KABAR DARI BUKIT (Edisi 20 Agustus 2023)

KASIH DAN PENGAMPUNAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej. 45:5)

Paus Fransiskus dalam audiensi umum kepada 12.000 jemaat yang hadir di Lapangan Santo Petrus bulan Agustus 2014, mengatakan rasa iri, dengki dan berperilaku buruk lainnya adalah manusiawi, tetapi sifat-sifat itu bukan Kristen (pgi.or.id). Alkitab sendiri menuliskan adanya puluhan sifat dan perilaku buruk manusia, yang bisa dikaitkan dengan iman, pengharapan dan kasih.

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita adalah Kej. 45:1-15. Ini kisah Yusuf saat memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, ketika mereka datang ke Mesir untuk mencari makanan sebab di Israel terjadi bencana kelaparan. Dalam kisah sebelumnya kita tahu, saudara-saudaranya telah menjual Yusuf sehingga menjadi budak (Kej. 37). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 13 Agustus 2023)

IRI HATI DAN KENAL DIRI

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya….” (Kej. 37:4a)

Salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah mengenal diri sendiri dengan baik, melalui penilaian jujur dan metode yang benar. Dengan kenal diri, maka seseorang akan lebih siap dalam mengembangkan diri. Dan yang lebih positif lagi, tidak akan muncul rasa iri hati, cemburu dan dengki.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 37:1-4, 12-28. Ini kisah hidup Yusuf anak Yakub bersama saudaranya; yang mungkin kita banyak tahu saat ikut Sekolah Minggu dulu. Yusuf anak kesayangan Yakub, suka diberi jubah yang maha indah (ay. 3). Belum lagi Yusuf suka mengadu tentang kejahatan saudara-saudaranya (ay. 2). Puncaknya, Yusuf bercerita tentang dua mimpinya bahwa saudara-saudaranya kelak akan menyembah dia (ay. 5-10). Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (ay. 11). Saudara-saudaranya pun bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya (ay. 18). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 6 Agustus 2023)

MENANG DALAM PERGELUTAN HIDUP

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Lalu kata orang itu: ”Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang” (Kej. 32:28)

Perjalanan kehidupan ada kalanya tidak mudah. Ada yang melaluinya dengan bergelut susah payah, merasakan pahit getir, banyak berkorban demi sebuah cita-cita pengharapan. Berjalan bersama Tuhan Yesus tetap memerlukan upaya dan lolos dari ujian dan rintangan. Keyakinan yang berlebihan justru kadang membawa manusia lupa diri, ternyata egoisme dan godaan yang muncul, seringkali membuat orang menjadi kalah dan akhirnya terpuruk.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 32: 22-31. Judul perikopnya: Pergumulan Yakub dengan Allah. Ini kisah perjalanan pulang Yakub dengan memboyong dua istri anak Laban dan 11 anaknya, budak dan ternak yang banyak (ay. 13-15, 22). Semua diperolehnya dengan perjuangan hidup bekerja selama puluhan tahun di kampung mertua.

Yakub ingin pulang, namun masih ketakutan atas tipuannya terhadap abangnya Esau. Menjelang tiba di tujuan, Yakub mengirimkan dahulu istri dan anak-anaknya, serta menghadiahi Esau dengan ratusan ternak. Ia memilih bermalam dahulu sendirian, melihat respon abangnya. Esau yang sukacita bersemangat menyambut adiknya, mengerahkan banyak orang bersiap, justru dikira Yakub ingin membunuhnya. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 30 Juli 2023)

KARMA DAN TABUR TUAI

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?” (Kej. 29:25b)

Alam semesta memperlihatkan hukum kausilitas sebab akibat, aksi reaksi, dampak interaksi dan tindakan; bukan hanya kebendaan tetapi juga interaksi sosial psikis manusia. Dan, ada mekanisme yang menjaga keseimbangan, keadilan dan keharmonisan.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kej. 29:15-28. Ini kisah Yakub yang melarikan diri ke rumah pamannya Laban, terkait tipuannya terhadap abang dan ayahnya untuk mendapatkan hak kesulungan. Sebagai paman, Laban memberi kesempatan Yakub tinggal bersamanya.

Laban memiliki dua anak perempuan: Lea dan Rahel. Yakub ternyata tertarik kepada Rahel yang cantik parasnya (ay. 17), dan ingin menikahinya. Sebagai mahar, Yakub sepakat bekerja selama tujuh tahun bagi Laban. Ternyata di malam pernikahan, Laban menipu Yakub dengan menyerahkan Lea (ay. 23). Yakub pun protes. Setelah perundingan, akhirnya Yakub setuju bekerja tujuh tahun lagi. Sebuah usaha panjang mendapatkan Rahel pujaannya (ay. 27). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 23 Juli 2023)

MITOS, MIMPI DAN TANTANGAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya” (Kej. 28:16b)

