Adven, gerbang perenungan sebelum merayakan Natal. Minggu Kristus Raja berarti dalam perjalanan hidup setahun ber-Tuhan dan bergereja, mestinya semakin meneguhkan kita bahwa Kristus adalah Raja, pemimpin dan Gembala dalam kehidupan, memerintah dalam hati dan pikiran, Penuntun langkah dan tindakan sesuai dengan kehendak-Nya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Yeh. 34:11-16, 20-24. Nas ini menegaskan Tuhan (Yesus) adalah “Gembala yang baik, melawan gembala-gembala yang jahat,” sesuai judul perikopnya. Gembala yang jahat digambarkan sebagai raja-raja Israel, pemimpin, para imam, dan kaum Farisi yang bertindak tidak adil, yang memeras dan mengeksploitasi domba-domba (umat) Israel, menjadi terserak dan mangsa para musuh (ay. 7-8).

Nas ini membawa kita pada situasi politik saat ini yang sedang “panas dan heboh”, tentang pemimpin yang baik. Tanpa diduga putra Presiden yang masih muda berhasil sebagai Cawapres dan adiknya terpilih sebagai ketua partai. Ada dugaan campur tangan Presiden, yang selama ini bersama putra dan menantunya dibesarkan oleh partai lain. Mengapa begitu cepat berbalik? Tentu masih misteri. Namun dari survey lembaga SMRC (kompas.com) hasilnya 39 % mengatakan langkah Presiden kurang pantas, 8 % mengatakan tidak pantas sama sekali, dan 30% mengatakan pantas. Ya, pendapat bisa berbeda, tapi intinya adalah kepedulian masa depan demokrasi bangsa kita ke depan.

Dr. J. Robert Clinton menuliskan dalam bukunya Pembentukan Pemimpin Sejati, perlu ada lima tahapan yang perlu dilalui seorang pemimpin (atau gembala), yakni: fase kedaulatan dasar, pertumbuhan batin, pendewasaan pelayanan, pendewasaan hidup, dan pemusatan. Ini sebuah garis kehidupan yang merupakan kunci keberhasilan. Resikonya, kegagalan, munculnya pemimpin karbitan. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 19 November 2023)

AMARAH TUHAN DAN DAMPAKNYA

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN (Zef. 1:17)

Sikap marah merupakan emosi yang lumrah dialami semua orang. Meski semua tahu bahwa marah lebih banyak membawa dampak buruk, tapi kadang luapan emosi itu tidak terbendung. Bersyukur jika marahnya memiliki tujuan (mendidik) dan berhasil. Namun, bila marah karena merasa tidak diperlakukan “adil dan benar”, atau ada yang menghalangi tujuannya, maka itu tidak baik dan bersifat lebih egoistis.

Firman Tuhan bagi kita pada hari Minggu yang berbahagia ini adalah Zef. 1:7, 8-12. Nas ini menjelaskan kemarahan Tuhan kepada bangsa Israel. Judul perikopnya: Penghukuman pada hari TUHAN. Ini mengacu kepada akhir zaman, saat Kristus datang kedua kalinya. Hari Tuhan bukanlah mesti kiamat, tetapi juga tatkala kita meninggalkan dunia fana ini. Jadi pengertian hari Tuhan sudah dekat, lebih realistis (ay. 7).

Mengapa Tuhan marah dan menghukum? Alkitab menjelaskan ada berbagai penyebab Tuhan marah. Dalam PL, Tuhan marah kepada Adam dan Hawa. Kemudian Tuhan marah pada peristiwa air bah dan kepada umat Israel yang membuat tuhan dari patung lembu emas dalam perjalanan keluar dari Mesir. Dalam PB, Tuhan Yesus marah kepada pedagang dan membalikkan meja dan bangku mereka. Ia juga marah saat para murid menghalangi anak-anak untuk datang kepada-Nya (Mrk. 10:13-14). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 12 November 2023)

BERTUHAN ITU PILIHAN DAN BERKONSEKUENSI

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yos. 24:15b)

Hidup adalah pilihan sudah sering kita dengar, meski ada bagian hidup yang kita tidak dapat memilih, seperti kelahiran, kondisi fisik, orangtua, suku bangsa, dan lainnya. Kadang ini disebut sebagai nasib atau takdir, dan pengertiannya bisa negatif atau positif, tergantung sudut pandang. Namun setelah pribadi berkembang dan akal pikiran bertumbuh, manusia selalu diarahkan untuk memilih, dari hal kecil, seperti jenis makanan/minuman, sekolah, kerja keras atau santai, kawin dan jumlah anak, dan hal lainnya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yos. 24:1-3a, 14-25. Nas ini merupakan amanat perpisahan Yosua setelah ia berhasil membawa umat Israel masuk ke Tanah Kanaan. Ia mengumpulkan para tua-tua dan pemimpin untuk mendengar amanatnya. Tugasnya telah selesai dan ia meminta umat Israel memilih: menyembah Allah yang memanggil Abraham untuk menjadi bangsa yang besar, atau tidak menyembah allah nenek moyang mereka atau allah asing yang mereka baru kenal.

Kita juga bisa berhadapan dengan situasi yang sama. Ada banyak Allah dikenal umat manusia saat ini. Sejarah agama memperlihatkan, “konsep dan pengertian” Allah memang berkembang, mulai dari penyembahan “sesuatu” yang awalnya adalah ketakutan, kemudian ketidaktahuan, sampai kepada sumber pengharapan. Allah masa kini juga dikenal dalam berbagai versi, mulai dari allah yang memberi “restu” untuk membunuh demi keyakinan, sampai kepada pengertian allah yang tidak dapat dikenal dan tidak terjangkau pikiran oleh kaum agnostik. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 5 November 2023)

BERJALAN BERSAMA TUHAN

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

”Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau” (Yos. 3:7)

Menurut Derek Prince dalam bukunya Faith to Live By, ada tiga kata (dalam bahasa Inggris) yang dimulai huruf “f” perlu dipahami bedanya: fact, faith, and feeling (fakta, iman, dan perasaan). Firman Allah adalah fakta dan tidak berubah. Iman adalah sikap terhadap firman Allah sebagai fakta dan mengakuinya. Sementara perasaan, sesuatu yang dapat berubah. Tetapi jika iman berdiri teguh, perasaan akan seirama dengan fakta. Sebaliknya, jika dimulai dengan perasaan daripada fakta dan iman, seringnya akan berakhir dengan masalah.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yos. 3:7-17. Nas ini menceritakan persiapan Yosua memasuki Tanah Kanaan. Janji Tuhan kepada Musa juga diberikan kepada Yosua sebagaimana ayat pembuka di atas.

Ya, Tuhan selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Selain Yosua sebelumnya pengalaman sebagai pembantu Musa, ia juga diuji. Ada informasi bahwa orang Kanaan, Het, suku Hewi, Feris, Girgasi, Amori, dan Yebus akan menghadang. Mereka-mereka ini bangsa yang kuat dan berkubu (ay. 10; Bil. 13:28-33). Namun melalui hikmat kecerdikan Yosua dengan mengirim pengintai yang dibantu perempuan sundal Rahab, akhirnya mereka tahu situasi tanah yang akan dimasukinya (Yos. 2:1-24). Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!