Setiap bangsa atau suku bangsa biasanya mempunyai mitos. Ini sering dipakai untuk memberi motivasi kepada anak cucu tentang kehebatan leluhur mereka. Tentu itu baik dan sah-sah saja serta tidak ada yang salah. Yang kemudian menjadi masalah, jika mitos dijadikan tameng kebanggaan dan mendapatkan keistimewaan, padahal nihil usaha dan prestasi kosong.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 28:10-19a. Judul perikopnya: Mimpi Yakub di Betel. Latar belakangnya, Yakub setelah menipu Esau abangnya tentang hak kesulungan, akhirnya melarikan diri ketakutan. Dalam pelarian itulah ia bermimpi, melihat sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: …. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, …, olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (ay. 12-14). Ini janji Tuhan yang merupakan pengulangan janji berkat kepada kakeknya, Abraham (Kej. 12:1-3; 15:5; 17:1-8). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 16 Juli 2023)

AKAL BUDI, MORAL DAN ETIKA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” (Kej. 25:31-32)

Di masa kecil di Sumatera Utara, sering dalam perbincangan muncul perkataan, “Ah, Yahudinya kau!”. Ini biasanya dilontarkan kepada seseorang yang pelit, pintar “ngeles”, dan banyak tipu muslihat. Mungkin ini bersumber dari kisah Yakub yang melakukan tipu muslihat terhadap abangnya Esau.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Kej. 25:19-34. Ini kisah keturunan Ishak yakni Esau dan Yakub yang lahir kembar. Esau disayang oleh bapaknya dan Yakub disayang ibunya (ay. 28). Yakub sangat cerdik dan memanfaatkan kelemahan Esau. Ia meminta hak kesulungan dengan hanya menukarkannya dengan sup kacang merah. Yakub sampai meminta Esau bersumpah (ay. 33). Namun untuk lebih yakin, Yakub dibantu oleh ibunya kemudian mengelabui Ishak. Dengan memakai kulit berbulu, Yakub mendekat mengaku sebagai Esau yang badannya berbulu. Ishak yang sudah tua dan rabun, meski ragu, akhirnya memberkati Yakub sebagai anak sulung (Kej. 27.18-29)

Apa yang kita lihat dari perilaku Yakub tadi? Saya jadi ingat buku yang ditulis Ibu Pdt. Dr. Dorothy I. Marx, dosen agama ITB dan mentor saya yang berjudul Itu kan, boleh?. Buku ini mengulas perilaku manusia yang melonggarkan standar etika dan kebenaran Alkitab demi memenuhi keinginan daging dan nafsu, berkompromi terhadap aborsi, peceraian, korupsi, perzinahan dan lainnya. Maka kita dapat melihat Yakub melalui nas ini yang melakukan tipu muslihat agar dirinya diuntungkan, mendapatkan hak kesulungan yang bagi umat Israel sangat penting, meski hal itu telah dinubuatkan sebelumnya (Kej. 25:23). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 9 Juli 2023)

JODOH DAN TUHAN

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: “Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa” (Kej. 24:60a)

Kisah perjalanan Abraham, Ishak, Yakub hingga Yusuf dijual ke Mesir, rasanya masih melekat di kepala dari guru sekolah minggu saya. Kisah yang menarik, penuh petualangan, terlebih ada berbagai kisah cinta dan dinamika kehidupan. Bagaikan sinetron berseri, tiap minggu kita penasaran lanjutannya, membuat sekolah minggu menjadi kegiatan yang sering dinantikan.

Firman Tuhan hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 24:34-67. Ini kisah Abraham mencari istri untuk Ishak, anaknya. Sara baru meninggal. Seperti orang Batak zaman dahulu, orang Israel saat itu mencari istri diutamakan dari kerabatnya. Abraham pun mengutus hambanya Eliezer untuk mencari pasangan Ishak, dengan disumpah agar tidak melenceng.

Setelah menempuh perjalanan jauh, Eliezer kehausan, dan menemukan sumur. Ia kemudian meminta tanda dari Tuhan, berdoa: “Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, – dialah kiranya isteri, yang telah TUHAN tentukan bagi anak tuanku itu” (ay. 43-44).

Ternyata seorang gadis, Ribka, melakukan sesuai tanda tadi. Ribka pun menjadi pilihan Eliezer, setelah ia diajak bermalam di rumah ayahnya, Betuel. Keluarga Ribka tidak menolak dan percaya petunjuk Tuhan tersebut. Maka Eliezer memberi perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran sebagai mahar dan membawa Ribka pulang (ay. 53-59). Ishak dan Ribka menikah, kemudian memperoleh anak yang salah satunya adalah Yakub. Keturunan Yakub ada 12 orang yang menjadi induk suku bangsa Israel. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 2 Juli 2023)

PEMIMPIN PENYESAT

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN” (Yer. 28:9)

Bagaimana membedakan gereja atau hamba Tuhan yang benar? Kadang kita dikejutkan dengan berita satu-dua gereja yang dianggap sesat, seperti gereja Pdt. Jones di Amerika Selatan, Pdt. Sibuea di Bandung, Pdt. Jung Myung Seok di Korea, dan lainnya. Bagaimana pula membedakan seorang pemimpin yang baik dan benar, agar umat atau anggota tidak ikut tersesat?

Tentu saja itu tidak mudah. Apalagi sering kali kita manusia memakai ukuran dunia, seperti populer dan pandai berkhotbah, banyak pengikut atau penggemarnya, kaya dan berlimpah materi, dan lainnya. Maka hal itu membuat susah diujinya.

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yer. 28:5-17. Ini kisah pertentangan nabi Yeremia dengan nabi Hananya, yang bernubuat bahwa umat Israel hanya dua tahun saja dibuang ke Babel. Oleh karena itu ia berkata, perkakas-perkakas rumah TUHAN akan mampu dikembalikannya (ay. 11-12). Yeremia sebaliknya mengatakan, bahwa pembuangan ke Babel akan berlangsung lama. Dan, terbukti berlangsung 70 tahun.

Melalu nas ini kita dapat belajar tentang menguji gereja atau hamba Tuhan dengan beberapa cara. Pertama, nabi yang baik dan benar mestilah membawa damai, seperti dituliskannya, “Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN” (ay. 9). Oleh karena itu hamba Tuhan atau pemimpin yang membawa permusuhan dan perpecahan, pembenci, sikap dan tindakannya tidak berdasar kasih, jelas bukanlah hamba Tuhan atau pemimpin yang baik dan benar. Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 25 Juni 2023)

ISHAK, ISMAEL DAN KITA

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; …, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak” (Kej. 21:12)

Agama “Samawi” dikenal sebagai tiga agama yang berlatar belakang Abraham, yakni Yahudi, Kristen dan Islam. Samawi berarti sumbernya dari “wahyu” sorga, dan kadang ketiga agama ini disebut juga dengan Abrahamik. Agama Samawi dibedakan dengan agama “Ardhi” yang dianggap lebih bersumber dari hikmat manusia, budaya dan tradisi, seperti Hindu, Buddha dan lainnya, dan tidak mengenal nabi atau rasul.

Dua agama Samawi yakni Kristen dan Islam menjadi besar karena buah penyebarannya sesuai doktrin yang dianut, sementara agama Yahudi lebih “tertutup” karena terkait etnis. Hubungan ketiga agama ini tidak selalu mulus, kadang ada gesekan dan bahkan bentrokan keras. Kita tahu Perang Salib, saat Paus Urbanus II dan Kaisar Bizantium Alexius Komnenus memerintahkan pasukan mereka untuk bergerak merebut kembali Yerusalem yang saat itu sudah dikuasai oleh umat Islam (Bani Saljuk); yang membatasi umat Kristen beribadah disana. Tentu ada faktor politik dan ekonomi sebagai penyebab lainnya.

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini dari Kej. 21:8-21. Ini kisah tentang Abraham yang diminta oleh Sarah istrinya untuk mengusir Hagar, budak yang menjadi istrinya saat Sarah belum mempunyai anak. Setelah Ishak anak Sarah lahir, timbul kecemburuan dan ketakutan Sarah, Ismael anak Hagar akan menjadi ahli waris (ay. 10). Read more

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 Juni 2023)

JANJI, KEBAIKAN DAN MUKJIZAT

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

”Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?” (Kej. 18:14)

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kej. 18:1-15. Judul perikopnya: Allah mengulangi menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham. Mengulangi berarti kedua, karena Tuhan telah memberikan sebelumnya di Kej. 13:16: “Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya” (bdk. Kej. 22:17, keturunanmu seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut).

Untuk kita, apakah sudah merasa memiliki janji Tuhan? Atau, hanya sebatas janji-Nya akan memberi hidup kekal masuk sorga dengan percaya dan taat kepada-Nya? Bagaimana dengan mukjizat, apakah ada janji Tuhan tentang pengharapan dan pergumulan dalam kehidupan kita sehari-hari? Ya, untuk ini memang perlu iman yang kuat bahwa Tuhan mau dan mampu serta berkuasa memenuhi janji-Nya kepada orang percaya.

Kegagalan memiliki janji biasanya karena kita tidak dapat melihat dan merasakan Tuhan itu ADA, Maha Kuasa, Mahahadir, dan IA ingin campur tangan dalam kehidupan semua orang. Jika seseorang tidak percaya Tuhan ada, ya disayangkan; cuek tidak peduli, ya tidak masalah; tetapi IA tetap berkuasa dalam kehidupan semua, termasuk yang tidak percaya. Namun bagi orang yang berpikir baik dan benar, banyak hal yang kita tidak mampu mengerti jalannya kehidupan ini. Tidak mungkin juga kita mampu memahami semua yang terjadi. Oleh karena itu, benar, Tuhan adalah jawaban untuk hal yang tidak dapat kita pahami. Read more

Hubungi Kami

Tanyakan pada kami apa yang ingin anda ketahui!